Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2023

Entri yang Diunggulkan

Perbedaan Antara Akhlak, Adab dan Etika

1. Akhlak adalah software jiwa, ketika seseorang memiliki jiwa yang baik seperti sabar, ikhlas, tawadhu', qona'ah, menghargai orang lain dan karakter2 jiwa yang baik lainnya maka orang itu memiliki akhlak yang baik, begitu sebaliknya ketika jiwa seseorang itu buruk dengan karakter2 moral yang buruk maka orang tersebut memiliki  akhlak yang buruk, jadi akhlak adalah moral.. 2. Adab adalah refleksi dari akhlak, artinya adab adalah pengejawantahan dari moral, misalnya ketika seseorang memiliki akhlak yang baik lalu dia mempraktekannya sehingga terjadi kegiatan yang baik, maka kegiatan yang baik ini namanya adab. Misalnya seorang murid yang bertemu gurunya, lalu murid tersebut mencium tangan guru itu, maka tindakan mencium tangan guru ini namanya adab, sedangkan keinginan untuk mencium tangan guru yang timbul dari hati karena ihtirom guru ini namanya akhlak, Sedangkan etika itu bahasa indonesia dari adab.. Adab ini sifatnya berkembang, terbentuk dari faktor agama dan adat masyaraka

Tafsir Kemenag : Tafsir Al-Qur'an Surat Al-Ma'idah Ayat 38

وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْٓا اَيْدِيَهُمَا جَزَاۤءًۢ بِمَا كَسَبَا نَكَالًا مِّنَ اللّٰهِ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ  ( الماۤئدة : ٣٨) Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ( QS. Al-Ma'idah ayat 38 ). Bila pada ayat yang lalu dijelaskan tentang hukuman bagi orang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat kekacauan, maka pada ayat ini diterangkan tentang hukuman bagi pencuri. Setiap kejahatan pasti ada hukumannya. Adapun setiap orang laki-laki maupun perempuan yang mencuri, maka potonglah tangan keduanya sebagai balasan atas perbuatan buruk dan bertentangan dengan syariat yang mereka lakukan, dan hal itu juga sebagai siksaan dari Allah sesuai dengan peringatan-Nya. Sungguh dengan ketetapan dan peringatan ini, Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.   Tafsir Lengkap Kemenag Kementrian Agama RI Setiap kejaha

Tafsir Kemenag : Tafsir Al-Qur'an Surat Al-Ma'idah Ayat 37

يُرِيْدُوْنَ اَنْ يَّخْرُجُوْا مِنَ النَّارِ وَمَا هُمْ بِخَارِجِيْنَ مِنْهَا ۖوَلَهُمْ عَذَابٌ مُّقِيمٌ  ( الماۤئدة : ٣٧) Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal. ( QS. Al-Ma'idah ayat 37 ). Ketika merasakan betapa pedihnya azab di akhirat nanti, mereka ingin sekali untuk keluar dari neraka yang merupakan tempat hukumannya, tetapi ternyata mereka tidak akan dapat keluar dari sana. Akibat dari sikap dan perilakunya, di akhirat kelak mereka akan mendapat azab yang kekal. Setelah mereka dimasukkan ke dalam neraka dan tidak tertahankan siksa yang dideritanya maka mereka ingin keluar, tetapi tidak ada jalan bagi mereka. Keadaan mereka sama halnya seperti yang disebutkan di dalam firman Allah: "Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan (lagi) ke dalamnya." (as-Sajdah/32:20). Mereka akan merasakan sepanjang masa siksa yang kekal abadi yang tidak berkesudahan. (FM)

Mi’raj: Imajinasi untuk Pengubah Keadaan

Oleh: Eman Suryaman   Peristiwa Isra' (perjalanan malam) dan Mi'raj (secara bahasa berarti tangga), merupakan fenomena kehidupan sejarah umat Islam. Di sana terbentang kisah-kisah unik, imajinatif dan penuh kreativitas tentang sosok Nabi Muhammad SAW yang "terbang" berkendaraan "buraq" menuju langit tujuh.   Peristiwa ini bukan urusan "believe or not" semata. Sebab, jika kajiannya hanya urusan itu, maka implikasinya akan menjebak pada sekadar urusan beriman (bagi yang percaya) dan kafir (bagi yang tak mempercayainya).   Isra' mi'raj harus ditafsirkan melalui apresiasi kreatif, melihat seorang individu (Nabi Muhammad SAW) yang dengan kepribadian unggulnya memiliki (mendapatkan) transendesi tinggi, yang kemudian mampu menerjemahkan ide-ide briliannya ke tengah masyarakat, bahkan apa yang di sampaikan olehnya, -karena ia merupakan sosok terpercaya- kemudian transendensi itu berubah menjadi imajinasi milik warga bagi masyarakat (ummatnya) di ja

Tafsir Kemenag : Tafsir Al-Qur'an Surat Al-Ma'idah Ayat 36

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ اَنَّ لَهُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا وَّمِثْلَهٗ مَعَهٗ لِيَفْتَدُوْا بِهٖ مِنْ عَذَابِ يَوْمِ الْقِيٰمَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنْهُمْ ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ  ( الماۤئدة : ٣٦) Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih. ( QS. Al-Ma'idah ayat 36 ). Sesungguhnya orang-orang yang kafir, yaitu mereka yang tidak mau bertakwa kepada Allah dan tidak mau membersihkan diri dari dosa, serta mengingkari keesaan-Nya pasti akan mendapat balasan. Seandainya mereka memiliki segala apa yang ada di bumi dan ditambah dengan sebanyak itu lagi yang kemudian dipergunakan untuk menebus diri mereka agar terlepas dari azab pada hari Kiamat akibat keingkarannya, niscaya semua itu tidak akan diterima Allah sebagai tebusan dari mereka.

Tafsir Kemenag : Tafsir Al-Qur'an Surat Al-Ma'idah Ayat 35

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْٓا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ  ( الماۤئدة : ٣٥) Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. ( QS. Al-Ma'idah ayat 35 ). Sesudah dijelaskan tentang hukuman para pengacau keamanan dan pelanggar larangan Allah dan Rasul-Nya karena dengki dan ketidaktaatan mereka, maka ayat ini memerintahkan orang mukmin untuk bertakwa dan melakukan perbuatan baik. Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dengan ibadah dan melaksanakan semua perintah-Nya, dan carilah wasilah, jalan yang paling tepat, untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah, yakni berjuanglah, di jalan-Nya dengan melakukan kebaikan dan membantu mereka yang memerlukan. Semua perintah ini dimaksudkan agar kamu menjadi lebih beruntung, baik ketika di dunia maupun

Pesantren dan Lingkungan Hidup

KH. MA. Sahal Mahfudh Oleh: KH. MA. Sahal Mahfudh   Keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup -bahkan seluruh aspek kehidupan manusia- merupakan kunci kesejahteraan. Stabilitas hidup memerlukan keseimbangan dan kelestarian di segala bidang, baik yang bersifat kebendaan mau pun yang berkaitan dengan jiwa, akal, emosi, nafsu dan perasaan manusia. Islam sebagaimana dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits juga menuntut keseimbangan dalam hal-hal tersebut, keseimbangan mana sering disebut al-tawassuth atau al-i’tidal. Kenyataan di mana-mana menunjukkan lingkungan hidup mulai tergeser dari keseimbangannya. Ini merupakan akibat dari pelbagai kecenderungan untuk cepat mencapai kepuasan lahiriah, tanpa mempertimbangkan disiplin sosial, dan tanpa memperhitungkan antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa mendatang yang akan menyulitkan generasi berikut. Pembinaan lingkungan hidup dan pelestariannya menjadi amat penting artinya untuk kepentingan kesejahteraan hidup di d

Doa dan Cinta Nabi kepada Umatnya

  Suatu ketika, Sayyidatuna Aisyah ra tengah duduk bersama Nabi Muhammad saw, tiba-tiba Nabi Muhammad saw mendoakan Sayyidatuna Aisyah. Di dalam doanya, beliau mengatakan, “Ya Allah ampuni Aisyah, segala dosa-dosanya yang terdahulu, yang akan datang, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.”   Mendengar doa tersebut, Sayyidatuna Aisyah tertawa bahagia, hingga kepalanya menunduk sampai ke bawah karena tawanya.   "Ya, Aisyah, engkau bahagia dengan doaku?" tanya Nabi Muhammad saw. kepada istrinya yang berjuluk humaira itu.   “Ya, Rasulullah, bagaimana aku tidak bahagia. Engkau mendoakan aku dengan doa yang demikian agung?   "Demi Allah, wahai Aisyah, itu adalah doaku untuk semua ummatku setiap selesai shalat.”   Begitulah, wujud kecintaan Nabi kepada ummatnya. Setiap saat selalu mendoakan untuk kebaikan ummatnya, yang banyak berlumuran dosa. Termasuk kita. []