يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ ( الماۤئدة : ٩٥) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa y
Apa yang aku pikirkan,
Ketika tiba-tiba terbayang wajahmu di pelupuk mata,
Seraut wajah yang memiliki satu permintaan,
Tentang kesucian cinta dan kasih sayang.
Pematang sawah ini menjadi saksi,
Ketika jazad makin lelah menjalani sesuatu yang tak pasti,
Betapa tak lelahnya kau menanti,
Sesuatu dariku yang makin tak ku mengerti.
Apa yang tidak untuk dirimu dari diri ini,
Nyawaku,
Kehormatanku,
Lelah tangisku,
Bahkan membuang mimpi-mimpiku,
Semua demi dirimu.
Apa yang tidak untukmu dari tangan kecil ini,
Menangis tidaklah penting,
Sepanjang siang sepanjang malam adalah doa,
Untuk keutuhan cinta yang suci.
Kau yang makin jauh tak bertepi,
Seperti tangisan anak kecil di malam sunyi,
Dari pematang sawah ini aku berlari-lari,
Demi menggapai kasihmu,
Hingga lelah sendiri.
Kau yang tak pernah lelah,
Ketika cintaku hanyalah diam,
Kau yang tak pernah mengalah,
Ketika dayaku hanyalah sedikit sisa,
Kaulah yang perkasa,
Karena kaulah cinta yang penuh bara.
Iser, Petarukan - Senin, 27 April 2020
Komentar
Posting Komentar