Langsung ke konten utama

Entri yang Diunggulkan

AEG ENERGY, Solusi Untuk kehidupan Yang Lebih Baik

🌎Asia Energy Group (disingkat AEG) adalah kelompok teknologi pembangunan tenaga surya terkemuka di dunia. Kami saat ini sedang mencari mitra yang berbakat dan bersemangat untuk bergabung dengan tim kami.🌎 Kami mencari: 1. Anda yang memiliki semangat kewirausahaan. 2. Anda yang memiliki semangat kerja sama tim. 💻Anda yang memiliki kemampuan pengembangan pasar💻 Jika Anda tertarik dengan kami, silakan klik tautan berikut untuk mendaftar: 📱Tautan pendaftaran: https://aeg-energy.com/pages/authorize/sign-up?code=247117 Alamat unduhan Google:   https://play.google.com/store/apps/details?id=com.zomart.app Saluran Telegram resmi AEG:   https://t.me/AEG068 💎💎Kami menawarkan pendapatan yang stabil, bukan keuntungan yang tinggi. Membimbing orang-orang yang benar-benar ingin menghasilkan uang menuju kesuksesan.💎💎 (FM)

Tafsir Al Qur'an Surat Al Muddatstsir Ayat 31-37


Tafsir Al Qur'an Surat Al Muddatstsir Ayat 31-37
Tafsir Al Qur'an Surat Al Muddatstsir Ayat 31-37

Al-Muddatstsir, ayat 31-37

وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلَّا مَلَائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلَّا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلَا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ وَمَا هِيَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ (31) كَلَّا وَالْقَمَرِ (32) وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ (33) وَالصُّبْحِ إِذَا أَسْفَرَ (34) إِنَّهَا لَإِحْدَى الْكُبَرِ (35) نَذِيرًا لِلْبَشَرِ (36) لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ (37)

Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah  imannya dan supaya orang~orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (mengatakan), "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. Sekali-kali tidak, demi bulan, dan malam ketika telah berlalu, dan subuh apabila mulai terang. Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar, sebagai ancaman bagi manusia (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ}

Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka. (Al-Muddatstsir: 31)

As-hab arti bahasanya para pemilik, dan makna yang dimaksud adalah para penjaga neraka.

{إِلا مَلائِكَةً}

melainkan dari malaikat. (Al-Muddatstsir: 31)

Yakni terdiri dari para malaikat Zabaniyah (jura siksa) yang kasar lagi keras, yang demikian itu merupakan jawaban terhadap orang-orang musyrik Quraisy, ketika diceritakan kepada mereka bilangan para penjaga neraka. Maka Abu Jahal berkata, "Hai golongan orang-orang Quraisy, tidakkah setiap sepuluh orang dari kalian mampu mengalahkan seseorang dari mereka, maka pastilah kamu dapat mengalahkan mereka?" Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu, melainkan dari malaikat. (Al-Muddatstsir: 31) Yaitu kasar penampilannya, mereka tidak dapat dilawan dan tidak terkalahkan.

Menurut suatu pendapat, ada seseorang dari mereka yang dikenal dengan sebutan Abul Asydin, yang nama aslinya Kaldah ibnu Usaid ibnu Khalaf. Ia berkata, "Hai golongan orang-orang Quraisy, serahkanlah dua orang dari para penjaga neraka itu kepadaku, sedangkan yang sisanya yaitu tujuh belas orang kuserahkan kepada kalian untuk menanganinya." Ia katakan demikian karena merasa yakin dengan kekuatan dirinya yang hebat. Tersebutlah bahwa kekuatan yang dimilikinya menurut kisah mereka sangat hebat, dia berdiri di atas hamparan kulit sapi, lalu kulit sapi itu ditarik oleh sepuluh orang untuk mereka ambil dari bawah telapak kakinya. Ternyata kulit sapi itu robek, sedangkan si Kaldah tidak bergeming sedikit pun dari tempat pijakannya.

As-Suhaili mengatakan bahwa si Kaldahlah yang pernah menantang Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam untuk bergulat, dan ia mengatakan, "Jika engkau mengalahkan aku, maka aku akan beriman kepadamu." Maka Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam memenuhi tantangannya dan ternyata beliau dapat membantingnya berkali-kali, tetapi Kaldah tidak juga mau beriman. Dan As-Suhaili mengatakan bahwa Ibnu Ishaq menisbatkan kisah pergulatan ini kepada Rukanah ibnu Abdu Yazid ibnu Hasyim ibnul Muttalib. Menurut saya, tidak ada pertentangan di antara apa yang disebutkan oleh keduanya karena barangkali keduanya terjadi; dan hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا}

dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir. (Al-Muddatstsir: 31)

Yakni sesungguhnya Kami sebutkan bilangan mereka sembilan belas hanyalah untuk menguji manusia.

{لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ}

supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin. (Al-Muddatstsir: 31)

Yaitu agar mereka mengetahui bahwa Rasul ini adalah benar dan mengatakan hal yang sesuai dengan apa yang ada pada mereka dari kitab-kitab samawi yang diturunkan kepada para nabi sebelumnya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا}

dan supaya orang yang beriman bertambah imannya. (Al-Muddatstsir: 31)

Yakni di samping iman yang telah ada pada mereka melalui apa yang mereka saksikan sendiri, bahwa berita yang disampaikan oleh Nabi mereka adalah benar.

{وَلا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ}

dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin ita tidak ragu-ragu dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit. (Al-Muddatstsir: 31)

Maksudnya, orang-orang munafik.

{وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلا}

dan orang-orang kafir (mengatakan), 'Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan?” (Al-Muddatstsir: 31)

Mereka mengatakan, "Apakah hikmah yang terkandung di balik penyebutan bilangan tersebut?"

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

{كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ}

Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. (Al-Muddatstsir: 31)

Yakni dengan adanya cobaan dan ujian seperti ini, maka akan bertambah kuatlah iman di dalam hati sebagian kaum dan akan bertambah goyahlah keimanan pada sebagian yang lainnya. Hanya pada Allah-lah terdapat hikmah yang tiada taranya dan alasan yang mematikan hujah lawan.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلا هُوَ}

Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. (Al-Muddatstsir: 31)

Tiada seorang pun yang mengetahui jumlah mereka dan berapa banyaknya mereka kecuali hanya Allah sendiri, supaya tidak ada orang yang mempunyai dugaan bahwa mereka berjumlah sembilan belas malaikat saja. Sebagaimana yang dikatakan oleh segolongan orang-orang yang sesat dari kalangan para failasuf Yunani dan orang-orang yang serupa dengan mereka dari kalangan penganut kedua agama (Yahudi dan Nasrani). Ketika mereka mendengar ayat ini, maka mereka bermaksud menakwilkannya dengan pengertian sepuluh akal dan sembilan jiwa, yang hal ini merupakan buat-buatan mereka sendiri, tetapi mereka tidak mampu membuktikan kebenaran dari hipotesisnya. Mereka hanya memahami permulaan dari ayat ini, tetapi kafir dengan bagian terakhirnya, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta'ala Yang mengatakan: Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. (Al-Muddatstsir: 31)

Di dalam hadis Isra yang diriwayatkan di dalam kitab Sahihain dan kitab hadis lainnya telah disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah bersabda sehubungan dengan gambaran tentang Baitul Ma'mur yang ada di langit lapis ketujuh:

«فَإِذَا هُوَ يَدْخُلُهُ فِي كُلَّ يَوْمٍ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ لَا يَعُودُونَ إِلَيْهِ آخِرَ مَا عَلَيْهِمْ»

Dan ternyata Baitul Ma'mur itu setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat yang tidak kembali lagi kepadanya untuk selama-lamanya.

قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَسْوَدُ، حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُهَاجِرٍ، عَنْ مُجَاهِدٍ، عَنِ مُورِقٍ، عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ، أَطَّتِ السَّمَاءُ وحُقَّ لَهَا أَنْ تَئط، مَا فيها موضع أَصَابِعَ إِلَّا عَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ، لَوْ عَلِمْتُمْ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا، وَلَا تَلَذّذتم بِالنِّسَاءِ عَلَى الفُرُشات، وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ". فَقَالَ أَبُو ذَرٍّ: وَاللَّهِ لوددتُ أَنِّي شَجَرَةٌ تُعضد.

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Aswad, telah menceritakan kepada kami Israil, dari Ibrahim ibnu Muhajir, dari Mujahid, dari Muwarraq, dari Abu Zar yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah bersabda: Sesungguhnya aku telah melihat apa yang tidak kamu lihat dan aku telah mendengar apa yang tidak kamu dengar. Langit berderak dan sepantasnya bagi langit berderak karena tiada suatu tempat pun darinya selebar empat buah jari melainkan padanya terdapat malaikat yang sedang sujud. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian benar-benar sedikit tertawa dan banyak menangis, dan tidak mau bersenang-senang dengan wanita di atas peraduan, dan niscaya kamu akan keluar ke lempat-tempat yang tinggi untuk meminta tolong dan berseru kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala Maka Abu Zar memberikan komentarnya, "Demi Allah, (setelah mendengar hadis ini) ia benar-benar menginginkan seandainya dirinya berupa pohon yang dicabut (yakni makhluk yang tidak bernyawa)."

Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah telah meriwayatkannya melalui hadis Israil. Dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib, dan hal yang sama telah diriwayatkan dari Abu Zar secara mauquf.

قَالَ الْحَافِظُ أَبُو الْقَاسِمِ الطَّبَرَانِيُّ: حَدَّثَنَا خَيْرُ بْنُ عَرَفَةَ الْمِصْرِيُّ، حَدَّثَنَا عُرْوَة بْنُ مَرْوَانَ الرُّقِيُّ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ عَبْدِ الْكَرِيمِ بْنِ مَالِكٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ أَبِي رَبَاحٍ، عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلم: "ما في السموات السَّبْعِ مَوْضِعُ قَدَمٍ وَلَا شِبْرٍ وَلَا كَفٍّ إِلَّا وَفِيهِ مَلَكٌ قَائِمٌ، أَوْ مَلَكٌ سَاجِدٌ، أَوْ مَلَكٌ رَاكِعٌ، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ قَالُوا جَمِيعًا: سُبْحَانَكَ! مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ، إِلَّا أَنَّا لَمْ نُشْرِكْ بِكَ شَيْئًا".

Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Arafah Al-Masri, telah menceritakan kepada kami Urwah ibnu Marwan Ar-Ruqqi, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah ibnu Amr, dari Abdul Karim ibnu Malik, dari Ata ibnu Abu Rabah, dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah bersabda: Tiada suatu tempat pun, baik selebar telapak kaki, atau selebar sejengkal, atau selebar telapak tangan di langit yang ketujuh, melainkan padanya terdapat malaikat yang sedang berdiri atau malaikat yang sedang sujud atau malaikat yang sedang rukuk. Dan apabila hari kiamat terjadi, mereka semuanya mengatakan, "Mahasuci Engkau, kami tidak menyembah-Mu dengan penyembahan yang sebenar-benarnya, hanya saja kami tidak pernah mempersekutukan Engkau dengan sesuatu pun."

قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ نَصْرٍ الْمَرْوَزِيُّ فِي "كِتَابِ الصَّلَاةِ": حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ زُرَارَةَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ سَعِيدٌ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ صَفْوَانِ بْنِ مُحْرِز، عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ قَالَ: بَيْنَمَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَعَ أَصْحَابِهِ إِذْ قَالَ لَهُمْ: "هَلْ تَسْمَعُونَ مَا أَسْمَعُ؟ " قَالُوا: مَا نَسْمَعُ مِنْ شَيْءٍ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَسْمَعُ أَطِيطَ السَّمَاءِ وَمَا تُلَامُ أَنْ تَئطّ، مَا فِيهَا مَوْضِعُ شِبْرٍ إِلَّا وَعَلَيْهِ مَلَكٌ رَاكِعٌ أَوْ سَاجِدٌ"

Muhammad ibnu Nasr Al-Marwazi di dalam Kitabus salat-nya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Zurarah, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab, dari Ata, dari Sa'id, dari Qatadah, dari Safwan ibnu Muharriz, dari Hakim ibnu Hizam yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam ada bersama para sahabatnya, tiba-tiba beliau bertanya, "Apakah kalian mendengar apa yang kudengar?" Mereka menjawab, "Kami tidak mendengar sesuatu pun." Maka Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda: Aku mendengar suara langit berderak, dan tidaklah langit dicela bila berderak, karena tiada sejengkal tempat pun padanya melainkan ada malaikat yang sedang rukuk atau sedang sujud.

قَالَ أَيْضًا: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَهْزَاذَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاذٍ الْفَضْلُ بْنُ خَالِدٍ النَّحْوِيُّ، حَدَّثَنَا عُبَيْدُ بْنُ سُلَيْمَانَ الْبَاهِلِيُّ، سَمِعْتُ الضَّحَّاكَ بْنَ مُزَاحِمٍ، يُحَدِّثُ عَنْ مَسْرُوقِ بْنِ الْأَجْدَعِ، عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا مَوْضِعُ قَدَمٍ إِلَّا وَعَلَيْهِ مَلَكٌ سَاجِدٌ أَوْ قَائِمٌ، وَذَلِكَ قَوْلُ الْمَلَائِكَةِ: {وَمَا مِنَّا إِلا لَهُ مَقَامٌ مَعْلُومٌ وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ}

Ia mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Qahzaz, telah menceritakan kepada kami Abu Mu'az Al-Fadl ibnu Khalid An-Nahwi, telah menceritakan kepada kami Ubaid ibnu Sulaiman Al-Bahili, bahwa ia pernah mendengar Ad-Dahhak ibnu Muzahim menceritakan hadis berikut dari Masruq ibnul Ajda', dari Aisyah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam telah bersabda: Tiada suatu tempat selebar telapak kakipun di langit yang terdekat melainkan padanya terdapat malaikat yang sedang sujud atau sedang berdiri. Yang demikian itu (diketahui dari) ucapan malaikat (yang disitir oleh firman-Nya), "Tiada seorangpun di antara kami (malaikat) melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu, dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah)" (Ash-Shaffat: 164-166)

Hadis ini marfu', tetapi garib sekali.

Kemudian ia meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Adam, dari Abu Mu'awiyah, dari Al-A'masy, dari Abud Duha, dari Masruq, dari Ibnu Mas'ud. Ia telah mengatakan, "'Sesungguhnya di antara lapisan-lapisan langit terdapat suatu lapisan yang tiada tempat barang sejengkal pun padanya melainkan terdapat kening malaikat (yang sedang sujud) atau kedua telapak kakinya (yang sedang berdiri)." Kemudian Ibnu Mas'ud membaca firman-Nya: Dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah).  (Ash-Shaffat: 165-166)

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ سَيَّارٍ: حَدَّثَنَا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدٍ الدِّمَشْقِيُّ الْمَعْرُوفُ بِابْنِ أُمِّهِ، حَدَّثَنَا الْمُغِيرَةُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ عَطِيَّةَ مِنْ بَنِي عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ، حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ أَيُّوبَ [مِنْ بَنِي] سَالِمِ بْنِ عَوْفٍ. حَدَّثَنِي عَطَاءُ بْنُ زَيْدِ بْنِ مَسْعُودٍ مِنْ بَنِي الْحُبُلِيِّ، حَدَّثَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ عَمْرِو بْنِ الرَّبِيعِ، مَنْ بَنِي سَالِمٍ، حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ الْعَلَاءِ، مِنْ بَنِي سَاعِدَةَ، عَنْ أَبِيهِ الْعَلَاءِ بْنِ سَعْدٍ -وَقَدْ شَهِدَ الْفَتْحَ وَمَا بَعْدَهُ-أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمًا لِجُلَسَائِهِ: "هَلْ تَسْمَعُونَ مَا أَسْمَعُ؟ " قَالُوا: وَمَا تَسَمَعُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: "أطَّتِ السَّمَاءُ وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئط، إِنَّهُ لَيْسَ فِيهَا مَوْضِعُ قَدَم إِلَّا وَعَلَيْهِ مَلَكٌ قَائِمٌ أَوْ رَاكِعٌ أَوْ سَاجِدٌ، وقالَ الْمَلَائِكَةُ: {وَإِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّونَ وَإِنَّا لَنَحْنُ الْمُسَبِّحُونَ}

Kemudian ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sayyar, telah menceritakan kepada kami Abu Ja'far alias Muhammad ibnu Khalid Ad-Dimasyqi yang dikenal dengan sebutan Ibnu Ummihi, telah menceritakan kepada kami Al-Mugirah ibnu Umar ibnu Atiyyah dari kalangan Bani Amr ibnu Auf, telah menceritakan kepadaku Sulaiman ibnu Ayyub, dari Salim ibnu Auf, telah menceritakan kepadaku Ata ibnu Yazid ibnu Mas'ud dari Banil Habli, telah menceritakan kepadaku Sulaiman ibnu Amr ibnur Rabi', dari Bani Salim, telah menceritakan kepadaku Abdur Rahman ibnul Ala, dari Bani Sa'idah, dari ayahnya Al-Ala ibnu Sa'd yang ikut dalam penaklukan Mekah dan peperangan yang sesudahnya, bahwa pada suatu hari Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda kepada sahabat-sahabat yang sedang duduk bersamanya, "Apakah kalian mendengar suara yang kudengar?" Mereka bertanya, "Apakah yang telah engkau dengar, wahai Rasulullah?"Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: Langit berderak, dan sepantasnyalah langit berderak karena sesungguhnya tiada padanya tempat selebar telapak kaki pun melainkan ada malaikat yang sedang berdiri, atau sedang rukuk atau sedang sujud. Dan para malaikat berkata, "Dan sesungguhnya kami benar-benar bersaf-saf (dalam menunaikan perintah Allah). Dan sesungguhnya kami benar-benar bertasbih (kepada Allah). (Ash-Shaffat: 165-166)

Sanad hadis ini garib sekali.

ثُمَّ قَالَ: حَدَّثَنَا [مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، حَدَّثَنَا] إِسْحَاقُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْمَاعِيلَ الفَروي، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ قُدَامَةَ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ ديناره، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ: أَنَّ عُمَرَ جَاءَ وَالصَّلَاةُ قَائِمَةٌ، وَنَفَرٌ ثَلَاثَةٌ جُلُوسٌ، أَحَدُهُمْ أَبُو جَحْشٍ اللَّيْثِيُّ، فَقَالَ: قُومُوا فَصَلُّوا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ. فَقَامَ اثْنَانِ وَأَبَى أَبُو جَحْشٍ أَنْ يَقُومَ، وَقَالَ: لَا أَقُومُ حَتَّى يَأْتِيَ رَجُلٌ هُوَ أَقْوَى مِنِّي ذِرَاعَيْنِ، وَأَشَدُّ مِنِّي بَطْشًا فَيَصْرَعُنِي، ثُمَّ يَدس وَجْهِي فِي التُّرَابِ. قَالَ عُمَرُ: فَصَرَعْتُهُ وَدَسَسْتُ وَجْهَهُ فِي التُّرَابِ، فَأَتَى عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ فَحَجَزَنِي عَنْهُ، فَخَرَجَ عُمَرُ مُغْضَبًا حَتَّى انْتَهَى إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم فقال: "مَا رَأيَكَ يَا أَبَا حَفْصٍ؟ ". فَذَكَرَ لَهُ مَا كَانَ مِنْهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إن رضى عُمَرَ رحمةٌ، وَاللَّهِ لوددْتُ أَنَّكَ جِئْتَنِي بِرَأْسِ الْخَبِيثِ"، فَقَامَ عُمَرُ يُوجّهُ نَحْوَهُ، فَلَمَّا أَبْعَدَ نَادَاهُ فَقَالَ: "اجْلِسْ حَتَّى أُخْبِرَكَ بِغِنَى الرَّبِّ عَزَّ وَجَلَّ عَنْ صَلَاةِ أَبِي جَحْشٍ، إِنَّ لِلَّهِ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا مَلَائِكَةً خُشُوعًا لَا يرفعون رءوسهم حتى تقوم الساعة. فإذا قامت رَفَعُوا رُءُوسَهُمْ ثُمَّ قَالُوا: رَبَّنَا، مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ، وَإِنَّ لِلَّهِ فِي السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ مَلَائِكَةً سُجُودًا لَا يَرْفَعُونَ رُءُوسَهُمْ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ فَإِذَا قَامَتِ السَّاعَةُ رَفَعُوا رُءُوسَهُمْ، وَقَالُوا: سُبْحَانَكَ! مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ" فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: وَمَا يَقُولُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَقَالَ: " أَمَّا أَهْلُ السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُونَ: سُبْحَانَ ذِي الْمُلْكِ وَالْمَلَكُوتِ. وَأَمَّا أَهْلُ السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ فَيَقُولُونَ: سُبْحَانَ ذِي الْعِزَّةِ وَالْجَبَرُوتِ. وَأَمَّا أَهْلُ السَّمَاءِ الثَّالِثَةِ فَيَقُولُونَ: سُبْحَانَ الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ. فَقُلْهَا يَا عُمَرُ فِي صَلَاتِكَ". فَقَالَ عُمَرُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَكَيْفَ بِالَّذِي كُنْتَ عَلَّمْتَنِي وَأَمَرْتَنِي أَنْ أَقُولَهُ فِي صَلَاتِي؟ فَقَالَ: "قُلْ هَذَا مَرَّةً وَهَذَا مَرَّةً". وَكَانَ الَّذِي أَمَرَهُ بِهِ أَنْ يَقُولَ: "أَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقَابِكَ، وَأَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سخَطك، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ، جَلَّ وَجْهُكَ"

Kemudian ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Muhammad ibnu Ismail Al-Farawi, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Qudamah, dari Abdur Rahman, dari Abdullah ibnu Dinar, dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Umar, bahwa Umar tiba, sedangkan salat telah didirikan, dan di situ terdapat tiga orang yang masih duduk, di antaranya adalah Abu Jahsy Al-Laisi. Maka Umar berkata kepada mereka, "Bangkitlah kalian dan salatlah bersama Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam!" Maka bangkitlah dua orang dari mereka, sedangkan Abu Jahsy menolak dan tidak man berdiri, serta mengatakan, "Aku tidak mau berdiri sebelum datang kepadaku seorang lelaki yang tubuhnya lebih kuat daripada aku dan lebih keras pukulannya daripada aku, lalu dia mengalahkanku dan membenamkan mukaku ke dalam pasir." Umar melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia bertarung dengan Abu Jahsy dan mengalahkannya serta membenamkan mukanya ke pasir, tetapi tiba-tiba datanglah Usman ibnu Affan yang memisahku darinya. Umar keluar dalam keadaan marah hingga sampai ke tempat Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, lalu beliau Shalallahu'alaihi Wasallam bertanya, "Mengapa engkau, hai Abu Hafs?" Umar menceritakan peristiwa yang baru dialaminya kepada Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam Maka Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda, "Jika Umar rela dan membelas kasihaninya, maka Allah pun demikian. Tetapi aku menginginkan seandainya saja engkau bawa ke hadapanku kepala si orang jahat itu." Maka Umar pun bangkit dan menuju ke tempat Abu Jahsy. Tetapi ketika baru beberapa Iangkah menjauh, Umar dipanggil kembali oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, dan beliau Shalallahu'alaihi Wasallam bersabda kepadanya: Duduklah kamu, aku akan menceritakan kepadamu bahwa Allah tidak membutuhkan salat Abu Jahsy, Allah Subhanahu wa Ta'ala Mahakaya daripada dia. Sesungguhnya di langit yang terdekat Allah memiliki malaikat-malaikat yang khusyuk beribadah kepada-Nya, mereka tidak pernah mengangkat kepalanya sampai hari kiamat terjadi. Dan apabila hari kiamat terjadi, barulah mereka mengangkat kepalanya, kemudian mereka mengatakan, "Wahai Tuhan kami, kami tidak menyembah Engkau dengan penyembahan yang sebenar-benarnya.” Dan pada langit yang kedua Allah mempunyai malaikat-malaikat yang selalu sujud, mereka tidak pernah mengangkat kepalanya sebelum hari kiamat terjadi. Dan apabila hari kiamat terjadi, mereka baru mengangkat kepalanya, lalu berkata, "Mahasuci Engkau, Tuhan kami; kami tidak menyembah Engkau dengan penyembahan yang sebenar-benarnya." Maka Umar bertanya, "Wahai Rasulullah, doa apakah yang mereka ucapkan?" Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab: Adapun malaikat penduduk langit yang terdekat, mereka mengucapkan, "Mahasuci Tuhan Yang memiliki Kerajaan bumi dan Kerajaan langit.” Adapun yang diucapkan oleh penduduk langit yang kedua ialah, "Mahasuci Tuhan Yang memiliki Keagungan dan Keperkasaan." Adapun penduduk langit yang ketiga, mereka mengatakan, "Mahasuci Tuhan Yang Hidup Kekal, Yang tidak akan mati.” Maka bacalah pula olehmu, hai Umar, dalam salatmu. Umar bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu bagaimanakah dengan doa-doa yang telah engkau ajarkan kepadaku untuk mengucapkannya dalam salatku?" Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menjawab, "Sesekali ucapkanlah doa ini, dan pada kesempatan lain ucapkan doa itu!" Tersebutlah bahwa doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam kepadanya ialah: Aku berlindung kepada sifat pemaaf-Mu dari siksaan-Mu, dan aku berlindung kepada rida-Mu dari murka-Mu, dan aku berlindung kepada-Mu dari azab-Mu, Mahaagung Zat-Mu.

Hadis ini garib sekali, bahkan boleh dikatakan munkar dan sangat parah predikat munkar-nya.

Ishaq Al-Farawi diambil riwayatnya oleh Imam Bukhari. Ibnu Hayyan menyebutkan di dalam golongan perawi yang berpredikat siqah, tetapi Abu Daud, An-Nasai, Al-Uqaili, dan Ad-Daruqutni menilainya lemah. Abu Hatim Ar-Razi mengatakan tentangnya, bahwa dia adalah seorang yang sangat jujur, hanya saja menjadi tuna netra; barangkali dia menulis kitabnya dengan mengimlakannya, sedangkan yang menulisnya orang lain, tetapi semua kitabnya sahih. Tetapi di lain waktu Abu Hatim Ar-Razi mengatakan bahwa dia adalah orang yang mudtarib, dan mengenai gurunya yang bernama Abdul Malik ibnu Qudamah masih dibicarakan oleh Abu Qatadah Al-Jumahi. Tetapi anehnya yang dilakukan oleh Imam Muhammad ibnu Nasr, mengapa dia meriwayatkan darinya tanpa membicarakan perihalnya, tidak pula memperkenalkan tentang keadaannya, dan tidak pula menyinggung kelemahan sebagian perawinya. Hanya saja dia telah meriwayatkannya melalui jalur lain dari Sa'id ibnu Jubair secara mursal dengan lafaz yang semisal, juga melalui jalur lain dari Al-Hasan Al-Basri secara mursal dengan lafaz yang mendekatinya.

قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ نَصْرٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ قَهْزَاذَ، أَخْبَرَنَا النَّضْرُ، أَخْبَرَنَا عَبَّادُ بْنُ مَنْصُورٍ قَالَ: سَمِعْتُ عَدِيَّ بْنَ أَرْطَاةَ وَهُوَ يَخْطُبُنَا عَلَى مِنْبَرِ الْمَدَائِنِ قَالَ: سَمِعْتُ رَجُلًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إِنَّ لِلَّهِ تَعَالَى مَلَائِكَةً تُرعَد فَرَائِصُهُمْ مِنْ خِيفَتِهِ، مَا مِنْهُمْ مَلَكٌ تَقْطُرُ مِنْهُ دَمْعَةٌ مِنْ عَيْنِهِ إِلَّا وَقَعَتْ عَلَى مَلَكٍ يُصَلِّي، وَإِنَّ مِنْهُمْ مَلَائِكَةً سُجُودًا مُنْذُ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَمْ يَرْفَعُوا رُءُوسَهُمْ وَلَا يَرْفَعُونَهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَإِنَّ مِنْهُمْ مَلَائِكَةً رُكُوعًا لَمْ يَرْفَعُوا رُءُوسَهُمْ مُنْذُ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَرْفَعُونَهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، فَإِذَا رَفَعُوا رُءُوسَهُمْ نَظَرُوا إِلَى وَجْهِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالُوا: سُبْحَانَكَ! مَا عَبَدْنَاكَ حَقَّ عِبَادَتِكَ"

Kemudian Muhammad ibnu Nasr mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Qahzaz, telah menceritakan kepada kami An-Nadr, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Mansuryang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Addi ibnu Artah mengatakan dalam khotbahnya di atas mimbar Mada'in, bahwa ia pernah mendengar seseorang dari sahabat Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menceritakan hadis berikut dari Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam Yang telah bersabda: Sesungguhnya Allah mempunyai malaikat-malaikat yang sendi-sendi tubuhnya bergetar karena takut kepada-Nya, tiada setetes air mata pun yang dikeluarkan oleh seseorang dari mereka melainkan jatuh mengenai malaikat lainnya yang sedang salat. Dan sesungguhnya di antara mereka terdapat malaikat-malaikat yang selalu sujud sejak Allah menciptakan langit dan bumi, mereka tidak pernah mengangkat kepalanya dan tidak akan mereka angkal kepalanya sampai hari kiamat. Dan sesungguhnya di antara mereka terdapat malaikat-malaikat yang sedang rukuk dan tidak pernah mengangkat kepalanya sejak Allah menciptakan langit dan bumi, dan mereka tidak akan mengangkat kepalanya sampai hari kiamat. Apabila mereka mengangkat kepalanya, mereka memandang ke arah Zat Allah Subhanahu wa Ta'ala, lalu berkata, "Mahasuci Engkau, kami tidak menyembah Engkau dengan penyembahan yang sebenar-benarnya.”

Sanad hadis ini tidak mengandung cela.

*******************

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَمَا هِيَ إِلا ذِكْرَى لِلْبَشَرِ}

Dan Saqar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia. (Al-Muddatstsir: 31)

Mujahid dan yang lain mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan tiadalah Saqar itu. (Al-Muddatstsir: 31) Yakni neraka yang telah digambarkan di atas. Melainkan peringatan bagi manusia. (Al-Muddatstsir: 31)

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

{كَلا وَالْقَمَرِ وَاللَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ}

Sekali-kali tidak, demi bulan, dan malam ketika telah berlalu. (Al-Muddatstsir: 32-33)

Adbara artinya berpaling maksudnya berlalu.

{وَالصُّبْحِ إِذَا أَسْفَرَ}

dan subuh apabila mulai terang. (Al-Muddatstsir: 34)

Yaitu mulai bersinar memancarkan cahayanya.

{إِنَّهَا لإحْدَى الْكُبَرِ}

Sesungguhnya Saqar itu adalah salah satu bencana yang amat besar. (Al-Muddatstsir: 35)

Yakni salah satu dari azab yang amat besar, maksudnya neraka Saqar. Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak serta selain mereka yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf.

{نَذِيرًا لِلْبَشَرِ لِمَنْ شَاءَ مِنْكُمْ أَنْ يَتَقَدَّمَ أَوْ يَتَأَخَّرَ}

sebagai ancaman bagi manusia, (yaitu) bagi siapa di antaramu yang berkehendak akan maju atau mundur. (Al-Muddatstsir: 36-37)

Yaitu bagi siapa yang mau menerima peringatan dan menempuh jalan petunjuk yang hak; atau siapa yang mundur darinya dan berpaling serta menolaknya. (Androidkit/FM)

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Cara Bekerja Online Menambang Bitcoin Bersama Terawulf

Bila Anda ingin bekerja secara Online dengan cara yang mudah, bermanfaat, mendapatkan penghasilan yang halal dan baik, serta tidak mengganggu aktifitas beribadah dan pekerjaan pokok Anda, maka pilihan  yang tepat adalah dengan terjun di pekerjaan penambangan  Terawulf , Cukup dengan  melakukan pendaftaran secara Gratis di Bawah ini :                                         Mendaftar di sini Apa itu penambang  Terawulf ? Terawulf   Inc adalah perusahaan teknologi aset digital dengan penambangan Bitcoin berkelanjutan sebagai bisnis intinya Perusahaan penambangan Bitcoin yang berbasis di Maryland,  Terawulf   (NASDAQ: WULF) telah menjadi yang pertama meluncurkan fasilitas penambangan Bitcoin yang sepenuhnya ditenagai oleh energi nuklir melalui usaha patungan dengan operator pusat data Cumulus Coin Enterprise Perusahaan AS  Terawulf  telah membawa setengah dari peralatan penambangannya ke perusahaannya. fasilitas perusahaan di Pennsylvania, menggunakan tenaga nuklir beban dasar Bagaimana c

Panduan Puasa Ramadhan menurut Ayat Qur’an dan Hadits

Kewajiban berpuasa dalam Al Qur’an “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa” [Al Baqarah:183] Pada bulan Ramadhan, setiap Muslim wajib berpuasa kecuali orang yang sakit, dalam perjalanan, haidh, atau pun belum balligh: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kep

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Wasiat Al-Habib Umar bin Hafidz

قال الحبيب عمر بن حفيظ : لا تحمل هم الدنيا فإنها لله ، ولاتحمل همَّ الرزق فإنه من الله ، ولاتحمل هم المستقبل فإنه بيد الله .. فقط احمل همًا واحدًا : كيف  ترضي الله Al-Habib Umar bin Hafidz Berkata : "Janganlah kamu menanggung kebingungan dunia karena itu urusan Allah, Janganlah kamu menanggung kebingungan rizki karena itu dari Allah, Janganlah kamu menanggung kebingungan masa depan karena itu kekuasaan Allah. Yang harus kamu tanggung adalah satu kebingungan, yaitu Bagaimana Allah SWT Ridho kepadamu. [FM]

Cara Bekerja Online Dengan Hasil Yang Besar Di AEG ENERGY

INGIN MENDAPATKAN PENGHASILAN TAMBAHAN SILAHKAN BERGABUNG BERSAMA KAMI DI ASIA ENERGY GROUP / AEG ENERGY. INVESTASI AEG (ASIAN ENERGI GROUP) Deskripsi :  Link daftar 👇 https://aeg-energy.com/pages/authorize/sign-up?code=247117 ✅IZIN lengkap ✅Daftar Gunakan Nomer Aktif ✅OTP VIA WHATSAPP ✅Min Deposit 150K ✅Min WD 30K ✅FEE WD 10% ✅ADA GAJI MINGGUAN✅ ✅TERSEDIA CHECK-IN HARIAN ✅TERSEDIA DI PLAY STORE ✅TERSEDIA PUTAR RODA KEBERUNTUGAN Note :  Petunjuk pengoprasian aplikasi klik "PANDUAN BANTUAN" di halaman depan.  ♨️PLAN & HARGA INVESTASI👇♨️ 🌍TENAGA MATAHARI ▶️Harga 200.000, Pendapatan Harian Rp 16.000 Siklus (25 Hari) ▶️Harga 500.000, Pendapatan Harian Rp 25.000 Siklus (50 Hari) ▶️Harga 750.000, Pendapatan Harian Rp 25.000, Siklus (50 Hari) ▶️Harga 1.250.000, Pendapatan Harian Rp 38.000, Siklus (60 Hari) ▶️Harga 2.400.000, Pendapatan Harian Rp 50.000, Siklus (90 Hari) ▶️Harga 4.000.000, Pendapatan Harian Rp 80.000, Siklus (90 Hari) 🌏TENAGA ANGIN ▶️Harga 7.2 Juta, Pendapata

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Doa Meminta Jodoh Versi Abu Nawas

Pada suatu hari seseorang datang kepada Abu Nawas, dia bercerita bahwa Dia sedang mencari jodoh, dan dia menyukai sosok wanita yang diidamkannya namun dia merasa malu mengungkapkan perasaanya kepada si wanita tersebut karena takut jawabannya malah penolakan. Untuk memantapkan hatinya maka si pemuda itupun meminta amalan kepada Abu Nawas yang merupakan gurunya. Abu Nawas manggut - manggut lalu mengambil secarik kertas, lalu dituliskanlah do'a mengharap jodoh untuk si pemuda itu. Abu Nawas berkata pada pemuda itu "baca ini dan amalkan setiap malam, bacalah berulang-ulang kali dengan kesungguhan hati maka jodohmu akan datang untuk bersedia menikahimu". Si pemuda merasa senang ia pun membaca secarik kertas yang berisikan do'a harap jodoh , namun dia mengernyitkan dahi kok do'anya serasa ada yang janggal ? isi do'anya begini : "Ya Allah, Tuhan pemilik jodoh, aku meminta padamu agar aku berjodoh dengannya, jika dia sudah berjodoh dengan orang lain pu

Tafsir Kemenag : Tafsir Al-Qur'an Surat Al-Hijr Ayat 99

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنࣖ  ۝٩٩ Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (QS. Al-Hijr ayat 99) Dan bersama dengan itu sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan dan menghidupkanmu, dan serahkanlah dirimu sepenuhnya kepadaNya sampai yakin, yaitu ajal, datang kepadamu. Dengan melakukan hal itu maka beban perasaan yang kaupikul akibat ucapan, sikap, dan tingkah laku kaum kafir akan terasa ringan dan jiwamu pun akan merasa tenteram." Ayat ini memberi jaminan kepada Nabi Muhammad bahwa Allah swt memeliharanya dari tindakan orang-orang musyrik Mekah yang memperolok-olok dan menyakitinya serta memelihara Al-Qur'an dari usaha-usaha orang-orang yang ingin mengotorinya. Ath-thabari menyampaikan riwayat dari Sa'id bin Jubair bahwa orang-orang musyrik Mekah yang memperolok-olok Al-Qur'an dan Nabi Muhammad ialah al-Walid bin Mugirah, al-'As bin Wa'il, Al-'Adi bin Qais, Aswad bin Abdu Yaguts, dan Aswad bin Muththalib. Mereka s

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )