۞ لَيْسُوْا سَوَاۤءً ۗ مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اُمَّةٌ قَاۤىِٕمَةٌ يَّتْلُوْنَ اٰيٰتِ اللّٰهِ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُوْنَ ( اٰل عمران : ١١٣) Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). ( QS. Ali 'Imran ayat 113 ). Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa Ahli Kitab diliputi rasa kehinaan karena kalah perang, maka dalam ayat ini dijelaskan bahwa mereka itu tidak seluruhnya sama dalam hal ingkar kepada Allah dan jahat terhadap sesama manusia. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, lurus, melaksanakan tuntunan Nabi mereka, beriman kepada Allah dan kerasulan Muhammad. Hal ini dikarenakan mereka membaca ayat-ayat Allah pada sebagian malam hari, dan mereka juga tunduk kepada Allah dengan bersujud, yaitu tunduk dan patuh dan mendirikan salat. Orang Yahudi adalah suatu kaum yang mempunyai sifat-sifat dan perbuatan buruk, antara lain m
Oleh: Ahmad Ishomuddin Kebanyakan orang mengucapkan suatu kata, kalimat, atau serangkaian kalimat karena merasa sudah paham. Tujuan ucapannya itu antara lain agar lawan bicaranya bisa memahami maksudnya. Padahal belum tentu demikian. Terkadang pembicara tidak atau belum memahami makna dari setiap kata dalam kalimat yang diucapkannya itu, apalagi secara lebih rinci dan detil. Jadi sebenarnya, benar dalam berbicara bukanlah perkara yang mudah. Berbicara terkesan jauh lebih mudah bila dibandingkan dengan memahami lebih dahulu dengan benar apa yang akan atau sedang dibicarakan. Saya ambilkan contoh, tentang setiap khatib dalam ibadah Jum'at yang wajib berwasiat takwa. Para khatib Jum'at itu belum tentu memiliki pemahaman yang benar, rinci dan detil tentang kata "taqwa" yang berulangkali diucapkannya, apalagi jamaah dari kalangan muslim awam yang mendengarkannya. Kata "taqwa" berasal dari Bahasa Arab. Maknanya sudah dianggap maklum oleh para pengucap dan pende