Selasa, 28 April 2020

Doa Dalam Balutan Gerimis



Ya Allah,
Dalam balutan gerimis ini aku memohon kepadaMu,
Angkatlah wabah penyakit Covid-19 yang melanda seluruh dunia ini, 
Perih hatiku menyaksikan musibah yang bertubi-tubi,
Ketika hamba-hamba muslim tidak lagi khusyu beribadah di masjid,
Anak-anak tidak lagi bisa bersekolah dan mengaji,
Pondok pesantren tutup,
Sekolah libur,
Pekerja pada menganggur,
Sedangkan rasa lapar dan haus tidak lagi dapat diundur-undur.


Ya Allah, 
Semua yang terjadi di dunia ini atas kuasaMu,
Berjalan dan berlalu atas kehendak takdirMu,
Ketika kematian terjadi dimana-mana,
Jazad-jazad lelah bergelimpangan,
kalah melawan penyakit di badan,
Betapa lemahnya kuasa manusia,
Betapa takutnya menghadapi  kematian.

Ya Allah,
Kuatkanlah kami,
Dan semua orang-orang yang tak lelah mensujudiMu,
Di bulan Ramadhan yang suci ini,
Muliakanlah kami,
Selamatkanlah negeri kami,
Berikanlah kemenangan dalam menghadapi wabah Covid-19 ini,
Agar kehidupan dapat berjalan normal kembali,
Sesuai tuntunan syariatMu yang suci.
Aamiin Yaa Robbal Aalaamiin.

Petarukan, 28 April 2020


Dia Adalah Cinta



Dalam gelap,
Aku coba memandangmu dari kejauhan,
Kau yang selama ini memendam kerinduan,
Dan tak sedikitpun aku memberikan senyum kehangatan.

Mungkin sedikit tegur sapaku, bagaikan titik air di Padang gersang,
Bagai gerimis di Gurun Sahara.

Angin dingin mengalir menerjang bebatuan,
Lebah dan ilalang bernyanyi menanti anugerah,
Tuhan,
Cairkanlah kebekuan hatiku ini,
Dia adalah cinta,
Dia itu cinta,
Yang selalu ku pandang dari kegelapan.

Petarukan, 28 April 2020

Al Basthu dan Al Qobdhu (2)

Ilustrasi


 البَسْطُ تاءْخُذُ النَّفْسُ مِنْهُ حَظَّهاَ بِوُجُودِ الفَرَحِ والقبضُ لاَ حَظَّ للنَّفْسِ فِيْهِ 

" Didalam keadaan lapang (bashtu), hawa nafsu dapat mengambil bagiannya karena gembira, sedang dalam keadaan sempit (qobdhu) tidak ada bagian sama sekali untuk hawa nafsu."

Hikmah ini menjelaskan hikmah sebelumnya tentang sulitnya menjaga adab/ tatakrama kepada الله dikala keadaan Basthu,maka dari itu sedikit sekali orang yang bisa menepati adab kepada الله dikala Basth.
 karena itu manusia lebih aman dalam kesempitan, karena hawa nafsu tidak dapat berdaya dan tidak dapat bagiannya.
Syeih Abul Hasan Assayadzily رضي الله عنه. berkata: Alqobdhu wal Basthu (  susah /sedih dan senang dalam hati) itu selalu silih berganti dalam perasaan tiap hamba, bagaikan silih bergantinya siang dan malam.Dan sebabnya qobdhu (susahnya hati) itu salah satu dari tiga: karena dosa atau kehilangan dunia. atau dihina orang. maka jika seseorang merasa berdosa maka segeralah bertaubat. jika kehilangan dunia, maka harus rela dan menyerahkan kepada hukum الله. dan jika dihina orang  harus sabar. dan jagalah dirimu jangan sampai kamu merugikan orang lain, 
Dan apabila terjadi qobdh yang tidak di ketahui penyebabnya, maka harus tenang dan menyerah kepada الله. ان شاء الله tidak lama akan sirna masa gelap dan berganti dengan terang, adakalanya terangnya bintang, yaitu ilmu. atau sinar bulan yaitu tauhid. atau matahari yaitu ma'rifat. tetapi jika tidak tenang di masa gelap (qobdh) mungkin akan terjerumus kedalam kebinasaan.
Adapun masalah basthu (riang/senangnya hati), maka sebabnya adalah satu dari tiga ini: karena bertambahnya kelakuan ibadah/taat dan bertambahnya ma'rifat atau bertambahnya kekayaan atau kehormatan dan yang ke tiga karena pujian dan sanjungan orang kepadanya. 
maka adab seorang hamba :jika merasa bertambah kelakuan ibadahnya dan ilmu ma'rifatnya, harus merasa bahwa itu semata-mata karunia dari الله,dan berhati-hati jangan sampai merasa bahwa itu dari hasil usahanya sendiri. dan jika mendapat tambahnya harta dunia, maka ini pula sebagai karunia dari الله juga, dan harus waspada jangan sampai terkena bahayanya. adapun jika mendapat pujian dari orang lain kepadamu, maka kehambaanmu harus bersyukur kepada الله yang telah menutupi kejelekanmu/ aibmu, sehingga orang lain hanya melihat kebaikanmu. 


Al Basthu dan Al Qobdhu

Ilustrasi


 بسطكَ كى لا يُبْقِيك مع القبضِ وقبضكَ كى لا يترُككَ معَ البسطِ واخْرَجكَ عَنْهماكى لاتكون لشىءٍدونهُ 

Allah melapangkan bagimu, supaya kamu tidak selalu dalam kesempitan (qobdh). dan الله telah menjadikan kamu sempit supaya kamu tidak hanyut(terlena dalam kelapangan(basth). dan الله melepaskan kamu dari keduanya, supaya kamu tidak tergantung kepada sesuatu selain الله."

Arti Hikmah ini, الله selalu membuat macam-macam keadaan hatimu, supaya kamu selalu sadar dan fana', yakni,tidak melihat keadaanmu itu.

 Jadi Qobdhu (kesempitan itu untuk ahli Bidayah, seumpama tidak ada Qobdhu tentu tidak bisa melatih/mencegah dari kebiasaan dan kesenangan nafsu. Sedangkan maqom Basthu, bagi orang yang masuk permulaan futuh, supaya tidak kendor kekuatannya dan angauta badannya bisa digunakan untuk sesuatu yang disenangi yaitu pemberian  dari الله dan dan tanda-tanda ridho dari الله. 

Sedangkan maqom I'TIDAL, itu bagi orang yang berada pada ahir suluknya, supaya keadaannya bisa tetap (tidak berubah) dan bersih amalnya,dan selalu di sisi الله, tanpa ada 'illat.الله merubah-rubah keadaan dari sedih ke gembira, dari sakit ke sehat, dari miskin kekaya dari gelap keterang dan seterusnya, supaya mengerti bahwa kita tidak bisa lepas dari hukum dan ketentuan-Nya. dan supaya kita selalu berdiri diatas landasan LAA-HAULAA-WALAA-QUWWATA ILLAA-BILLAH.

firman الله:

لِكيْلا تأ ْسَوْاعلٰى ماَ فاَتَكُم ولا تَفرَحُوْا بِماَ اٰتَكمُ ْ

" Supaya kamu tidak sedih (menyesal) terhadap apa yang terlepas dari tanganmu, dan tidak gembira atas apa yang di berikan kepadamu". 

 العَارِفوُنَ اِذاَ بُسِطواُ اَخـْوَفَ مِنْهُمْ اِذاَ قبَضَُوا وَلاَ يَقِفُ على َحُدُودِ الاَدَبِ فى الْبَسْطِ الاَّ قلِيْلٌ 

"al-'Arifun (Orang yang ma'rifat billah) jika merasa lapang, itu lebih khawatir/ takut kepada الله, dari pada jika berada dalam kesempitan, dan tidak dapat berdiri tegak dibatas-batas adab dalam keadaan lapang (basthu) kecuali hanya sedikit sekali."

Dalam kitab 'Latho-iful minan' Syeih Ibnu Ato-illah berkata: " Keadaan basthu itu menggelincirkan kaki para lelakinya الله (orang sholih),. 

Jadi keadaan Basthu menjadikan sebab para 'Arifin menambah kehati-hatiannya, dan kembali pada الله. Sedangkan keadaan Qobdhu itu lebih dekat dengan keselamatan, karena itu sudah menjadi kedudukan hamba. Karena hamba selalu dalam genggaman dan kekuasaan الله".
Abu bakar Assidiq رضي الله عنه. berkata: "kami diuji dengan kesukaran, maka kami kuat bertahan dan sabar. tetapi ketika kami diuji dengan kesenangan (kelapangan), hampir tidak tahan/ sabar".

Syeikh Yusuf bin Husain ar-razy menulis surat kepada Al-Junaidy: "Semoga الله tidak memberimu rasa kelezatan hawa nafsumu,jika engkau merasakan kelezatan,maka tidak akan merasakan kebaikan untuk selamanya".


Permintaan Orang Arif Billah

Ilustrasi Berdoa


مَطْلَبُ العارفينَ مِنَ اللهِ تعالى الصِدق ُ في العُبُوديةِ والقِيامُ بحُقوُقِ الرُّبُوبيَّةِ 

"Permintaan orang yang sudah makrifat kepada الله, hanya semoga dapat bersungguh-sungguh dalam menghamba dan tetap dalam menunaikan hak-hak kewajiban terhadap Tuhan."

Yang dinamakan Sidqul 'Ubudiyyah yaitu: menetapi tatakramanya menghamba pada الله (ubudiyyah), seperti mencukupi hak-haknya الله dalam beribadah, mensyukuri pemberian الله , sabar menghadapi bala', menyerahkan semua urusannya pada الله, selalu Muroqobah (meniti taqdir الله, yang terjadi atas dirinya dan lainnya),memperlihatkan fakirnya kepada الله dan selalu mengharap rahmatnya الله dan lain-lain.
Hikmah 89 ini menjelaskan seorang arif itu tidak mempunyai permintaan kepada الله, kecuali dua perkara : 
1. SHIDQUL 'UBUDYYAH,  
2. AL-QIYAMU BIHUQUQIR-RUBUBYYAH. 
Tanpa melihat kepentingan dirinya dan nafsunya.
Berbeda dengan orang yang belum 'Arif billah, yang belum bisa meninggalkan kepentingan diri dan nafsunya.
  Syeikh  Abu Madyan berkata:
"Jauh berbeda antara orang yang semangat keinginannya hanya bidadari dan gedung [surga], dengan orang yang keinginannya selalu bertemu kepada Tuhan yang menciptakan bidadari dan yang mempunyai gedung [surga]. Sungguh-sungguh dalam sifat kehambaan, ialah: Berakhlak dan beradab sebagai seorang yang patuh dan taat kepada tuannya".


Syarat Sah Puasa

Ilustrasi Berbuka puasa bersama

SYARATA SAH PUASA:
- Islam
- Berakal
- Bersih dari haid & nifas
- Mengetahui waktu diperbolehkan untuk berpuasa.

➡Berarti tidak sah puasa orang kafir, orang gila walaupun sebentar, perempuan haid atau nifas dan puasa di waktu yang diharamkan berpuasa, seperti hari raya atau hari tasyriq.

➡Adapun perempuan yg terputus haid atau nifasnya sebelum fajar maka puasanya tetap sah dengan syarat telah niat, sekalipun BELUM mandi sampai pagi.

SYARAT WAJIB PUASA

1. Islam

Puasa tidak wajib bagi orang kafir dalam hukum dunia, namun di akhirat mereka tetap dituntut dan diadzab karena meninggalkan puasa selain diadzab karena kekafirannya.

Sedangkan orang murtad tetap wajib puasa dan mengqodho' kewajiban-kewajiban yg ditinggalkannya selama murtad.

2. Mukallaf (baligh &
 berakal).

Anak yg belum baligh atau orang gila tidak wajib puasa, namun orang tua wajib menyuruh anaknya berpuasa pada usia 7 tahun jika telah mampu dan wajib memukulnya jika meninggalkan puasa pada usia 10 tahun.

3. Mampu mengerjakan puasa (bukan orang lansia atau orang  sakit).

Lansia yang tidak mampu berpuasa atau orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh menurut medis wajib mengganti puasanya dengan membayar fidyah yaitu satu mud (7,5ons) makanan pokok untuk setiap harinya.

4. Mukim (bukan musafir sejauh ± 82 km dan keluar dari batas daerahnya sebelum fajar).


RUKUN2 PUASA:

- Niat,

Niat untuk puasa wajib, mulai terbenamnya matahari sampai terbitnya fajar di setiap harinya. Sedangkan niat untuk puasa sunnah, sampai tergelincirnya matahari (waktu duhur) dengan syarat:

a.  diniatkan sebelum masuk waktu dhuhur.

b. tidak mengerjakan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum dan lain-lain sebelum niat.

🔹NIAT PUASA Ramadhan yg sempurna:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَان هذِهِ السَّنَة ِللهِ تَعَالَى

Saya niat mengerjakan kewajiban puasa bulan Ramadhan esok hari pada tahun ini karena Allah SWT.


- Menghindari perkara yang membatalkan puasa. Kecuali jika lupa atau dipaksa atau krn kebodohan yg ditolerir oleh syari'at (jahil ma'dzur)
Jahil ma'dzur/kebodohan yang ditolerir syariat ada dua:
a. hidup jauh dari ulama'.
b. baru masuk islam.

Hal-hal Yang Membatalkan Puasa:

- Masuknya sesuatu ke dalam rongga terbuka yang tembus ke bagian dalam tubuh seperti mulut, hidung, telinga dan lain-lain jika ada unsur kesengajaan, mengetahui keharamannya dan atas kehendak sendiri. Namun jika dalam keadaan lupa, tidak mengetahui keharamannya karena bodoh yang ditolerir atau dipaksa, maka puasanya tetap sah.

    - Murtad, sekalipun masuk islam seketika.
  
  - Haid, nifas dan
melahirkan sekalipun sebentar.
   - Gila meskipun sebentar.

    - Pingsan dan mabuk sehari penuh. Jika masih ada kesadaran sekalipun sebentar, tetap sah.

    - Bersetubuh dengan sengaja dan mengetahui keharamannya.

    - Mengeluarkan mani dg sengaja, spt dg tangan atau dg menyentuh istrinya tanpa penghalang.

    - Muntah dangan sengaja.

Masalah-masalah yang berkaitan dengan puasa:

1. Apabila seseorang berhubungan dengan istrinya pada siang hari Ramadhan dengan sengaja, tanpa terpaksa dan mengetahui keharamannya maka puasanya batal, berdosa, wajib menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sampai maghrib dan wajib mengqodhoi puasa serta wajib membayar kaffaroh [denda] yaitu:

– membebaskan budak perempuan yang islam

– jika tidak mampu, wajib berpuasa dua bulan berturut turut,

– jika tidak mampu maka wajib memberi makanan pada 60 orang miskin masing-masing berupa 1 mud (7,5 ons) dari makanan pokok. Denda ini wajib dikeluarkan hanya bagi laki laki.

2. Hukum menelan dahak:

- Jika telah mencapai batas luar tenggorokan, maka haram menelan dan membatalkan puasa.

- Jika masih di batas dalam tenggorokan, maka boleh dan tidak membatalkan puasa.

Yang dimaksud batas luar menurut pendapat Imam Nawawi (mu'tamad) adalah makhroj huruf kha' (ح), dan dibawahnya adalah batas dalam.

Sedangkan menurut sebagian ulama' batas luar adalah makhroj huruf kho'(خ), dan di bawahnya adalah batas dalam.

3.  Menelan ludah tidak membatalkan puasa dengan syarat:

– Murni (tidak tercampur benda lain) [FM]

Senin, 27 April 2020

Bara Cinta



Apa yang aku pikirkan,
Ketika tiba-tiba terbayang wajahmu di pelupuk mata,
Seraut wajah yang memiliki satu permintaan,
Tentang kesucian cinta dan kasih sayang.

Pematang sawah ini menjadi saksi,
Ketika jazad makin lelah menjalani sesuatu yang tak pasti,
Betapa tak lelahnya kau menanti,
Sesuatu dariku yang makin tak ku mengerti.

Apa yang tidak untuk dirimu dari diri ini,
Nyawaku,
Kehormatanku,
Lelah tangisku,
Bahkan membuang mimpi-mimpiku,
Semua demi dirimu.

Apa yang tidak untukmu dari tangan kecil ini,
Menangis tidaklah penting,
Sepanjang siang sepanjang malam adalah doa,
Untuk keutuhan cinta yang suci.

Kau yang makin jauh tak bertepi,
Seperti tangisan anak kecil di malam sunyi,
Dari pematang sawah ini aku berlari-lari,
Demi menggapai kasihmu,
Hingga lelah sendiri.

Kau yang tak pernah lelah,
Ketika cintaku hanyalah diam,
Kau yang tak pernah mengalah,
Ketika dayaku hanyalah sedikit sisa,
Kaulah yang perkasa,
Karena kaulah cinta yang penuh bara.


Iser, Petarukan - Senin, 27 April 2020

Minggu, 26 April 2020

Tips Mencari Calon Istri Sholehah






والأولى أيضا أن تكون وافرة العقل وحسنة الخلق. قال بعضهم: ينبغي أن تكون المرأة دون الرجل بأربع وإلا استحقرته: بالسن، والطول، والمال، والحسب، وأن تكون فوقه بأربع: بالجمال، والأدب، والخلق، والورع.
قال في المغني: وهذه الصفات كلها قل أن يجدها الشخص في نساء الدنيا، وإنما توجد في نساء الجنان.

"Dan sebaiknya wanita akan menjadi istri kita adalah wanita yang  sempurna akalnya dan baik akhlaknya, berkata sebagian ulama : "Seyogyanya seorang laki-laki itu harus lebih unggul dari calon istrinya dalam empat (4) hal, jika tidak, maka nantinya istrinya tersebut akan meremehkan suaminya, empat hal tersebut adalah : dari segi umur, tinggi, harta, dan nasabnya. 
Dan seyogyanya calon istri itu harus lebih unggul dari suaminya dalam empat (4) hal juga, yaitu : paras, adab, akhlak, dan wara'.
Di sebutkan dalam kita Mughnil Muhtaj Syarh Minhaj : Keempat sifat-sifat ini sangat jarang sekali berkumpul semuanya pada diri seorang wanita dari wanita-wanita di dunia, akan tetapi sifat-sifat tersebut akan di temukan semuanya pada diri seorang bidadari surga."

Refrensi : I'anatut Tholibin, hlm : 459, juz : 3

@muslimahsholehah

Kenapa Harus Memilih Calon Istri Yang Baik Agamanya?

Ilustrasi Istri Shalehah

Forum Muslim - Kenapa Harus Memilih Calon Istri Yang Baik Agamanya? Alasannya karena jika seorang wanita itu tidak baik agamanya, maka pintu-pintu pada dirinya  akan terbuka semua dan akan hilang satu persatu sifat-sifat yang dia miliki melalui pintu tersebut, 

Wanita yang tidak hilang agama pada dirinya, dia tidak memiliki kearifan, hati yang mantap dan tidak memiliki akal lurus, kerap kali dorongan syhawat mengalahkannya untuk selalu menampakkan kecantikan dirinya dan sombong pada orang lain atau dia akan berusaha keras untuk mempercantik diri dan berhias dan hal itu akan menguras harta, dia di umpamakan seperti orang yang minum di lautan, setiap kali dia minum maka setiap kali itu pula dia akan bertambah dahaga.

Apabila hilang agama pada diri wanita, maka tujuan hidupnya juga akan menghilang, dan dia akan terjerumus pada hal-hal yang terlarang, jika tidak demikian, maka akan ada laki-laki yang rusak agamanya mendekatinya bertujuan untuk melepaskan sisa-sisa kebaikan pada diri wanita tersebut. 

Dan pintu inilah yang menyebabkan hilangnya kehormatan dan kemuliyaan pada wanita tersebut serta mengotori dan mencemari leluhurnya.

Dan seandainya hilang agama dari wanita tersebut, maka akan jelek akhlaknya, yang ada dalam benaknya hanyalah hasrat untuk mempercantik dirinya, berapa banyak wanita yang cantik jelita yang enggan orang-orang untuk mendekatinya di sebabkan akhlaknya yang jelek, mereka hanya ingin menikmat wajah cantiknya dari kejauhan saja tanpa ingin mendekatinya, hasrat dan keinginannnya hanyalah ingin terlihat cantik di hadapan orang-orang, 

Wanita semacam ini tidak ada harganya, dirinya tak ubahya sebuah barang yang kegunaannya hanya untuk memuaskan mata si pemandan namun tidak layak di miliki, bukan seperti mutiara indah yang mahal yang menyilaukan setiap mata yang memandang yang setiap orang ingin memilikinya.

Refrensi : Kitab Ma Hiyah Al-Mar'ah Sholehah, hlm : 12

Apakah Menikah Termasuk Ibadah?

Ilustrasi Pernikahan


مسألة: هل الزواج من أعمال الآخرة أم من أعمال الدنيا وحظوظ النفوس؟.
الجواب: إن قصد به شيئا من الطاعات، بأن قصد الاقتداء برسول الله - صلى الله عليه وسلم -، أو تحصيل ولد صالح، أو إعفاف نفسه، وصيانة فرجه، وعينه، وقلبه، ونحو ذلك، فهو من أعمال الآخرة ويثاب عليه، وإن لم يقصد به شيئا من ذلك فهو مباح من أعمال الدنيا وحظوظ النفس، ولا ثواب فيه، ولا إثم، والله أعلم.

PERTANYAAN :

Apakah Menikah termasuk perkara akherat atau termasuk perkara dunia dan kesenangan semata ?

JAWABAN :

Jika dalam menikah bertujuan dengan tujuan-tujuan ibadah, seperti bertujuan untuk mengikuti Rosulullah ﷺ, atau mempunyai anak yang sholeh, atau agar diri, kemaluan, mata dan hatinya terjaga dan terhindar dari perkara-perkara maksiat, maka menikah dengan tujuan tersebut merupakan perkara akherat yang berpahala.

Akan tetapi jika dalam menikah tidak ada tujuan sama sekali dari tujuan-tujuan ibadah (seperti yang telah di sebutkan diatas), maka dalam keadaan ini menikah adalah termasuk perkara dunia dan kesenangan semata, tidak ada pahala dan dosa di dalamnya.

Refrensi : Fatawa Al-Imam Nawawi, hlm : 179

Wanita Dunia vs Bidadari Surga

Ilustrasi Wanita Sholehah sedang Bekerja

قلت : يا رسول الله ﷺ نساء الدنيا أفضل أم الحور العين قال:  « بل نساء الدنيا أفضل من الحور العين كفضل الظهارة على البطانة»

قلت يا رسول الله ﷺ وبم ذلك ؟ قال: « بصلاتهن وصيامهن وعبادتهن الله ألبس الله وجوههن النور وأجسادهن الحرير بيض الألوان خضر الثياب صفر الحلي مجامرهن الدر وأمشاطهن الذهب يقلن نحن الخالدات فلا نموت نحن الناعمات فلا نبأس أبدا نحن المقيمات فلا نظعن أبدا ألا ونحن الراضيات فلا نسخط أبدا طوبى لمن كنا له وكان لنا »

Aku berkata (Ummu Salamah) : "Wahai Rasullah ﷺ, manakah yang lebih mulia antar wanita dunia atau bidadari surga?

Rosulullah ﷺ menjawab : "Wanita dunia lebih utama daripada bidadari surga, seperti halnya keutamaannya bagian luar dari pakaian dibandingkan bagian dalam dari pakaian tersebut".

Aku berkata (Ummu Salamah) : "Dengan sebab apa wahai Rosullah ﷺ, wanita dunia lebih utama dibandingkan bidadari surga ?

Rosulullah bersabda : "Sebab sholat, puasa, ibadah mereka (wanita dunia). Allah terangkan wajah mereka dengan nur, dan Allah pakaikan pada tubuh mereka sutra, tubuh mereka putih bening, pakaian mereka berwarna hijau mengkilau, perhiasaan mereka berwarna kuning memukau, wadah dupa kepunyaan mereka terbuat dari mutiara, dan sisir mereka terbuat dari emas, mereka akan berkata 'Kami ini kekal tidak akan mati selamanya, kami ini orang yang di karunia nikmat, maka kami tidak akan pernah sengsara selamanya, kami ini adalah penduduk tetap (surga), maka maka tidak akan pernah pergi selamanya, dan kami ini adalah orang yang lapang dada, maka kami tidak akan pernah marah selamanya, maka sungguh beruntung orang yang di takdirkan bersama kami, dan kami di takdirkan untuknya".

Refrensi : Roudhotul Muhibbin, hlm : 345

Sumber : @muslimahsholehah

Roja' (Harapan) dan Tamanni (Hayalan)

Ilustrasi


الرَّجاءُ ماَ قاَرَنهُ عملٌ وِالاَّ فهُوَ اُمْنِيَّةٌ 

"Pengharapan (Roja') yang sesungguhnya ialah yang disertai amal perbuatan kalau tidak demikian, maka itu hanya angan-angan [khayalan] belaka."

Yang dinamakan roja' yaitu pengharapan yang dibarengi dengan amal. apabila tidak dibarengi amal tapi malah malas beramal dan masih berani melakukan maksiat dan dosa pengharapan itu disebut umniyyah atau lamunan. dan dia tertipu deng belas kasih الله.
رَسُول اللهﷺ   bersabda:
"Seorang yang sempurna akal ialah yang mengoreksi dirinya dan bersiap-siap untuk memghadapi maut, sedang orang bodoh ialah yang selalu menurutkan hawa nafsu dan mengharap berbagai macam harapan".
Syeikh Ma'ruf al-Karkhi berkata:
"Mengharap surga tanpa amal perbuatan itu dosa, dan mengharap syafa'at tanpa sebab berarti tertipu, dan mengharap rahmat dari siapa yang tidak engkau taati perintahnya berarti bodoh".
Al-Hasan رضي الله عنه berkata:
"Sesungguhnya ada beberapa orang oleh angan-angan keinginan pengampunan, sehingga mereka keluar dari dunia [mati], sedang belum ada bagi mereka kebaikan sama sekali. Sebab mereka berkata: Kami baik sangka terhadap الله. Padahal berdusta dalam pengakuan itu, sebab andaikan mereka baik sangka terhadap الله, tentu baik pula perbuatannya. Al-Hasan lalu membacakan ayat Qur'an: 
وَذٰ لِكمُ ْ ظَنُّكمُ ُالَّذىِ ظَنـَنـْتُمْ بِرَبِّكُم اَرْداكمُ ْ فَاَصبَحْتـُمْ من الخاَسِرِينَ
"Itulah persangkaanmu terhadap Tuhan telah membinasakan kamu, maka kamu termasuk orang-orang yang rugi".
Al-Hasan berkata: Wahai hamba الله berhati-hatilah kamu dari angan-angan [khayalan] yang palsu, sebab itu sebagai jurang kebinasaan, kamu akan lalai karenanya. Demi الله, tidak pernah الله memberi pada seorang hamba kebaikan semata-mata karena angan-angan belaka, baik untuk dunia maupun untuk akhirat. 


Tanda-Tanda Amal Ibadah Diterima oleh Allah SWT Menurut Ibnu Attaillaah

Ilustrasi


Forum Muslim - Penerimaan atau penolakan sebuah amal-ibadah memang sulit diukur. Manusia–siapapun dia–tidak boleh menjatuhkan putusan atas penerimaan atau penolakan amal seseorang atau dirinya sendiri. Tetapi kita hanya dapat melihat tanda-tanda penerimaan Allah atas amal kita.

Syekh Ibnu Athaillah RA menyebut tanda-tanda penerimaan Allah SWT dalam hikmah berikut ini.

من وجد ثمرة عمله عاجلاً فهو دليل على وجود القبول

Artinya, "Siapa yang memetik buah dari amalnya seketika di dunia, maka itu menunjukkan Allah menerima amalnya."

Syekh Ahmad Zarruq menjelaskan bahwa buah dari amal itu berbentuk kemaslahatan keagamaan dan kemaslahatan duniawi. Ia menyebut secara konkret bahwa buah dari amal itu adalah pertama, kebahagiaan hidup yang diukur dengan perasaan bebas dari kekhawatiran dan kesedihan.

قلت ثمرة العمل ما ينشأ عنه من الفوائد الدينية والدنياوية. وذلك يدور على ثلاثة: حصول البشارة بزوال الخوف والحزن 

Artinya, "Menurut saya, buah amal itu adalah faidah keagamaan dan keduniaan apapun yang muncul dari amal tersebut. Buah dari amal itu hanya terdiri atas tiga bentuk: pertama, munculnya kebahagiaan karena sirnanya kekhawatiran dan kesedihan," (Lihat Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyyah, 2010 M/1431 H, halaman 80).

Syekh Zarruq mengutip Surat Yunus ayat 62-64.

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63) لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ 

Artinya, "Ketahuilah, para wali Allah tidak dihinggapi kekhawatiran dan kesedihan. Mereka yang beriman dan mereka itu bertakwa akan menerima kebahagiaan dalam kehidupan dunia dan akhirat..." (Surat Yunus ayat 62-64).

Kedua, ketenangan hidup yang ditandai dengan keridhaan batin dan sifat qana'ah atas segala pemberian Allah.

والحياة الطيبة بالرضا والقناعة

Artinya, "kehidupan yang baik karena hati penuh ridha dan qana'ah."

Syekh Zarruq mengutip Surat An-Nahl ayat 97.

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً

Artinya, "Siapa saja beramal saleh laki-laki maupun perempuan sedangkan mereka itu orang beriman, maka kami hidupkan dia dengan kehidupan yang baik," (Surat An-Nahl ayat 97).

Ketiga, keterbukaan rahasia atas penguasaan alam semesta.

وظهور سر الخلافة بتسخير الكائنات وانفعالها ظاهرا وباطنا

Artinya, "Penampakan rahasia kuasa atas penundukan dan pengaruh terhadap alam semesta lahir dan batin."

Syekh Zarruq mengutip Surat An-Nur ayat 55.

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا

Artinya, "Allah menjanjikan orang-orang beriman di antara kalian dan mereka yang beramal saleh sebuah kekuasaan di bumi sebagaimana Ia menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan Ia teguhkan agama mereka yang Ia ridhai', serta Ia mengganti ketakutan mereka dengan rasa aman...," (Surat An-Nur ayat 55).

Dengan kata lain, seseorang memegang kunci untuk mendapat sesuatu yang diinginkannya di dunia. Tetapi selain dari itu semua, kenikmatan dalam menjalankan ibadah itu sendiri sudah merupakan buah dari amal.

وفى الحديث الصحيح قول ذلك الصحابي: فمنا من أينعت له ثمرته فهو يهديها، ومنا من مات لم يستوف من أجره شيئا منهم مصعب بن عمير رضى الله عنهم أجمعين. ومن طيب الحياة حلاوة الطاعة، فمن ثم يصح كونها ثمرة لا من حيث ذاتها فتدبر ذلك، وبالله التوفيق.

Artinya, "Dalam hadits shahih seorang sahabat Rasul berkata, 'Sebagian kami ada yang memiliki 'buah' matang, lalu Allah menghadiahkan untuknya. Tetapi sebagian kami ada yang wafat dan belum sempat mencicipi buah dari amalnya, salah satu dari mereka adalah Mush'ab bin Umair RA.' Salah satu bentuk ketenangan hidup adalah merasakan kelezatan aktivitas ibadah. Dari sini kemudian dapat dipahami bahwa kelezatan aktivitas ibadah itu sendiri bisa disebut sebagai bentuk dari buah amal, bukan sekadar aktivitasnya itu sendiri,"

Lihat Syekh Ahmad Zarruq, Syarhul Hikam, As-Syirkatul Qaumiyyah, 2010 M/1431 H, halaman 80-81). 

Walloohu a'lamu bish-showaab

Sebaik-Baik Permintaan

Ilustrasi


خيرُماَ تطلُبُهُ منهُ ماهُوَ طالبُهُ منكَ 

"Sebaik-baik yang harus engkau minta dari الله, ialah bisa mengerjakan apa-apa yang الله perintahkan kepadamu."

Ingatlah! Pada setiap waktu dan setiap keadaan pasti disitu ada tuntutan/ kewajiban dari الله,maka sebaik-baik yang harus engkau minta kepada الله supaya tetap iman, patuh, taat pada semua perintah dan larangan, istiqomah dalam pengabdian diri kehadirat الله. Itulah sebaik-baik yang harus engkau minta, baik untuk dunia maupun untuk akhirat, sebab hanya itulah bahagia yang tiada bandingnya.
Karena itu sebaik-baik doa ialah:
"Ya الله aku mohon kepada-Mu, ridho-Mu, dan surga, dan aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu dan api neraka".


Tanda-Tanda Orang Tertipu

Ilustrasi


الحزنُ علٰى فِقداَنِ الطَّاعةِ مع عدمِ النُّهوْضِ اليها من علامات الاِغتِرارِ 

"Merasa susah karena tidak dapat melakukan suatu amal ibadah yang disertai oleh rasa malas untuk melakukannya, itu suatu tanda bahwa ia terpedaya [tertipu] oleh syaitan."

Jika ketinggalan suatu amal kebaikan merasa sedih, tetapi bila mendapat kesempatan tidak segera melakukannya, maka itu suatu tanda telah dipermainkan oleh nafsu dan syaitan. susah yang seperti ini adalah susah yang bohong, dan nangis yang seperti ini juga nangis yang bohong.  Sebagai mana dikatakan sebagian ulama' "Banyak mata yang menangis akan tetapi hatinya masih keras. karena orang tersebut tidak aman dari tipuan الله yang samar. الله tidak memberikan pada orang tersebut apa yang manfaat pada dirinya tapi malah memberi sesuatu yang membohongi dirinya, yaitu susah dan menangis yang bohong. Adapun susah yang sesungguhnya yaitu, susah yang mendorong dirinya untuk melakukan taat yang disertai nangis yang benar. dan itu termasuk dari maqomnya salik.
Bersabda Nabi ﷺ:
"Sesungguhnya الله menyukai pada tiap hati yang selalu berduka cita".
Syeikh Abu Ali ad-Daqqo' berkata:
"Seorang yang menyesal dapat menempuh jalan menuju kepada الله dalam waktu satu bulan, apa yang tidak dapat ditempuh oleh orang yang tidak menyesal dalam beberapa tahun. Karena itu termasuk dalam sifat utama bagi رَسُول الله ﷺ. Mutawashilul-ahzan, daa'imul fikir. رَسُول الله ﷺ, selalu merasa berduka cita dan selalu berfikir [merenung]".
Sayyidah Robiah al-Adawiyah mendengar seseorang berkata:
''Alangkah sedihnya". Maka Rabiah berkata:
''Katakanlah, Alangkah sedikitnya rasa sedihku, sebab bila engkau benar-benar merasa sedih, tidak berkesempatan lagi untuk bersuka cita".


Tanda-Tanda Orang Arif

Ilustrasi


ماَالعاَرِفُ مَن اذاَ اَشارَ وجدَ الحَق َّ اقرَبَ اليهِ مِنْ اِشارَتِهِ ، بلِ العارفُ مَن لاَ اِشارَة َ لهُ لِفَناءـهِ في وُجُوده وانطِواَءـهِ في شهوُدهِ 

"Tidak disebut orang arif  itu, orang yang bila ia memberi isyaroh sesuatu ia merasa bahwa الله lebih dekat dari isyaroh-Nya, tetapi orang arif itu ialah yang merasa tidak mempunyai isyaroh, karena merasa lenyap diri dalam wujud الله, dan diliputi oleh pandangan [syuhud] kepada الله."

Hikmah yang lalu menerangkan keadaan orang awam yang dihijab oleh cahaya dunia dan syaitan sehingga mereka tidak jadi untuk berbuat taat kepada الله . Hikmah 87 ini pula menerangkan keadaan orang yang berjalan pada jalan الله dan sudah mengalami hakikat-hakikat,tetapi cahaya hakikat masih menjadi hijab antara dirinya dengan الله, Pengalaman tentang hakikat menurut istilah tasawuf disebut isyaroh tauhid. Isyarat-isyarat tersebut apabila diterima oleh hati maka hati akan mendapat pengertian tentang الله. Isyarat-isyarat demikian membuatnya merasa dekat dengan الله . Orang yang merasa dekat dengan الله, tetapi masih melihat kepada isyarat-isyarat tersebut masih belum mencapai makam arifbillah. Orang arifbillah sudah melepas isyarat-isyarat dan sampai kepada الله yang tidak boleh diisyaratkan lagi. Maqom ini dinamakan fana-fillah atau lebur kewujudan diri dalam Wujud Mutlak dan penglihatan mata hati tertumpu kepada الله semata-mata, yaitu dalam keadaan:
Tiada sesuatu sebanding dengan-Nya.
Tidak ada nama yang mampu menceritakan tentang Dzat-Nya. Tidak ada sifat yang mampu menggambarka n tentang Dzat -Nya. Tidak ada isyarat yang mampu memperkenalkan Dzat -Nya. Itulah الله  yang tidak ada sesuatu apa pun menyerupai-Nya. Maha Suci الله dari apa yang disifatkan. 
Yakni, siapa yang masih mempunyai pandangan kepada sesuatu selain الله, maka belum sempurna sebagai seorang [yang mengenal kepada الله]. Tetapi seorang arif yang sesungguhnya, ialah yang merasakan kepalsuan sesuatu selain الله, sehingga pandangannya tiada lain kecuali kepada الله.
Seorang 'arif ditanya tentang apakah fana' itu? Beliau menjawab, "Fana' ialah Muncul/terlihatnya sifat keagungan dan kemegahan الله pada hamba-Nya, sehingga hamba tersebut jadi lupa akan dunia, lupa akhirat, lupa derajat, lupa makom, hal,dzikir. lupa akalnya, lupa dirinya sendiri, lupa fana'nya sebab tenggelam dalam takdhim kepada الله تعالى." 


Cintailah Rasulullah SAW

بسمـ اللَّــه الرحمن الرحيمـ

بسمـ اللَّــه وعلى سنة رسـول اللَّــه

الحمد الله الذى بنعمته تتم الصالحات

وصلى الله تبارك وتعالى سيدنا ومولانا محمد سيد السادات وأفضل الكائنات، صاحب المعجزات الثابتات البينات الواضحات، ورضى الله تبرك وتعالى عن أهل بيته الطيبين الطاهرين

Jika hati mencintai kebaikan, maka butalah hati itu jika tidak mencintai Rasulullah Sallallahu'Alaihi Wasallam.

Kerana Bagindalah insan terbaik dan paling banyak menabur kebaikan.

Jika hati mencintai keindahan, maka matilah hati itu jika tidak jatuh cinta kepada keindahan Rasulullah sallallahu'Alaihi Wasallam.

Senyuman, sapaan, teguran, pujukan, bahkan marahnya sekalipun tetap indah.

اَللَّهُمَّ صَلِّ َعلى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آِل سيدنا مُحَمَّدٍ

Sabtu, 25 April 2020

Kisah Kambing Mbah Sholeh Darat memakan Macan




Forum - Muslim - suatu hari KH Sholeh Darat yang sudah kembali dari Mekah dan tinggal di nDarat Semarang kedatangan tamu seorang tokoh yang terkenal sakti asal Jawa Timur. Si tokoh sudah biasa dipanggil kiai. Tamu tersebut datang di malam hari.  Karena Kiai Sholeh sedang mengajar ngaji, seorang santri mempersilakan sang tamu menunggu di serambi langgar seraya disuguhi minuman. Langgar yang dibangun oleh mertua Mbah Sholeh, Kiai Murtadho, itu berbentuk panggung dan terbuat dari kayu jati.

Usai mengaji, Mbah Sholeh menemui tamunya tersebut.   "Jenengan tindhak mriki nithih napa (Anda datang ke sini naik apa?)," tanya tuan rumah kepada si tamu.   "Numpak macan (naik harimau)," jawab si tamu dengan nuansa pamer.  Maklum saat itu tunggangan yang biasa dipakai orang umum adalah kuda. 
"Lho, dicancang teng pundi macane (diikat di mana harimau itu?)" "Saya ikat di luar pagar sana itu. Khawatir menakuti santri-santri jenengan." Mbah Sholeh hanya tersenyum. 

Lantas menyuruh santrinya menuntun macan besar tunggangan tamunya itu. Santri nDarat ternyata sama sekali tidak takut pada macan. "Masukkan kandang, Kang. Biar tidak kedinginan atau kehujanan," perintah Mbah Sholeh kepada santrinya. 

Mengatahui bahwa yang dimaksud adalah kandang kambing, si tamu jadi khawatir. "Jangan dimasukkan kandang,  Mbah. Nanti kambing jenengan dimakan sama macan saya," ujarnya yang hanya ditimpali senyum sang tuan rumah. "Tak apa-apa. Kambing saya akan aman kok," jawab Mbah Sholeh seraya menggamit tangan si tamu untuk menenangkannya. Lalu dipersilakan menuju kamar untuk dipersilakan istirahat. Sebelum tidur malam itu, si tamu membayangkan macannya pasti telah menerkam kambing-kambing milik Mbah Sholeh dan esoknya akan ada banyak bangkai. Namun karena kelelahan, matanya segera terpejam. 

Pagi hari usai diajak berbincang dan dijamu makanan oleh tuan rumah, dia bergegas menengok ke kandang. Betapa terperanjatnya dia, bukan bangkai kambing yang ditemukan, malah macannya yang mati, tergeletak kaku di barisan kambing yang riuh mengembik " mbeekkk mbeekkk " suara kambing gaduh seakan meminta bangkai macan segera di singkirkan. 

Seekor kambing powel yang jenggotnya panjang, mulutnya tampak merah, di duga kuat si kambing itulah yang membunuh si macan ,akhirnya si tamu meminta maaf dan menyesali kesombongannya,dia menyadari betapa rendah ilmunya di banding sang kyai yang pernah menjadi qadhi di mekkah dan menjadi mahaguru dari gurunya para ulama' nusantara ini.

Jumat, 24 April 2020

Kisah Habib Mundzir Mencium Tangan Preman Tanjung Priok

Habib Munzir Al Musawwa



Dikisahkan oleh Habib Mundzir di suatu daerah Tanjung Priuk Jakarta Utara tempat yang sangat rawan dengan kriminal, pernah ada seorang preman yang hobinya mabuk, sering menyiksa bahkan tak segan-segan membunuh orang. Ia adalah bos preman yang konon kebal dan menguasai ilmu-ilmu kejahatan.

Suatu ketika ada pemuda sekitar wilayah tersebut ingin mengadakan majelis, namun takut pada preman kejam itu. Lantas ia mengadu pada Habib Mundzir.
 
Habib Mundzir mendatangi rumahnya, lalu mengucapkan salam, tapi ia tidak menjawab. Ia hanya mendelik dengan bengis sambil melihat Habib Mundzir dari atas kebawah, seraya berkata, "Mau apa kamu!" lalu Habib Mundzir mengulurkan tangan dan kemudian Habib Mundzir mencium tangan Si Preman, seraya memandang wajah preman tersebut dengan lembut dan penuh keramahan.

Habib memulai pembicaraan dengan suara rendah dan lembut, "Saya mau mewakili pemuda disini, untuk mohon restu dan izin pada Bapak, agar mereka diizinkan membuat Majlis di Musholla dekat sini." 

Mendengar ucapan Habib Munzir tiba-tiba Ia terdiam, ia roboh terduduk di kursinya dan menunduk. Ia menutup kedua matanya. 

Saat ia mengangkat kepalanya Habib Mundzir tersentak, beliau mengira preman tersebut akan menghardik dan mengusir beliau, ternyata wajah preman tersebut memerah dan matanya sudah penuh dengan air mata yang banyak.

Ia tersedu sedu berkata, "Seumur hidup saya belum pernah ada ustadz datang kerumah saya! Lalu kini, Pak Ustadz datang kerumah saya, mencium tangan saya? tangan ini belum pernah dicium siapapun!. Bahkan anak-anak sayapun jijik dan tak pernah mencium tangan saya, semua tamu saya adalah penjahat, mengadukan musuhnya untuk dibantai, menghamburkan uangnya pada saya agar saya berbuat jahat. Lalu kini datang tamu minta izin pengajian pada saya. Saya ini bajingan? Kenapa minta izin pengajian suci pada bajingan seperti saya!."

Lalu Ia menciumi tangan Habib Munzir sambil menangis, sejak saat itu ia bertobat,ia sholat, ia meninggalkan minuman keras, dan segala bentuk kriminal. [FM]

Daftar Negara Dengan Waktu Puasa Terlama dan Terpendek Tahun 2020

Forum Muslim - Ramadan 2020 sudah memasuki hari pertama di tanah air. Semua umat islam di Indonesia menjalankannya selama kurang lebih 14 jam sejak subuh hingga magrib.

Sebagaimana diketahui, puasa dimulai dari sejak terbit fajar (Shalat Shubuh) hingga terbenamnya matahari.

Namun persoalannya, waktu terbit fajar dan matahari terbenam berbeda-beda di berbagai belahan dunia. Hal ini tentu menyebabkan perbedaan lamanya waktu berpuasa. 

Tahun lalu, wilayah dengan waktu puasa paling singkat adalah Ushuala, Argentina yang 'hanya' 11 jam. Sementara Murmansk, Rusia menjadi wilayah dengan durasi puasa terpanjang di dunia, yaitu 20 jam 45 menit. Di wilayah ini, matahari terbenam hanya selama tiga jam. Demikian dikutip dari nu.or.id.

Sementara itu, tahun ini negara yang memiliki waktu puasa tercepat adalah Wellington (Selandia Baru), Buenos Aires (Argentina), Cape Town (Afrika Selatan), Canberra (Australia), dan Santiago (Chile).

Di wilayah-wilayah ini, durasi puasa hanya 11 jam 5 menit.  

Sementara beberapa beberapa negara Skandinavia seperti Nuuk (Greenland), Oslo (Norway), dan Helsinki (Finlandia) merupakan wilayah dengan waktu puasa terlama di dunia. Di daerah itu, umat Muslim akan berpuasa selama 20 jam.

Di bawahnya lagi ada Stockholm (Swedia) dan Berlin (Germany) dengan durasi berpuasa 19 jam. Umat Islam di Jakarta (Indonesia), Kuala Lumpur (Malaysia), Khartoum (Sudan), Doha (Qaatar), Riyadh (Arab Saudi), Dubai (UEA), Dhaka (Bangladesh), New Delhi (India), dan Hong Kong menjalani ibadah puasa selama 13-15 jam.

Sementara negara-negara Eropa seperti Madrid (Spanyol), Roma (Italia), Paris (Perancis), London (Inggris), dan Brussel (Belgia) memerlukan waktu 16-18 jam untuk berpuasa. Demikian prediksi waktu puasa di negara-negara di seluruh dunia. Meski begitu, waktu puasa yang sebenarnya akan bervariasi menurut hari dan metode perhitungan. [FM/Bisnis.com]

Tidur Setelah Santap Sahur

Tidur di Bulan puasa

Forum Muslim – Bulan suci Ramadhan sudah tiba dan tengah disambut dengan sukacita oleh umat Islam. Puasa menjadi ibadah yang wajib dilakukan selama 30 hari ke depan hingga Lebaran kelak.

Di bulan Ramadhan ini, banyak kebiasaan yang sering dilakukan masyarakat mulai dari sahur dan buka bersama hingga ngabuburit. Tetapi, kebiasaan lainnya yang juga tak boleh dilupakan adalah pola tidur yang mulai berubah.

Sahur yang dilakukan setiap sebelum waktu subuh, membuat masyarakat harus bangun lebih awal. Nah, usai sahur dan salat subuh, banyak orang tak kuasa menahan kantuk dan kembali tertidur. Hmm, tapi bolehkah tidur usai sahur? Apakah ada bahayanya?

"Setelah sahur kalau mau tidur sebentar enggak apa-apa (enggak bahaya)," ujar spesialis jantung paru dr. Vito A Damay Sp.JP (K), kepada VIVA

Namun, usahakan agar tidur saat sesudah sahur tak terlalu lama, sekitar 30 menit saja. Menurut dokter sekaligus presenter ini, durasi tidur yang tepat, minimal 6 jam per hari di saat puasa Ramadhan, dapat membantu tubuh tetap segar selama seharian.

Tidur siang dan malam yang teratur serta asupan gizi baik, juga diharapkan bisa dilakukan masyarakat. Hal ini membuat ibadah puasa akan terasa lebih ringan tanpa harus terkendala oleh rasa kantuk dan lemas.

"Usahakan tetap ada waktu tidur 6 jam. Ditambah ada tidur siang setengah jam dan sebaiknya malam enggak begadang," imbuhnya. (FM/Viva)

Sunda Santai, Islam Santai

Ilustrasi


Oleh: Acep Zamzam Noor

BEBERAPA tahun yang lalu saya dan teman-teman mengadakan “pengajian budaya” di Pondok Pesantren Cipasung dengan menggelar kesenian-kesenian tradisional Sunda yang masih tersisa di sekitar Tasikmalaya dan Ciamis. Di antara jenis kesenian yang sempat ditampilkan pada program bulanan itu ada yang benar-benar buhun se perti pantun beton, calung tarawangsa, beluk, terebang gebes, terebang sejak, genjring ronyok, dan ronggeng gunung.

Menyaksikan kesenian-yang sudah sangat langka tersebut, saya seperti menemukan kembali benang merah yang mengaitkan kesenian-kesenian tersebut dengan Islam, khususnya dengan budaya pesantren. Keterkaitan itu mungkin karena kesenian buhun tersebut telah dipengaruhi budaya pesantren, namun bisa juga terjadi sebaliknya.

Masyarakat Sunda sudah terbentuk jauh sebelum Islam masuk. Sebelum datangnya Islam, selain sudah memeluk agama sendiri, masyarakat Sunda juga sudah memiliki beragam jenis kesenian, termasuk sastra di dalamnya. Almarhum M. Holis Widjaja, salah seorang juru pantun paling senior di Tasikmalaya, pernah mengatakan bahwa seni pantun merupakan jenis sastra tutur yang sangat tua dan sudah dikenal sejak beradab-abad lalu. Maka tak mengherankan jika dalam setiap pementasannya, seorang juru pantun selalu mengawali dengan pembacaan rajah, semacam mantera untuk memohon restu dan keselamatan kepada para leluhur, batara-batari dan dewa-dewi.

Setelah pengaruh Islam masuk, rajah atau mantera tersebut tidak dihilangkan namun permohonan restu disampaikan juga kepada Allah SWT, Rasulullah, para wali, para kiai, dan tokoh-tokoh setempat. Meskipun begitu, sesaji yang terdiri dari umbi-umbian, rupa-rupa kembang, rumput palias, minyak wangi, beras, telur, kopi, cerutu, dan ayam saadi tetap harus dipenuhi sebagai syarat berlangsungnya pementasan.

Keterkaitan berbagai kesenian Sunda dengan Islam sudah punya sejarah panjang, termasuk juga dengan wayang (golek dan kulit) yang pada beberapa bagian lakon dan tokoh-tokohnya mengalami penyesuaian dengan kepercayaan Islam, bahkan menjadi media dakwah Islam. Demikian juga halnya dengan bidang sastra, begitu banyak karya-karya klasik seperti wawacan (baik asli maupun saduran) yang berisi uraian-uraian tentang agama seperti fikih, akhlak, tasawuf, tarikh serta riwayat nabi yang ditulis para pujangga Sunda abad ke-19. Sementara H. Hasan Mustapa yang dikenal sebagai kiai dan penghulu besar, sekitar tahun 1890 banyak menulis uraian-uraian masalah keagamaan dalam bentuk geguritan yang sangat indah, yang berhasil memasukkan kemerduan bahasa Arab ke dalam bahasa Sunda. Menurut Ajip Rosidi, pada masa-masa produktifnya, Hasan Mustapa telah menulis geguritan sebanyak 20.000 bait meskipun yang dapat ditemukan hanya 10.815 bait saja.


***
DALAM karya-karya sastra klasik banyak dijumpai unsur-unsur dakwah yang bersifat langsung, di mana baik wawacan maupun guguritan telah menjadi media penyampai pesan keagamaan yang efektif karena karya sastra yang umumnya dituturkan (ditembangkan) tersebut sangat disukai masyarakat. Pesan dalam karya-karya klasik ini ada yang bersifat formal seperti uraian-uraian tentang fikih, akhlak, tasawuf dan tarikh, namun ada juga yang simbolis dan berbau mistik. Sementara dalam karya-karya sastra modern (khususnya yang mulai ditulis sebelum perang kemerdekaan) unsur-unsur dakwah tampil lebih halus dan tersamar, yang menonjol justru masalah-masalah keseharian masyarakat Sunda yang umumnya rakyat kecil.

Meskipun begitu, membaca karya-karya sastra (khususnya prosa) pada zaman sebelum perang ini seperti menunjukkan bahwa posisi pesantren dalam kehidupan masyarakat Sunda punya tempat yang penting. Hampir semua pengarang besar mulai dari Moh. Ambri, Samsoedi, Tjaraka, Ki Umbara, Ahmad Bakri sampai RAF (Rachmatulloh Ading Affandi) dan dilanjutkan Usep Romli HM kerap mengambil kehidupan pesantren sebagai inti dari cerita-ceritanya. Tokoh-tokoh seperti kiai, haji, santri, penghulu, lurah atau dukun adalah tokoh yang umum dalam karya-karya mereka. Namun yang perlu dicatat, baik pesantren maupun orang-orang pesantren selalu ditempatkan pada posisi yang wajar, manusiawi dan santai. Dengan demikian tokoh-tokoh seperti kiai, haji, penghulu atau santri tidak selalu menjadi tokoh yang paling benar, kadang mereka digambarkan berbuat konyol. Begitu juga pesantren tidak pernah digambarkan sebagai lembaga yang sakral, tapi hanya bagian dari kelengkapan sebuah kampung.

Ki Umbara (1914-2005) merupakan pengarang yang sangat piawai dalam menggambarkan suasana batin orang-orang Sunda, baik dari kalangan pesantren maupun mereka yang percaya pada adanya makhluk halus. Meskipun dalam biodatanya tidak ada catatan pernah mondok, namun ia sangat menguasai atmosfer pesantren. Bersama pengarang SA Hikmat, ia menulis roman yang berjudul Pahlawan-pahlawan ti Pasantren. Selain itu ia pun banyak menulis cerita saduran dari khazanah pesantren, seperti yang terkumpul dalam Nu Tareuneung dan Hamzah Singa Allah yang merupakan kisah para syuhada Islam. Sementara kisah-kisah tentang perjuangan mempertahankan tauhid dikumpulkan dalam Sempalan Tina Tareh, yang merupakan hikmah-hikmah dari kehidupan para nabi. Tiga bukunya yang terakhir ini bukanlah sekadar catatan sejarah, tapi refleksi sang pengarang terhadap sejarah itu sendiri.

Ki Umbara juga dikenal sebagai pengarang cerita-cerita misteri, terutama lewat buku-bukunya yang laris seperti Diwadalkeun Ka Siluman, Teu Tulus Paeh Nundutan, Si Bedog Panjang, Maju Jurang Mundur Jungkrang, Si Lamsijan Kaedanan serta sebuah cerita misteri yang dikumpulkan Ajip Rosidi belakangan ini, yakni Jurig Gedong Setan. Ki Umbara menulis cerita-cerita misteri bukan untuk menyangkal adanya kekuatan supranatural, makhluk halus, hantu atau siluman dari pikiran orang-orang Sunda, tapi lebih untuk mengingatkan bahwa manusia yang beriman lebih mulia dari hantu atau siluman. Memang tak bisa dimungkuri cerita-cerita Ki Umbara baik yang disadur dari sejarah maupun mengenai hantu sangat kental dengan unsur dakwah Islam, meski ia melakukannya dengan cara menampilkan contoh-contoh dan bukan menggurui.

Di tangan para pengarang Sunda tema-tema keagamaan sering tampil dengan santai dan kadang terkesan main-main. Ahmad Bakri (1917-1988) adalah pengarang Sunda yang sangat digemari para pembaca, selain karena produktivitasnya juga karena keterampilannya dalam melukiskan kehidupan masyarakat kecil dengan begitu hidup dan segar. Kejadian sehari-hari dengan tokoh-tokohnya yang berkisar antara camat, lurah, penghulu, kiai atau haji, santri dan anak-anak kampung kerap hadir menjadi cerita yang menarik. Tema-tema keagamaan seperti puasa, tarawih, lebaran, dan zakat dihadirkan lewat jalan pikiran dan perilaku orang-orang kecil. Misalnya bagaimana bedug dipindahkan dari masjid ke atas bukit sebagai protes karena anak-anak dilarang ngadulag pada malam hari. Bagaimana kelelawar yang biasa keluar dari sarangnya setiap senja dijadikan petunjuk waktu berbuka puasa. Begitu juga kejadian-kejadian lucu saat tarawih, menyetor zakat fitrah atau perdebatan yang seru seputar lebaran yang jatuh pada Jumat, yang dipercaya akan mengundang harimau datang ke kampung karena ada dua khotbah dalam satu hari.

Ahmad Bakri yang pada masa mudanya pernah mondok ini bukan hanya menulis cerita pendek tapi juga cerita anak-anak, buku-bukunya yang sudah terbit lumayan banyak dan di antara yang terkenal adalah Payung Butut, Rajapati di Pananjung, Srangenge Surup Manten, Saudagar Batik, Mayit Dina Dahan Jengkol, Jurutulis Malimping, dan Ki Marebot. Belakangan, atas upaya Ajip Rosidi, beberapa cerpennya yang tercecer di berbagai majalah diterbitkan dalam dua buku yang cukup tebal: Dina Kalangkang Panjara dan Dukun Lepus. Dengan caranya yang santai Ahmad Bakri sebenarnya banyak melakukan kritik lewat cerita-ceritanya, misalnya soal penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan penghulu atau aparat desa, soal menak-menak yang sombong dan serakah, haji yang merasa benar sendiri, ustadz yang gila hormat, lurah yang ucapannya berbeda dengan kelakuannya, dan semacamnya.

Di pesantren-pesantren tradisional Sunda yang umumnya berada di kampung-kampung, agama diperkenalkan pada anak-anak juga dengan cara yang santai. Anak-anak dilatih melaksanakan salat dan puasa misalnya, dengan cara membiasakan diri. Itu pun sangat bergantung pada kemampuan masing-masing. Agama juga diajarkan dengan penuh kegembiraan, misalnya menghapal nama-nama nabi, menghapal keluarga Rasulullah, menghapal rukun iman dan rukun Islam, semuanya dilakukan lewat nyanyian, lewat nadoman. Dengan “metode” santai seperti ini, juga dengan dosis yang tidak berlebihan agama merasuk ke dalam jiwa anak-anak tanpa terasa dan sangat alamiah. Tidak diawali dengan menjejalkan ayat-ayat ke dalam otak, tapi dimulai dengan berlatih dan merasakannya dalam hati.

Wajah agama yang santai ini dengan berhasil digambarkan oleh RAF dalam Dongeng Enteng Ti Pasantren yang terdiri dari 40 cerita. Meskipun ditulis pada dekade tahun 1960-an, cerita-cerita seputar dunia pesantren ini konon berlangsung sebelum perang atau tepatnya sebelum Jepang datang, Maka baik tokoh maupun latar tempatnya tak jauh berbeda dengan cerita-cerita Ahmad Bakri, masih tentang orang-orang sederhana yang hidup di kampung. Hanya saja RAF bercerita bukan dengan kacamata orang luar, tapi sebagai orang dalam yang memang tinggal di pesantren. Dengan demikian detail-detail mengenai kehidupan santri dan suasana pesantren waktu itu terungkap begitu gamblang. Bagi yang pernah merasakan mondok di pesantren tradisional, membaca cerita-cerita ini mungkin seperti mengurai kembali kenangan.

Dongeng Enteng Ti Pasantren bentuknya mendekati sebuah roman meskipun cerita-cerita yang terdapat di dalamnya bisa berdiri sendiri-sendiri. Dimulai dengan penggambaran tentang sosok kiai Sunda yang umumnya hidup sederhana, tentang keluarganya yang terdiri dari istri dan anak perempuan, lalu tentang suasana pesantren yang lokasinya hampir bisa dipastikan selalu dekat dengan sawah, kolam, gunung, dan sungai. Begitu juga bangunan-bangunan sederhana yang terdapat di dalamnya: rumah kiai, masjid, dan pondok yang semuanya berdinding bambu. Setelah itu cerita demi cerita mengalir dengan lancar. RAF yang lahir tahun 1929 di Banjarsari, Ciamis, sehabis menyelesaikan sekolah memang pernah mondok beberapa lama di sebuah pesantren, dan sepertinya roman semibiografis ini merupakan cerita kenang-kenangan mengenai masa mondok-nya itu.

Tentu saja yang diceritakan RAF bukan sekadar pengalaman romantik pernah mondok di pesantren. Sejumlah persoalan keagamaan juga terungkap di balik cerita-ceritanya yang lucu. Di sini tampak kepiawaian pengarang dalam menyerap pandangan umum orang-orang kampung terhadap aturan-aturan agama. Dalam cerita “Poe Kahiji”, misalnya, diceritakan bagaimana kagetnya para santri mendengar kiai yang tiba-tiba saja menetapkan hari pertama puasa lebih cepat sehari dibanding kampung-kampung lain, padahal sejumlah santri sudah terlanjur menyiapkan acara munggahan pada hari itu. Namun ada seorang santri yang mengaku masih ingat ucapan kiai, yang mengatakan bahwa tidak puasa diperbolehkan apabila sedang berkunjung ke tempat yang belum memulai puasa, asal kunjungan tersebut dilakukan pagi-pagi sekali dan punya alasan yang kuat.

Dengan dasar itulah sejumlah santri pergi ke kampung tetangga sambil membawa makanan yang sudah disiapkan untuk munggahan. Sebelum pergi mereka tidak lupa mengucapkan niat bahwa kepergiannya untuk mengantarkan kitab kepada seseorang di kampung itu. Sebuah alasan yang sangat kuat karena mengantarkan kitab merupakan pekerjaan mulia, dan pekerjaan mulai seyogyanya dilakukan bersama-sama. Dan setibanya di kampung tujuan, puasa memang belum dimulai, maka setelah mengantarkan kitab mereka pun munggahan dengan gembira tanpa merasa telah melakukan dosa. Sorenya baru mereka pulang kembali ke pesantren.

Dalam kebanyakan ceritanya RAF kadang memakai istilah-istilah Arab yang umum diucapkan di pesantren, namun sedikit sekali ia mengutip dalil-dalil dari Alquran atau Hadist. Persoalan-persoalan keagamaan justru lebih banyak terungkap lewat obrolan sehari-hari dan perilaku tokoh-tokohnya yang santai, lucu, polos namun kreatif. Tema-tema mengenai fikih atau tauhid mengalir dengan ringan, terkesan main-main namun tetap menyiratkan makna yang dalam. Begitu juga tema-tema yang berhubungan dengan etika atau moral seperti menjelekkan orang lain, berbohong, sombong, malas, niat, cita-cita, dan semacamnya juga tampil menjadi rangkaian lelucon yang segar, penuh kejutan, dan jauh dari kesan berkhotbah atau menggurui.

Pengarang lain yang juga banyak menggarap kehidupan pesantren adalah Usep Romli HM. Pengarang ini sudah menerbitkan sejumlah kumpulan cerpen dan novelet seperti Jiad Ajengan, Ceurik Santri, Bentang Pasantren, dan Dulag Nalaktak. Pengarang yang lahir di Limbangan, Garut, tahun 1949 ini memang seorang santri yang cukup lama mondok di pesantren. Selain menulis cerpen dan novelet, ia juga menulis sajak yang sudah dikumpulkan dalam beberapa antologi. Meskipun cerita-ceritanya kebanyakan terjadi sekitar tahun 1970-an namun suasana pesantren yang digambarkannya tak jauh berbeda dengan yang pernah digambarkan para pengarang generasi sebelumnya. Memang demikianlah kondisi pesantren-pesantren tradisional di tatar Sunda, selain selalu mengambil lokasi di daerah pinggiran juga tak banyak melakukan perubahan dari waktu ke waktu.

Usep Romli HM banyak menggarap cerita-cerita santai yang menggambarkan romantika pesantren seperti halnya RAF. Namun Usep kadang bergaya serius juga, misalnya pada cerita-cerita yang menunjukkan keprihatinannya yang mendalam terhadap kondisi umat Islam yang terpuruk di tengah perubahan zaman dan terjangan globalisasi. Namun hampir dalam semua karyanya, baik yang santai maupun bergaya serius, ia rajin mengutip dalil-dalil yang berasal dari Alquran dan Hadist dengan sangat fasih. Ia juga kerap memasukkan istilah-istilah bahasa Arab untuk menghidupkan ceritanya. Hal ini tentu dapat dimaklumi mengingat selain pengarang, ia pun dikenal luas sebagai mubalig dan pembimbing jemaah haji. Maka wajarlah jika semangatnya untuk berdakwah lewat sastra terasa sangat kental, apalagi pada cerita-cerita terbarunya yang dikumpulkan dalam Paguneman Jeung Fir’aun.

Dalam pengamatan saya sementara ini, setelah era RAF dan Usep Romli HM rasanya tak ada lagi pengarang Sunda yang cukup kuat dan menonjol dalam menggarap tema-tema kepesantrenan, kalau pun ada mungkin lebih cenderung pada tema-tema keagamaan yang sifatnya formal dan umum. Saya juga mengamati bahwa pengarang-pengarang Sunda sekarang seperti mulai kehilangan sikap kesantaiannya, baik kesantaian sebagai orang Sunda maupun orang Islam.*** 

Pernah dimuat di HU Pikiran Rakyat, Sabtu, 10 Februari 2007


ACEP ZAMZAM NOOR adalah penyair, pelukis kelahiran Cipasung, Tasikmalaya. Lulusan Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, lalu Universitá Italiana per Stranieri, Perugia, Italia. Beberapa buah karyanya: Tamparlah Mukaku! (kumpulan sajak, 1982) Aku Kini Doa (kumpulan sajak, 1986) Kasidah Sunyi (kumpulan sajak, 1989) The Poets Chant (antologi, 1995) Aseano (antologi, 1995) A Bonsai’s Morning (antologi, 1996) Di Luar Kata (kumpulan sajak, 1996) Dari Kota Hujan (kumpulan sajak, 1996) Di Atas Umbria (kumpulan sajak, 1999) Dongeng dari Negeri Sembako (kumpulan puisi, 2001) Jalan Menuju Rumahmu (kumpulan sajak, 2004) Menjadi Penyair Lagi (antologi, 2007).


Penyair yang dibesarkan di Pesantren Cipasung ini pernah menerima berbagai penghargaan, di antaranya Penghargaan Penulisan Karya Sastra Depdiknas (2000), South East Asian (SEA), Write Award dari Kerajaan Thailand (2005), Khatulistiwa Literary Award (2007), Anugerah sastra Rancage dari Yayasan Rancage (2012).