Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2009

Perjuangan

Membeli buah2an di pasar, dimakan enak...enak...enak... Tapi menanam sendiri buah itu,menyirami,memupuk,menyiangi,merawat bunga dan buahnya,kemudian memetik dan memakan buahnya...itulah kenikmatan luar biasa yang dapat membawa kita mengerti arti perjuangan dan pengorbanan. Menuju keberhasilan itu sabar,sabar dan sabar... -- CREATED BY : MUHAMMAD SAROJI

Aku Masih Ingat

Aku masih ingat ketika dulu melihatmu kau agung dan kau perkasa memandang matamu bagai menatap matahari tapi sinar matamu bagai cahaya bulan. Berjuta orang memuja-muja beratus negara membungkukkan kepala wahyu itu wahyu nusantara kau memimpin negeri kaya bagaikan raja. Bagiku kau bagaikan malaikat kulitmu tak tersentuh kecuali oleh golongan ningrat pakaian kebesaranmu selalu harum semerbak meski kau berorasi tentang kemelaratan dan kebodohan aku risih merindukanmu untuk duduk sederajat dan sebangku denganku aku malu begitu malu kau puncak segala kekuasa aku puncak segala ketidakberdayaan. Matahari selalu terbenam di sebelah barat tempat ka'bah dimana aku berkiblat amanat kekuasaan kau genggam hingga senja dimana malam gelap sebentar lagi menjelang. Tapi ternyata kau tidur terlena sejarah emas dulu kau ukirkan kini berbalut sampul darah dan air mata beribu orang dulu kau hinakan beribu orang kini menghujat. Tapi aku tetap risih merindukanmu bangku dan kursimu jauh berbeda dan aku ma

Ketika Kebenaran Diabaikan

Ketika kebenaran diabaikan kau tak akan berkata tidak meski nuranimu berkata tidak dan kau akan terhimpit dalam ketakutan merki seribu pasukan mengawalmu. Hukum itu untuk siapa tak lain adalah untuk kita semua sesungguhnya kita adalah sederajat punya hak asasi dan kewajiban yang sama ingatlah dimanapun kau berbuat kelak akan dipertanggungjawabkan tak berarti harta benda dikumpulkan jika amal kebajikan tak kau biasakan dua tahun lalu ketika permaisurimu telah tiada ternyata keagungan itu telah dicabut oleh Yang Maha Kuasa itulah bukti yang nyata kekuasaan dunia itu tiada kekal dan hanya meninggalkan ratapan Ketika rakyatmu kini kembali menggugat adalah karena keadilan itu milik semua orang. Jakarta 22 Desember 1998 -- CREATED BY : MUHAMMAD SAROJI

Menjemputmu

Ketika aku menjemputMu ada seberkas kerinduan yang mendalam padaMu seakan Kau ruh yang bersemayam dalam dadaku sukma yang memberi kehangatan dalam setiap langkah kakiku. Tapi ketika Kau datang aku menangis tidak seperti dulu aku sambut dengan tawa tawa itu kinimahal harganya semahal orang berfikir bagaimana mendapatkan sesuap makanan tapi ternyata tangis ini menjadi begitu indah karena bersamaMu aku mengerti kehidupan kehidupan yang dulu pernah diinjak-injak disia-siakan dan dicampakkan bagai sampah citraMu adalah cahaya kesucian memberi aku penerang di malam yang gelap. Kau datang padaku di saat negeri ini luluh lantak di saat tanah ini bersimbah darah dan air mata di negeri ini banyak orang mengeluh dan berputus asa pada saat kemarau kebakaran di mana-mana dan pada saat hujan banjir dimana-mana negeri ini dulu pernah dipuja-puja disucikan dan dimuliakan tiada bangsa lain akan menghina kini negeriku menangis perih ditikam dipancung anak sendiri dimanakah akhlak budi pekerti bersembuny

Indah

Dipandang dari jauh purnama itu semburatkan warna keperakan aku teringat ada kisah indah tertinggal kisah cinta pertama terpenggal Malam ini purnama juga tampak indah mengingatkan kembali butir butir kata yang tercecer di antara jiwa orang-orang yang kepadanya pernah ku prasastikan..I'V U..I'V U.. Keindahan dalam dosa keindahan penuh kealphaan. Mengapa.. Bila kemudian rembulan itu tenggelam di kegelapan mega-mega tak jua ku katakan..Astaghfirullah....?

Kegersangan dan Kegelisahan

Entah sudah berapa tahun kita bahkan negeri ini akrab dengan bencana. Entah ini cobaan ataukan azab tapi seakan penderitaan ini menghinakan mengharukan ....meluluhlantakkan. Jangan bertanya salah siapa dosa siapa ini negeri telah berjamaah dalam gelombang dosa dan maksiat ada yang khusyu' ada yang terlena nyanyian merdu melengking takabur nyanyian lara mengundang karma... Anak kecil menangis haru biru rembulan pecah semburat keperakan aku gersang tangan menengadah Tuhan, kapan negeri ini mendapat ampunan ?

Kembali

Kawan ! Aku juga ingin kembali berbagi cerita bukan nestapa ! Kawan ! Tapi ini malam jiwaku kejang-kejang .... Jiwaku mengerang ! Kawan ! Aku juga manusia..

Biarkan Saja

Biarkan saja mata ini menangis mata mata-mata besok juga berhenti tertawa lagi. Siapa sangka senja ini kejam malam ini biarkan nyanyian jangkrik diam biarkan mimpi berulang aku merenda tali kasih yang lama hilang

Mata Ini

Mata ini tercipta untuk memandangMu. Mata ini menangis dan berbinar memandang cahyaMu. Mata ini memuji menikmati menangis dan bersedih untukMu

Mengapa

Mengapa harus ada bencana..

Bencana

Bencana berturut-turut dan makin mengerikan di tengah-tengah pesta para pejabat...

ALBUM

Bumiku

Bumiku merintih pedih darah bersimbah menangis sedih di segala penjuru maut mengepung kemana jiwaku hendak berlindung bumiku jiwaku menangis berkabung. Tuhanku kali ini izinkan aku memohon ampun dosa bertumpuk martabat terpuruk aku mengeluh kapan kegelapan runtuh aku bermimpi kapan cahaya terang kembali. Tuhanku kapan bumiku ramah kembali... CREATED BY : MUHAMMAD SAROJI