لواشرق لك نوراليقين لرايت الاخرةاقرب اليك من ان ترحل اليها ولرايت محاسن الدنيا قدظهرت كسفةالفناء عليها
“Andaikan cahaya keyaqinan itu telah menerangi hatimu, niscaya engkau dapat melihat akhirat itu lebih dekat kepadamu, sebelum engkau melangkahkan kaki kepadanya, dan niscaya engkau akan melihat segala keindahan dunia, telah diliputi kesuraman dan kerusakan yang akan menghinggapinya."
Sebab dengan nurul-yaqin, semua hakikat perkara itu kelihatan yang semestinya dan apa adanya. Apabila hamba sudah bercahaya hatinya dengan Nurul-yaqin dia bisa mengetahui yang benar dan yang salah sedangkan akhirat itu perkara yang hak/ benar, tetap wujudnya, sedangkan dunia itu akan rusak.
رَسُول اللهﷺ . Bersabda: Sesungguhnya nur/cahaya jika masuk dalam hati, maka terbuka dan lapanglah dada (hati) nya, sahabat bertanya: Ya رَسُول اللهﷺ , apakah yang demikian itu ada tandanya?..
Jawab nabi: Ya ada, yaitu merenggangkan (memisahkan) diri dari dunia tipuan, dan condong kepada akhirat yang kekal, dan bersiap-siap untuk menghadapi mati sebelum datangnya maut.
Anas رضي الله عنه berkata: ketika رَسُول اللهﷺ . Sedang berjalan dan berjumpa dengan seorang pemuda dari sahabat Anshor, رَسُول اللهﷺ bertanya: Bagaimanakah keadaanmu hai Haritsah pada pagi ini?
Jawabnya: Saya kini menjadi seorang mukmin yang sungguh-sungguh.
رَسُول اللهﷺ berkata: Hai Haritsah, perhatikan perkataanmu,sebab tiap kata itu harus ada bukti hakikinya.
Maka Haritsah berkata: Ya رَسُول اللهﷺ jiwaku jemu dari dunia, sehingga saya bangun malam dan puasa siang hari, kini seolah-olah aku berhadapan dengan ‘Arsy. dan seolah-olah aku melihat neraka yang penghuninya sedang menjerit-jerit di dalamnya.
Nabi bersabda: Engkau telah melihat, maka tetapkanlah (jangan barubah),. Seorang hamba, yang telah diberi Nur iman dalam hatinya.
Haritsah berkata: Ya رَسُول اللهﷺ , do’akan aku mati syahid, maka Nabi saw. Berdo’a untuknya. Dan ketika pada suatu hari ada panggilan untuk berjihad, maka dialah orang pertama menyambutnya, dan ahirnya dia yang pertama mati syahid.
Dan ketika ibunya mendengar berita bahwa anaknya telah mati syahid, ia datang bertanya kepada Nabi saw. : Ya رَسُول الله ﷺ beritahukan kepadaku tentang Haritsah putraku, jika ia di surga aku tidak akan menangis atau menyesal, tapi jika lain dari itu, maka aku akan menangis selama hidup di dunia!
Jawab Nabi saw. : Haritsah, bukan hanya satu surga tetapi surga didalam surga-surga. Dan Haritsah telah mencapai Firdaus yang tertinggi.
Maka kembalilah ibu Haritsah sambil tertawa dan berkata : untung-untung bagimu hai Haritsah.
Anas رضي الله عنه juga berkata: pada suatu hari Mu’adz bin Jabbal masuk ketempat Nabi sambil menangis, maka ditanya oleh Nabi ﷺ : bagaimanakah keadaanmu pagi ini hai Mu’adz? Jawab Mu’adz : aku pagi ini mukmin benar-benar kepada الله.
Nabi bersabda: Tiap kata-kata yang benar harus ada bukti hakikatnya. Maka apakah bukti pernyataanmu itu? Jawab Mu’adz: يا نبي الله, kini jika aku berada diwaktu pagi merasa mungkin tidak sampai sore, dan jika sore ,aku merasa tidak akan sampai pagi.dan tiap melangkahkan kaki merasa mungkin tidak dapat melangkah yang lain, dan terlihat kepadaku seolah-olah manusia semua telah dipanggil untuk menerima suratan amal bersama dengan Nabi-nabi dan berhala-berhalanya yang disembah selain الله,dan juga seolah-olah saya melihat siksa ahli neraka dan pahala ahli surga.
Maka Nabi bersabda : Engkau telah mengetahui, maka tetapkanlah.
رَسُول اللهﷺ . Ketika member tahu kepada para sahabat hal gugurnya Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abi Tholib, dan Abdulloh bin Rowahah رضي الله عنه berkata: Demi الله mereka tidak akan senang, andaikan mereka masih berada diantara kami, رَسُول اللهﷺ memberitakan demikian dengan air mata yang berlinang-linang. (FM)
Komentar
Posting Komentar