لَقَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ وَّنَقُوْلُ ذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ ( اٰل عمران : ١٨١) Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar". ( QS. Ali 'Imran ayat 181 ). Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang Yahudi yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya." Orang-orang Yahudi beranggapan bahwa perintah berinfak di jalan Allah atau bersedekah untuk kepentingan sosial menunjukkan bahwa Allah miskin sehingga butuh pinjaman harta dari manusia. Seandainya Allah kaya, menurut mereka, niscaya Allah tidak menyuruh untuk berinfak dan bersede
Apa salahku padamu, hingga kau membenciku dengan kebencian tak berujung, tak pernah ku nodai kesucianmu, bahkan kesucianmu telah kau berikan dengan tulus kepada orang yang telah menabur benih~benih suci di rahim~mu. Apa salahku padamu, tak pernah aku mengoreskan luka di tubuhmu, bahkan tak pernah meminta janji dan kesetiaan darimu, tidak ada sumpah sehidup semati. Ah, cinta kita cinta monyet, cinta anak kecil yang sanggup memberi kesenangan karena belas kasih ibu dan bapak. Lalu apa salahku padamu? ketololanku membuka jalan bagi orang lain bersemayam dalam hidupmu, menaburkan benih~benih suci di rahim~mu, menjadi anak~anak manis yang riang, yang dirimu rela berkorban jiwa dan raga demi kebahagiaannya, demi kesuciannya, lalu apa salahku padamu? @Copyright