Memahami ilmu agama tidaklah dapat disederhanakan dengan kalimat "ikuti saja sunnah". Diperlukan perangkat untuk dapat mengikuti sunnah sebagaimana yang dipahami oleh para ulama--dalam konteks ini para sahabat radhiyallāhu ta'āla anhum merupakan kelompok terdepan dalam barisan ulama. Menyederhanakan pemahaman ilmu agama, dengan kalimat "ikuti saja sunnah" membuka kemungkinan bagi kalangan awam untuk terjerumus ke dalam kesesatan. Syaikh Ibnu al-Wahhāb rahimahullah, sebagaimana dikutip oleh Syaikh Muhammad Awwāmah, mengatakan: الحديث مَضلَّةٌ الَّا للْعلَماءِ Hadits merupakan tempat yang membuat orang (awam) menjadi sesat, kecuali bagi para ulama. Kesesatan yang dimaksud di dalam pandangan Syaikh Ibnu Wahhab di atas adalah sesat pikir di dalam memahami hadits karena tidak menggunakan perangkat ilmu. Di antara contoh sesat pikir itu, adalah kekeliruan di dalam memahami hadits berikut: أَيُّمَا إِمرأةٍ اسْتعْطرتْ فَمرَّتْ عَلَى قَوْم ليجدوا ريْحَها فهِي زانيةٌ
Media Dakwah, Komunikasi dan Persatuan Umat Islam