Forum Muslim - Semangat Dakwah yang tinggi, tapi jika tidak dibekali dengan ilmu cara berdakwah dan cara dakwahnya itu kasar dan nyakitin, akhirnya bukannya mengajak orang ke dalam Islam malah mengusir orang keluar dari Islam. Bukannya mengIslamkan orang Kafir sebagaimana yang dilakukan Nabi, malah mengKafirkan orang Islam sebagaimana yang dilakukan kaum khawarij.
Masak saya yang sudah bersyahadah, sholat, puasa, zakat, dan Haji dibilang kafir? Banyak ulama yang difitnah sbg kafir oleh kaum Khawarij ini yg umurnya sebenarnya masih muda tapi ilmunya selain masih cetek juga salah ngaji.
Islam itu seakar dengan kata Damai dan Selamat. Kita disunnahkan menebar SALAM. Mendoakan orang agar selamat. Artinya kita ini harusnya memberi keselamatan pada orang lain. Bukan menyakiti orang lain dgn lisan dan tangan kita.
Islam itu Rahmatan Lil 'Aalaamiin. Artinya Rahmat bagi Seluruh Alam. Bukan cuma alam manusia, tapi juga alam tumbuhan, alam binatang, dsb. Seorang pelacur saja masuk surga hanya karena memberi minum anjing dgn sepatunya. Sebaliknya seorang wanita masuk neraka hanya karena mengurung seekor kucing.
Saat Nabi ditimpuki oleh penduduk Thaif hingga berdarah2 dari dalam kota Thaif sehingga terusir keluar kota Thaif oleh penduduk Thaif sambil dihina sbg gila, tukang sihir, dsb. Nabi tidak marah dan tidak membunuh mereka. Padahal saat itu Malaikat sudah menawarkan untuk membinasakan penduduk Thaif dgn menimpakan gunung ke atas mereka. Siapa tahu dari keturunan mereka akan muncul orang2 Islam yang shaleh. Begitu kata Nabi.
Jadi jika kita belajar Islam dgn dalam. Mengkhatam Al Qur'an. Mengkhatam Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Bulughul Marom, Ihya' Uluumuddin, serta berbagai Kitab Shiroh/Tarikh/Biografi/Sejarah Nabi kalau bisa semeter tebalnya, niscaya kita paham sifat dan sikap Nabi.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” [Al Ahzab 21]
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu…” [Ali ‘Imran 159]
Sesungguhnya tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim)
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. (HR. Al Bazzaar)
Ketika Aisyah Ra ditanya tentang akhlak Rasulullah Saw, maka dia menjawab, “Akhlaknya adalah Al Qur’an.” (HR. Abu Dawud dan Muslim)
Kepada Rasulullah Saw disarankan agar mengutuk orang-orang musyrik. Tetapi beliau menjawab: “Aku tidak diutus untuk (melontarkan) kutukan, tetapi sesungguhnya aku diutus sebagai (pembawa) rahmat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” [Fushshilat 34-35]
Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya. (HR. Ar-Ridha)
Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash meriwayatkan bahwa Nabi pernah bersabda:
إِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا
“Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321)
Dari situ kita tahu Akhlak Nabi bagaimana. Karena halus, orang mendekat pada Nabi dan masuk Islam. Jika kasar, niscaya menjauh.
Cara Nabi Dakwah pun halus. Tidak kasar. Bahkan terhadap Fir'aun yang amat kafir karena mengaku Tuhan dan amat kejam karena membunuh banyak bayi lelaki Bani Israil, Allah memerintahkan Nabi Musa dan Nabi Harun untuk berkata dgn lembut kepadanya.
Nabi melakukan dakwah dengan cara yang baik dan bijak.
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
”Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS Al-Anbiyaa : 107)
Rasulullah SAW adalah sebaik-baiknya teladan bagi umat manusia. Dalam berdakwah, Rasul SAW senantiasa mengajak umatnya dengan cara yang lembut, sopan, bijaksana, kasih sayang, dan penuh keteladan.
Sebab, sejatinya dakwah adalah menyeru dan mengajak umat manusia untuk menjadi lebih baik. Bukan menakut-nakuti mereka dengan berbagai ancaman. Dalam Alquran, Allah SWT memberikan tuntunan berdakwah dengan tiga cara, yakni bil hikmah, mau’izhotil hasanah wa jaadilhum billati hiya ahsan.
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” (QS An-Nahl: 125).
Bahkan terhadap Fir’aun yang super Kafir karena mengaku Tuhan dan paling zalim sekalipun Allah memerintahkan Nabi Musa untuk berdakwah kepada Fir’aun dengan baik. Padahal Fir’aun ini zalimnya luar biasa karena sudah membunuh banyak bayi lelaki dan ingin membunuh Nabi Musa dan pengikutnya. Allah tidak memerintahkan Nabi Musa membunuh Fir’aun atau pun Bughot karena kekafiran dan kezaliman Fir’aun. Jadi aneh jika zaman sekarang ada yang membantai puluhan ribu manusia dengan alasan si Fulan yang sebenarnya masih sholat sebagai Kafir dan Zalim. Itu bertentangan dengan AL Qur’an:
Apa firman Allah kepada Musa?
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” [Thaahaa 43-44] (Media Islam)
Komentar
Posting Komentar