لَقَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ فَقِيْرٌ وَّنَحْنُ اَغْنِيَاۤءُ ۘ سَنَكْتُبُ مَا قَالُوْا وَقَتْلَهُمُ الْاَنْۢبِيَاۤءَ بِغَيْرِ حَقٍّۙ وَّنَقُوْلُ ذُوْقُوْا عَذَابَ الْحَرِيْقِ ( اٰل عمران : ١٨١) Sesungguhnya Allah telah mendengar perkatan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah miskin dan kami kaya". Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang mem bakar". ( QS. Ali 'Imran ayat 181 ). Sungguh, Allah telah mendengar perkataan orang-orang Yahudi yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah itu miskin dan kami kaya." Orang-orang Yahudi beranggapan bahwa perintah berinfak di jalan Allah atau bersedekah untuk kepentingan sosial menunjukkan bahwa Allah miskin sehingga butuh pinjaman harta dari manusia. Seandainya Allah kaya, menurut mereka, niscaya Allah tidak menyuruh untuk berinfak dan bersede

IJAZAH dari Abuya As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki memperlancar rezeki :
اللهم صل على سيدنا محمد تجيئ بها المال والفلوس والمطعوم
والملبوس فى أي وقت فى القيام والجلوس وعلى آله وصحبه بعدد النفس والنفوس برحمتك يا أرحم الراحمين
"Ya Allah.. haturkanlah kepada hamba-MU Nabi Muhammad sholawat, yang dengan sholawat itu kau karunia kepada ku riziq berupa harta, makanan pakaian kapanpun, baik aku dalam keadaan berdiri maupun duduk, juga berikan sholawat itu kepada keluarga dan sahabatnya, sebanyak bilangan nafas dan jiwa, dengan rahmat mu wahai Dzat yang Maha Penyayang" (FM)
Komentar
Posting Komentar