Langsung ke konten utama

Pembantaian Dukun Santet, Operasi Naga Hijau & Teror kepada NU

Ilustrasi Operasi Naga Hijau

Forum Muslim - Suatu Subuh di bulan September 1998, Untung Hadi dikagetkan oleh kabar kematian bapaknya.

"Paman, kakek meninggal," kata keponakannya.
Tanpa sempat berganti pakaian, ia langsung menuju ke rumah bapaknya yang bernama Hasim dan mendapatinya telah tergeletak bersimbah darah. Hasim adalah seorang petani dan juga bertugas sebagai takmir masjid.  
Untung Hadi menjelaskan, selain membunuh ayahnya para pelaku juga merusak rumah korban. Dan ketika suasana menjadi ruwet, tiba-tiba pondok yang berada di kebun pun dibakar. Dalam suasana genting itu ia tak mendapati aparat desa seorang pun.
"Mungkin sudah direncanakan," katanya.
Peristiwa itu terjadi di Desa Pondoknongko, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur.
Masih di kecamatan yang sama, di waktu berbeda, Abdullah menjadi saksi peristiwa pembantaian saudaranya. Di Desa Sukojati, Arifin (kakaknya) beserta istri dan anaknya dibantai sekelompok warga.
"Mereka dijemput massa. Massa itu bukan orang jauh, warga sini saja. Saya juga tahu meninggalnya. Istrinya diseret, di depan warung ini dari selatan. Kakak saya, Arifin, dituduh punya ilmu santet," ujarnya.
Menurut keterangan Abdullah, massa yang beringas menggunakan kayu, batu, dan pisau. Setelah kepalanya dihantam batu, istri Arifin kemudian diseret.
"[kulitnya] mengelupas seperti serpihan pinang," tambah Abdullah.
Ia ikut memandikan ketiga korban pembantaian itu. Jenazah kemudian dimakamkan setelah Asar dengan posisi berjajar.
"Kang Arifin di utara, istrinya di tengah, Misdi (anaknya) di selatan," ujarnya.
Sementara Ainnurohim—korban penyerangan beberapa orang yang tampil dengan pakaian ala ninja, menceritakan bahwa pada suat malam ia melihat sesosok bayangan. Awalnya ia belum yakin terhadap bayangan itu, apakah manusia atau karena penglihatannya terganggu.
Namun setelah dilihat secara saksama, bayangan itu ternyata betul manusia. Ainnurohim lalu mendekatinya, dan tiba-tiba bayangan itu sudah membacoknya. Ia mencoba melawan karena kebetulan sedang membawa senjata sepulang siskamling, dan terjadilah perkelahian.
"Ndak tahu waktu itu dari sebelah kiri saya juga ada, tahu-tahu udah mbacok saya. Di sebelah lagi mbacok sebelah kanan saya. Setelah itu saya gak inget lagi," Kenang Ainurrohim
Tiga kejadian tersebut adalah contoh kecil dari ratusan kasus serupa yang terjadi di Banyuwangi dan beberapa daerah lain pada 1998. Secara nasional peristiwa ini kemudian dikenal dengan sebutan "Dukun Santet" dan "Ninja". Resonansi pemberitaan semakin meluas dan sampai ke luar negeri.
Jason Brown yang melakukan penelitian tentang topik ini, mula-mula mendengar peristiwa ini malah dari beberapa media luar seperti The Sydney Morning Herald edisi Sabtu, 7 November 1998 dengan tajuk berita "Indonesia's New Wave of Terror". Ia juga membaca dua laporan BBC News Online edisi 13 dan 24 Oktober 1998, dengan judul berita "Macabre Murders Sweep Java" dan "Indonesia's Ninja War". Penelitian Jason kemudian terbit menjadi Perdukunan, Paranormal, dan Peristiwa Pembantaian (Teror Maut di Banyuwangi, 1998).

Santet di Banyuwangi
Menanggapi ratusan peristiwa kasus pembunuhan "Dukun Santet" oleh "Ninja", Afton Ilman Huda (tokoh NU Jember) menyebutkan bahwa hal ini mungkin berkaitan dengan psiko-culture di masyarakat setempat. Menurutnya, di daerah Tapal Kuda memang ada pemahaman tentang santet, meski persepsinya berbeda-beda. Beliau mencontohkan santet dalam konteks percintaan.
"Ada orang seneng dengan perempuan. Bagaimana caranya perempuan itu seneng. Begitu-begitu itu biasanya upayanya ke dukun-dukun. Untuk meng-counter yang seperti itu datang ke kiai-kiai. Perilaku kiai yang semula menolong santet, ini kemudian menjadi terancam dengan isu ini," ujar Afton.
Ihwal santet yang dekat dengan kehidupan masyarakat daerah Tapalkuda, khususnya Banyuwangi yang mayoritas warganya beretnis Osing/Using, Hasan Ali—penggiat budaya Banyuwangi, seperti dikutip Sukidin dalam disertasinya di Universitas Airlangga tahun 2005 menjelaskan bahwa santet bagi masyarakat Banyuwangi adalah realitas. Ada dan keberadaannya sangat diyakini (Pembunuhan Dukun Santet di Banyuwangi: Studi Kekerasan Kolektif dalam Perspektif Konstruktivistik, hlm. 333).
"Mayoritas mereka mempercayai dan sudah menjadi bagian yang menyatu dalam keseharian masyarakat Using. Santet telah menjadi kosa kata harian masyarakat Using. Bagaimana tidak, segala hal yang terkait dengan kehidupan sehari-hari yang dianggap penting, selalu saja kebanyakan masyarakat using akan mendatangi orang pintar hanya sekadar untuk berkonsultasi," terangnya.  
Hasan Ali menambahkan bahwa masyarakat Using akan mendatangi dukun untuk selametan pindahan rumah, dan di hampir setiap aktivitas sehari-hari seperti membangun rumah, menyongsong panen, hajaran khitan, pernikahan, dll.
Sistem sosial yang terbangun seperti itulah yang menjadi bahan bakar yang menyulut berbagai pembantaian. Masyarakat Banyuwangi menyerang sesuatu yang telah hidup dalam kesehariannya.
Siapa Dalang di Balik Layar?
Secara nasional peristiwa di Banyuwangi dan sekitarnya ini sempat mencuatkan kecurigaan kepada beberapa pihak. Tahun 2003 ketika terjadi penganiayaan terhadap KH. Ahmad Asmuni Ishaq hingga wafat di Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Lumajang, yang dilakukan komplotan ala ninja, Gus Dur mengaitkannya sebagai modus operandi yang sama dengan peristiwa di Banyuwangi tahun 1998.
"Tujuannya, menggagalkan Pemilu 2004," kata Gus Dur.
Sementara temuan Jason Brown menjelaskan bahwa peristiwa berdarah Banyuwangi 1998 sebenarnya adalah kejadian yang berulang yang bisa disebut biasa, karena terkait dengan keadaan sosial masyarakat Using yang akrab dengan budaya dukun santet dalam keseharian.
Anggapan ini didukung catatan Saiful Rahim dalam Merah Darah Santet di Banyuwangi yang mengabarkan bahwa peristiwa pembantaian terhadap dukun santet di Banyuwangi pernah terjadi tujuh (1991) dan dua tahun sebelumnya (1996).
"Pada tahun 1996 pun terjadi aksi pembantaian terhadap dukun santet (sihir). Peristiwa yang terjadi pertengahan 1996 itu meminta korban sekitar 30-an orang yang diduga dukun santet. Karena itu, ketika pertama kali terjadi pembantaian atas beberapa orang yang diperkenalkan sebagai sukun santet tidak diambil pusing oleh orang Bannyuwangi," tulis Saiful Rahman (hlm. 6).
Untuk mengantisipasi kejadian serupa terulang —berdasarkan laporan Jason Brown dalam Perdukunan, Paranormal, dan Peristiwa Pembantaian (Teror Maut di Banyuwangi, 1998, hlm. 51), tanggal 6 Februari 1998 Bupati Banyuwangi, Purnomo Sidik, mengeluarkan instruksi kepada seluruh Camat agar mendata paranormal, dukun pengobatan tradisional, dan tukang sihir agar memudahkan penanganan jika terjadi kasus serupa.
Namun rupanya daftar yang dibuat oleh para Kepala Desa atas instruksi Camat sebagai perintah Bupati tersebut kemudian bocor dan berubah menjadi daftar target pembunuhan. 
Dalam skala yang lebih besar, peristiwa Banyuwangi 1998, serupa dengan peristiwa di Tasikmalaya dan Situbondo menjelang Pemilu 1997, atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Operasi Naga Hijau".              
Zed Abidien dan Abdul Manan dalam Majalah D&R (Detektif & Romantika) edisi 970125-023, hlm. 14, Rubrik Peristiwa & Analisa, menulis bahwa Operasi Naga Hijau mula-mula menjadi berita saat KH. Hasyim Muzadi (Ketua PWNU Jatim waktu itu) menyebutkan dengan jelas informasi tersebut kepada wartawan Kantor Berita Antara.
"Kami telah menemukan lima pancingan yang disebut Operasi Naga Hijau yang berusaha mengaduk-aduk warga NU di Jatim," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa semua sasaran pancingan-pancingan tersebut adalah warga NU dengan tujuan merusak bangsa Indonesia.
Dalam tulisan bertajuk Naga Hijau: Antara Ada dan Tiada, kedua jurnalis  D&R tersebut mengutip seorang sumber NU Jatim lain yang menyatakan bahwa tujuan operasi ini adalah memecah-belah warga NU agar tidak solid mendukung organisasi politik tertentu.  

Motif dan Modus

Tokoh intelektual peristiwa "Dukun Santet" dan "Ninja" di Banyuwangi secara hukum belum menemui titik terang. Kejadian ini masih tertutupi selimut kabut. Namun di luar cara berpikir umum yang selalu menghadirkan imajinasi dalang di hampir setiap kejadian yang bergaung secara nasional, Sukidin menawarkan pendekatan lain.
Dalam disertasi yang dipertahankan di Universitas Airlangga, Sukidin menyebut setidaknya ada empat hal yang bisa dipakai untuk mengurai benang kusut yang terjadi di Banyuwangi, yaitu (1) motif dendam sosial, (2) motif iri hati dan fitnah, (3) modus massa terorganisir, dan (4) modus pembunuhan massa spontan. Poin-poin ini didapat setelah Sukidin menggali informasi dari sebagian besar pelaku pembunuhan. (hlm. 208)
Dalam disertasi berjudul Pembunuhan Dukun Santet di Banyuwangi: Studi Kekerasan Kolektif dalam Perspektif KonstruktivistikSukidin menjelaskan bahwa masyarakat Using pada banyak hal terkesan sangat hati-hati dalam menyikapi peristiwa pembunuhan pada dukun santet. Jika pernah terjadi pembunuhan secara terbuka, hal itu jarang terjadi pada masyarakat Using. Kalau ada kasus warga Using yang terbunuh secara tidak wajar, maka kasus tersebut akan dianggap sebagai akibat dari korban ilmu santet.
"Pembunuhan terhadap korban yang bermotifkan dendam yang dirasakan oleh masyarakat ini selalu terjadi pada orang yang diduga sebagai dukun santet. Terlepas apakah korban pembunuhan tersebut menemui kematian atau masih hidup, yang jelas motif ini hampir semuanya terjadi pada dukun santet," tulisnya.

(Sumber : tirto.id - irf/zen/FM)

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing