لَقَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ وَّنَقُوْلُ ذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ ( اٰل عمران : ١٨١) Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar". ( QS. Ali 'Imran ayat 181 ). Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang Yahudi yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya." Orang-orang Yahudi beranggapan bahwa perintah berinfak di jalan Allah atau bersedekah untuk kepentingan sosial menunjukkan bahwa Allah miskin sehingga butuh pinjaman harta dari manusia. Seandainya Allah kaya, menurut mereka, niscaya Allah tidak menyuruh untuk berinfak dan bersede
Membiarkan LGBT berarti menyiapkan diri dan bumi tempat kita berpijak
untuk mendapat murka dari Allah SWT.
Ada dua macam tarikan negatif yang mesti kita kendalikan. Pertama Hawa
nafsu, kedua syahwat.
Selama ini dua hal itu kita anggap sama, padahal tidak. Hawa nafsu itu
tarikan yang sifatnya ke arah ego. Sedangkan syahwat itu tarikan yang
sifatnya fisik/material. Silakan cek di Al Qur'an.
Kata syekh Abdul Qadir al-Jailani, puncak dari mempertuhankan hawa
nafsu adalah mempertuhankan diri sendiri, yang tercermin dari ucapan
Fir'aun yang menyatakan dirinya Rabb (tuhan pemelihara).
Sedangkan puncak dari pemujaan terhadap syahwat adalah homoseksual.
(kisah kaum nabi Luth).
Kenapa kita mesti concern menolak LGBT, karena kalau kita lihat di
Quran hukuman bagi para pemuja Hawa nafsu itu beda dengan hukuman bagi
pemuja syahwat.
Pemuja hawa nafsu seperti Firaun, yang dihancurkan itu cuma Firaun dan
tentaranya saja. Kota mesirnya masih tetap ada. Sedangkan