Langsung ke konten utama

Entri yang Diunggulkan

Tafsir Kemenag : Tafsir Al-Qur'an Surat Al-Ma'idah Ayat 95

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ ( الماۤئدة : ٩٥) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa y

Tafsir Al Qur'an Surat An Naba Ayat 37-40


Tafsir Al Qur'an Surat An Naba Ayat 37-40
Tafsir Al Qur'an Surat An Naba Ayat 37-40

An-Naba, ayat 37-40

رَبِّ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ وَما بَيْنَهُمَا الرَّحْمنِ لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطاباً (37) يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ إِلاَّ مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمنُ وَقالَ صَواباً (38) ذلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شاءَ اتَّخَذَ إِلى رَبِّهِ مَآباً (39) إِنَّا أَنْذَرْناكُمْ عَذاباً قَرِيباً يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَداهُ وَيَقُولُ الْكافِرُ يا لَيْتَنِي كُنْتُ تُراباً (40)

Tuhan Yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pemurah. Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia. Pada hari, ketika roh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.”

Allah Subhanahu wa Ta'ala menceritakan tentang kebesaran dan keagungan-Nya, bahwa sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta semua yang ada pada keduanya dan semua yang ada di antara keduanya. Dan bahwa sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang rahmat-Nya mencakup segala sesuatu.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{لَا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا}

Mereka tidak dapat berbicara dengan Dia. (An-Naba: 37)

Yakni tiada seorang pun yang mampu memulai berbicara kepada-Nya kecuali dengan seizin-Nya. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ

Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya.(Al-Baqarah: 255)

Semakna pula dengan firman-Nya yang lain, yaitu:

يَوْمَ يَأْتِ لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ

Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya. (Hud: 105)

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لَا يَتَكَلَّمُونَ}

Pada hari ketika roh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata. (An-Naba: 38)

Ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan makna yang dimaksud dengan roh dalam ayat ini; ada beberapa pendapat di kalangan mereka mengenainya.

  • Pertama, menurut apa yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan roh adalah arwah Bani Adam (anak-anak Adam).

  • Kedua, mereka adalah anak-anak Adam, menurut Al-Hasan dan Qatadah. Qatadah mengatakan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang disembunyikan oleh Ibnu Abbas.

  • Ketiga, mengatakan bahwa mereka adalah suatu makhluk Allah yang bentuknya seperti Bani Adam, tetapi mereka bukan malaikat dan bukan pula manusia, mereka juga makan dan minum. Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Abu Saleh, dan Al-A'masy.

  • Keempat, menyebutkan bahwa dia adalah Jibril. Ini menurut apa yang dikatakan oleh Asy-Sya'bi, Sa'id ibnu Jubair, dan Ad-Dahhak. Hal ini berdalilkan dengan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menyebutkan: dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. (Asy-Syu'ara: 193 — 194). Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa Ar-Ruh adalah malaikat yang paling mulia dan paling dekat dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala Serta penyampai wahyu.

  • Kelima, bahwa yang dimaksud dengan Ar-Ruh adalah Al-Qur'an. Ini menurut Ibnu Zaid, yang berarti semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya: Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. (Asy-Syura: 52), hingga akhir ayat.

  • Keenam, mengatakan bahwa Ar-Ruh adalah malaikat yang besarnya sama dengan seluruh makhluk bila digabungkan menjadi satu.

    Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Pada hari ketika Ruh berdiri. (An-Naba: 38), Bahwa makna yang dimaksud dengan Ruh ialah malaikat yang paling besar tubuhnya.

    Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Khalaf Al-Asqalani, telah menceritakan kepada kami Rawwad ibnul Jarrah, dari Abu Hamzah, dari Asy-Sya'bi, dari Alqamah, dari Ibnu Mas'ud yang mengatakan bahwa Ar-Ruh berada di langit yang keempat, dia lebih besar daripada semua langit, semua gunung, dan semua malaikat; setiap harinya ia bertasbih kepada Allah sebanyak dua belas ribu kali tasbih. Dan dari setiap tasbih yang dibacanya Allah menciptakan malaikat yang kelak di hari kiamat akan datang membentuk satu saf tersendiri. Pendapat ini garib sekali.

    قَالَ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عرْس الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا وَهْبُ [اللَّهِ بْنُ رِزْقٍ أَبُو هُرَيْرَةَ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ بَكْرٍ]، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي عَطَاءٌ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "إِنَّ لِلَّهِ مَلَكًا لَوْ قِيلَ لَهُ: الْتَقِمِ السَّمَاوَاتِ السَّبْعَ وَالْأَرَضِينَ بِلَقْمَةٍ وَاحِدَةٍ، لَفَعَلَ، تَسْبِيحُهُ: سُبْحَانَكَ حَيْثُ كُنْتَ"

    Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Aus Al-Masri, telah menceritakan kepada kami Wahbullah ibnu Rauq ibnu Hubairah, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Bakr, telah menceritakan kepada kami Al-Auza'i, telah menceritakan kepadaku Ata, dari Abdullah ibnu Abbas, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai seorang malaikat seandainya diperintahkan, "Telanlah tujuh langit dan bumi sekali telan!" Tentulah malaikat itu dapat melakukannya, dan bacaan tasbihnya ialah, "Mahasuci Engkau di mana pun Engkau berada.”

    Tetapi hadis ini garib sekali, mengenai predikat marfu'-nya masih perlu diteliti. Barang kali hadis ini mauquf hanya sampai pada Ibnu Abbas saja, yang berarti bersumber dari apa yang diterimanya dari berita-berita Israiliyat; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

    Ibnu Jarir tidak berani memutuskan dengan salah satu dari pendapat-pendapat tersebut. Tetapi menurut hemat saya, pendapat yang lebih mendekati kepada kebenaran —hanya Allah jualah Yang Maha Mengetahui— ialah yang mengatakan Ruh adalah Bani Adam alias manusia.

    Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

    {إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ}

    kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah. (An-Naba: 38)

    Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

    لَا تَكَلَّمُ نَفْسٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ

    Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya. (Hud: 105)

    Dan sebagaimana yang disebutkan dalam hadis sahih:

    "وَلَا يَتَكَلَّمُ يَوْمَئِذٍ إِلَّا الرُّسُلُ".

    Dan tiada yang berbicara di hari itu kecuali hanya para rasul.

    Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

    {وَقَالَ صَوَابًا}

    dan ia mengucapkan kata yang benar. (An-Naba: 38)

    Yakni perkataan yang hak, dan termasuk perkataan yang hak ialah kalimah "Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah." Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Abu Saleh dan Ikrimah.

    Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

    {ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ}

    Itulah hari yang pasti terjadi. (An-Naba: 39)

    Artinya, pasti terjadinya dan tidak terelakkan lagi.

    {فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا}

    Maka barang siapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. (An-Naba: 39)

    Yaitu jalan untuk kembali yang menghantarkan dia kepada-Nya dan yang akan ditempuhnya untuk sampai kepada-Nya.

    Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

    {إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا}

    Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepada kalian (hai orang kafir) siksa yang dekat. (An-Naba: 40)

    Maksudnya, pada hari kiamat nanti. Dikatakan demikian karena kepastian kejadiannya telah dekat, dan sesuatu yang pasti terjadi itu tidak dapat dielakkan lagi.

    {يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ}

    pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya. (An-Naba: 40)

    Yakni ditampilkan di hadapannya semua amal perbuatannya, yang baiknya dan yang buruknya, yang terdahulu dan yang terkemudian. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

    وَوَجَدُوا ما عَمِلُوا حاضِراً

    dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). (Al-Kahfi: 49)

    Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

    يُنَبَّؤُا الْإِنْسانُ يَوْمَئِذٍ بِما قَدَّمَ وَأَخَّرَ

    Pada hari itu diberikan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. (Al-Qiyamah:  13)

    Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

    {وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا}

    dan orang kafir berkata, "Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.” (An-Naba: 40)

    Orang kafir di hari itu berkhayal seandainya dirinya sewaktu di dunia berupa tanah dan bukan makhluk serta tidak dikeluarkan ke alam wujud. Demikian itu terjadi ketika dia menyaksikan azab Allah terpampang di hadapannya dan ia melihat semua amal perbuatannya yang telah dicatat oleh para malaikat juru tulis amal perbuatan, yang semuanya mulia lagi bertakwa. Semua amal perbuatannya penuh dengan kerusakan dan dosa-dosa.

    Menurut pendapat lain, sesungguhnya orang kafir itu berkhayal demikian hanyalah setelah ia menyaksikan peradilan Allah Subhanahu wa Ta'ala saat menghukumi antara hewan-hewan terhadap kejadian-kejadian yang telah dilakukannya ketika di dunia dengan sesamanya. Maka Allah memutuskan perkara di antara mereka dengan hukum-Nya yang Maha-adil yang tidak aniaya, sehingga kambing yang tidak bertanduk disuruh membalas terhadap kambing yang bertanduk yang dahulu sewaktu di dunia pernah menanduknya. Apabila peradilan telah dilakukan terhadap mereka, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada mereka, "Jadilah kamu tanah!" Maka semuanya kembali menjadi tanah. Dan saat itulah orang kafir berkata, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya: Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah. (An-Naba: 40)

    Yaitu menjadi hewan, lalu dikembalikan menjadi tanah. Hal yang semakna telah disebutkan di dalam hadis sangkakala yang terkenal, sebagaimana telah disebutkan pula dalam asar-asar yang bersumber dari Abu Hurairah, dan Abdullah ibnu Amr serta selain keduanya.

    [آخِرُ تفسير سورة "عم"]

     (Androidkit/FM)

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Kenapa Mimbar Rasulullah SAW Berada Di Kiri Arsyi ?

Rasulullah Saw bersabda, "Ketahuilah bahwa mimbarnya Nabi Ibrahim AS berada disebelah kanan Arsy dan mimbarku disebelah kiri Arsy-Nya Allah Swt". Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, engkau lebih utama dari Nabi Ibrahim. Kenapa engkau ditempatkan disebelah kiri Arsy, sedangkan Nabi Ibrahim disebelah kanannya Arsy?". Rasulullah menjawab, "Jalan ke Surga berada disebelah kanan Arsy, sedangkan jalan menuju Neraka disebelah kiri Arsy. Aku berada disebelah kiri, supaya aku dapat melihat umatku yang akan dimasukkan ke Neraka dan kemudian aku berikan syafa'at kepadanya". Ketika aku berada dimimbarku, aku mendengar jeritan umatku, berteriak-teriak seraya berkata,"Pahalaku sedikit dan dosaku banyak!". Rasulullah Saw berkata kepada Malaikat,"Jangan masukkan dia ke Neraka". Malaikat menjawab, "Aku adalah Malaikat yang melaksanakan apa saja yang diperintahkan Allah Swt kepadaku". Maka Rasulullah turun dari mimba

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Tujuh Hal Tentang Istri Nabi Siti Aisyah

Kaligrafi Siti Aisyah   Forum Muslim - Sayyidah Aisyah radhiyallau 'anha adalah istri ketiga Nabi Muhammad SAW, setelah Sayyidah Khadijah radhiyallau 'anha dan Sayyidah Saudah binti Zam'ah. Ayahnya adalah Sayyidina Abu Bakar bin Abu Quhafah, sementara ibunya Ummu Ruman. Ia dikenal sebagai orang yang cerdas, berwawasan luas, penuh cinta, dan banyak meriwayatkan hadits Nabi.  Sayyidah Aisyah merupakan satu-satunya gadis yang dinikahi Nabi Muhammad. Terjadi perbedaan pendapat di antara ulama mengenai usia pernikahan Sayyidah Aisyah. Ada yang berpendapat, usianya enam atau tujuh tahun ketika dinikahi dan 10 tahun saat diajak Nabi untuk berumah tangga. Pendapat lain –yang didasarkan pada riwayat Abdurrahman bin Abu Abi Zannad dan Ibnu Hajar al-Asqalani- menyebutkan bahwa usia Sayyidah Aisyah ketika berumah tangga adalah 19 tahun atau 20 tahun.  Sayyidah Aisyah pernah menjadi korban hoaks (hadits al-ifki). Yakni, ia difitnah telah melakukan perselingkuhan dengan Shafwan ibn Mua

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Profil KH. Dimyati Hasbulloh Selopuro – Blitar

  KH. Dimyati Hasbulloh Selopuro “Belajarlah seperti melukis di atas batu, jangan belajar seperti melukis diatas air”. KH. Dimyati atau dikenal dengan panggilan Mbah Dim adalah salah satu seorang ulama sekaligus wali yang berasal dari Kabupaten Blitar, tepatnya lahir di Dusun Baran, di Desa Ploso, Kecamatan Selopuro, Kabupten Blitar. Beliau lahir pada Jum’at Pahing 1921 M, dan beliau wafat pada tahun 1409 H. Mbah Dim berasal dari keturunan yang ‘alim, dan zuhud. Sehingga sejak masa kecilnya sudah begitu mencerminkan sosok yang berbeda dari teman-temannya yang lain. Sejak kecil beliau dikenal sangat pendiam dan gemar menyendiri, dan cerita terkenal dengan keistiqomahan Dimyati muda adalah sejak masih sekolah (baca: SR) tidak pernah melepaskan kopyah serta rajin mengaji kepada ayahnya sendiri yakni Kiai Hasbulloh. Menurut cerita, Kiai Hasbulloh pernah membelah sebuah semangka dan berkata, “diantara anak-anakku ada salah satu yang kelak dapat membelah pintu langit”; yang di

Misteri Jabal Habsy dan Hubungannya Dengan NubuwatTempat Munculnya Dajal

 Jabal Habsyi merupakan salah satu bukit yang ada di pinggiran kota Madinah, Arab Saudi. Nama bukit itu tidak asing bagi umat Islam lantaran disebut oleh Rasulullah Muhammad SAW dalam salah satu hadits. Jabal Habsyi diyakini sebagai salah satu pertanda munculnya hari akhir atau kiamat. Di atas bukit itu, pada waktunya kelak sosok yang bernama Dajjal akan muncul dan tinggal disitu . Di atas bukit itu kini telah berdiri sebuah komplek istana milik Kerajaan Arab Saudi yang diberi nama Kingdom Palace. Kemunculan tempat ini sama persis dengan hadits Rasulullah, yang menyebut tanah tempat tersebut berdiri mengandung garam. Abu Said meriwayatkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Dajjal akan tiba dan dia terlarang untuk memasuki kota Madinah. Dia akan tinggal di sebuah daerah bergaram di sekitar Madinah". (Shahih Bukhari). Dalam sebuah hadits, dari Abdullah bin Syafiqq, dari Muhjin bin Adra, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Alihi wa Shahbihi wa

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisa