لَقَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ وَّنَقُوْلُ ذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ ( اٰل عمران : ١٨١) Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar". ( QS. Ali 'Imran ayat 181 ). Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang Yahudi yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya." Orang-orang Yahudi beranggapan bahwa perintah berinfak di jalan Allah atau bersedekah untuk kepentingan sosial menunjukkan bahwa Allah miskin sehingga butuh pinjaman harta dari manusia. Seandainya Allah kaya, menurut mereka, niscaya Allah tidak menyuruh untuk berinfak dan bersede
Hud, ayat 35 {أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَعَلَيَّ إِجْرَامِي وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تُجْرِمُونَ (35) } Malahan kaum Nuh itu berkata, "Dia cuma membuat-buat nasihatnya saja.” Katakanlah, "Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku dan aku berlepas diri dari dosa yang kalian perbuat.” Ini adalah kalimat sisipan yang berada di tengah-tengah kisah ini, berkedudukan menguatkan dan menetapkannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada Nabi Muhammad Shalallahu'alaihi Wasallam, "Malahan orang-orang kafir yang ingkar itu mengatakan bahwa dia cuma membuat-buatnya dan merekayasanya dari dirinya sendiri." {قُلْ إِنِ افْتَرَيْتُهُ فَعَلَيَّ إِجْرَامِي} Katakanlah, "Jika aku membuat-buat nasihat itu, maka hanya akulah yang memikul dosaku. (Hud: 35) Yakni dosanya aku tanggung sendiri. {وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تُجْرِمُونَ} dan aku berlepas diri dari dosa yang kalian perbuat.” (Hud: 35) Maksudnya, hal tersebut