يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ ( الماۤئدة : ٩٥) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa y
![]() |
Ilustrasi Berdoa |
مَطْلَبُ العارفينَ مِنَ اللهِ تعالى الصِدق ُ في العُبُوديةِ والقِيامُ بحُقوُقِ الرُّبُوبيَّةِ
"Permintaan orang yang sudah makrifat kepada الله, hanya semoga dapat bersungguh-sungguh dalam menghamba dan tetap dalam menunaikan hak-hak kewajiban terhadap Tuhan."
Yang dinamakan Sidqul 'Ubudiyyah yaitu: menetapi tatakramanya menghamba pada الله (ubudiyyah), seperti mencukupi hak-haknya الله dalam beribadah, mensyukuri pemberian الله , sabar menghadapi bala', menyerahkan semua urusannya pada الله, selalu Muroqobah (meniti taqdir الله, yang terjadi atas dirinya dan lainnya),memperlihatkan fakirnya kepada الله dan selalu mengharap rahmatnya الله dan lain-lain.
Hikmah 89 ini menjelaskan seorang arif itu tidak mempunyai permintaan kepada الله, kecuali dua perkara :
1. SHIDQUL 'UBUDYYAH,
2. AL-QIYAMU BIHUQUQIR-RUBUBYYAH.
Tanpa melihat kepentingan dirinya dan nafsunya.
Berbeda dengan orang yang belum 'Arif billah, yang belum bisa meninggalkan kepentingan diri dan nafsunya.
Syeikh Abu Madyan berkata:
"Jauh berbeda antara orang yang semangat keinginannya hanya bidadari dan gedung [surga], dengan orang yang keinginannya selalu bertemu kepada Tuhan yang menciptakan bidadari dan yang mempunyai gedung [surga]. Sungguh-sungguh dalam sifat kehambaan, ialah: Berakhlak dan beradab sebagai seorang yang patuh dan taat kepada tuannya".
Sumber : https://telegram.me/kitabhikam
Komentar
Posting Komentar