يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ ( الماۤئدة : ٩٥) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa y
Muhammad Saroji - File pribadi Aku berdiri di puncak tebing, memandang jauh ke bawah , pada orang-orang yang lalu lalang mencari nafkah, penuh semangat dengan kucuran keringat, melintasi debu-debu beterbangan demi anak dan istri tercinta. Di puncak tebing ini ku pandangi alam sekeliling, pada bumi yg tidak perawan lagi, penuh nanah penuh sampah, diperkosa manusia-manusia serakah, diperah hingga berdarah-darah, hingga tinggal lolongan sumpah serapah dari orang-orang miskin yang terlanjur hidup dalam susah payah. Di puncak tebing ini, bukanlah aku hendak mengutuk pada "negeri bedebah", karena dikelola oleh orang-orang durhaka, tapi di puncak tebing ini aku hanya ingin mencari jejak kekasihku, yang terlintas di antara bebatuan dan rerumputan, ditengah padang gersang, kering dan mencekam, ketika itu kekasihku bilang, cintaku hanyalah untukmu seorang, bahkan tak kan pernah hilang, sampai nyawa terlepas dari badan. Bumiku, janganlah menangis, tumbuhkanlah