يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ ( الماۤئدة : ٩٥) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa y
Aku kedinginan sekali Mama, menggigil sampai ke ulu hati, aku ingin memanggilmu untuk segera berlari kemari, tapi lidahku kelu seakan mau mati, aku tak tau orang~orang berlarian kesana kemari, tak memperdulikan keluhanku di pembaringan ini. Aku lelah sekali Mama, ingin menangis dan bersimpuh di pangkuanmu, aku ingin kau tau Mama, ada butir hangat mengalir di pelupuk mata, aku ingin tegar sepertimu Mama, menikmati keterpurukan dengan sepenggal doa. Senja dan gerimis turun perlahan, daun~daun kering luruh berguguran, aku tidak seperti batu karang Mama, yang tetap tegar diterjang angin dan gelombang, lantunan doaku seperti nyanyian sumbang, tak kuasa mengetuk pintu langit dalam kegelapan. Aku hanya diam membisu, Mama, seribu keinginan tercekat, satu permintaan tak dapat ditunaikan, hidup seperti merangkai kata~kata, antara suka dan duka, dendam atau kerinduan. Cipali, 23.01 - 31 Maret 2018 @Copyright