Oleh : Ust. Abdi Kurnia Djohan
Saya mencoba membaca cuitan ini secara kritis, sebagai berikut:
1. Adam pernah salah, Iblis pernah bener. Pertanyaannya kapan Adam pernah salah dan Iblis pernah bener? Apa konteks yang bisa menjelaskan Adam pernah salah dan Iblis pernah bener? Mari dibaca kembali isi surat al-Baqarah ayat 30 sampai dengan ayat 37. Di situ tidak disebut bahwa Iblis pernah bener.
2. Adam mengaku salah. Iblis nyalahin orang. Adam mengaku salah bukan dalam kaitannya dengan Iblis, tapi karena melanggar larangan Allah, menurut Qs 2: 35. Lalu, apakah Iblis nyalahin orang? Tidak ditemukan satu pun ayat yang berbicara tentang Iblis nyalahin orang.
3. Iblis gak suka Adam jadi khalifah di muka bumi. Apakah ada ayat yang secara jelas menyebut ini? Iblis tidak suka kepada Adam karena diusir dari surga lantaran tidak taat kepada perintah Allah. Lihat Qs 7: 12-16. Jika simpulan bahwa Iblis gak suka Adam...dst itu tidak ada di dalam al-Qur'an, ini artinya tafsir dusta terhadap al-Qur'an atau tafsir akal-akalan terhadap al-Qur'an. Rasulullah bersabda:
من فسر القران برأيه فليتبوأ مقعده من النار
Siapa yang menafsir al-Qur'an dengan akalnya, hendaklah ia bersiap menempati tempat duduknya dari api neraka...(dikutip oleh al-Hafizh Ibnu Katsir di dalam Muqaddimah Tafsirnya)
4. Iblis benci khalifah, benci sama manusia. Makanya ia bersumpah bakal gagalkan tugas manusia. Lagi-lagi narasi ini menunjukkan kekeliruan di dalam memahami al-Qur'an. Iblis itu membenci Adam karena dorongan hasad (kedengkian). Kedengkian itu karena sebagai manusia, Adam diciptakan dalam bentuk yang terbaik:
لقد خَلَقنَا الإِنْسانَ في احسَنِ تَقْوِيمٍ
Sungguh Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik...(Qs Attin).
Tidak ada penyebutan yang sharih/tegas di dalam al-Qur'an bahwa Iblis benci khalifah.
Mari kita belajar al-Qur'an tanpa ada kepentingan politik...
Komentar
Posting Komentar