لاَ يُعظَمُ الذنبُ عِندَكَ عظمَةً تَصُدُّكَ عَنْ حُسنِ الظنِّ بِاللهِ ، فَاِنَّ مَنْ عَرَفَ رَبَّهُ اِسْتَسغَرَ فىِ جَنْبِ كرَمِحِ ذ َنْبُهُ
"Jangan sampai terasa bagimu besarnya suatu dosa itu, hingga dapat merintangi engkau dari khusnudz-dzon [baik sangka] terhadap الله تعالى, sebab barangsiapa yang benar-benar mengenal الله تعالى, maka akan menganggap kecil dosanya itu di samping ketulusan kemurahan الله.
Merasa besarnya suatu dosa itu baik, jika menimbulkan rasa akan bertaubat dan niat untuk tidak mengulanginya untuk selama-selamanya. Tetapi jika merasa besarnya dosa itu akan menyebabkan putus dari rahmat الله, merasa seakan-akan rahmat dan ampunan الله tidak akan didapatnya, maka perasaan itu lebih berbahaya baginya dari dosa yang telah dilakukannya, sebab putus asa dari rahmat الله itu dosa besar dan itu perasaan orang-orang kafir.
Abdulloh bin Mas'ud رضي الله عنه berkata: "Seorang mukmin melihat dosanya bagaikan gunung yang akan menimpanya, sedang orang munafiq melihat dosanya bagaikan lalat yang hinggap diujung hidungnya, maka diusirlah ia dengan tangannya.
Nabi ﷺ telah bersabda: "Demi الله yang jiwaku ada di tangan-Nya, andaikan kamu tidak berbuat dosa, niscaya الله akan mematikan kamu, dan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa lalu istighfar [minta ampun] dan diampunkan bagi mereka itu."
Nabi ﷺ bersabda: "Andaikan perbuatan dosa itu tidak lebih baik bagi seorang mukmin dari pada ujub [mau diagung-agungkan karena amal kebaikannya], maka الله tidak akan membiarkan seorang mukmin berbuat dosa untuk selamanya."
Sebab ujub itu menjauhkan seorang hamba dari الله, sedang dosa itu menarik hamba mendekat kepada الله. Dan ujub, merasa besar diri, sedang dosa merasa kecil dan rendah diri di sisi الله.
لاصغيرة اذاقابلك عدله ولاكبيرة اذاواجهك فضله
"Tidak ada dosa kecil jika الله menghadapi engkau dengan keadilan-Nya, dan tidak berarti dosa besar jika الله menghadapimu dengan karunia-Nya.”
Yang dinamakan Adil yaitu: pelaksanaan hukum الله didalam kerajan-Nya yang tidak ada yang menentangnya. Apabila sifat adilnya الله itu dilaksanakan pada orang yang di benci الله, maka batal semua kebaikannya, dan dosa kecilnya akan menjadi dosa besar.
Yang dinamakan Fadhol yaitu: pemberian الله kepada hambanya yang tidak ada balasannya. Apabila sifat Fadholnya الله diberikan pada hambanya yang dicintai-Nya, dosa dan kesalahan yang besar akan di anggap kecil oleh الله.
Nabi ﷺ bersabda: "Tidak ada dosa besar jika disertai dengan istighfar [minta ampun], dan tidak dapat dianggap dosa kecil jika dikerjakan terus menerus."
Yahya bin Muadz رضي الله عنه dalam berdoa ia berkata: "Tuhanku, jika Engkau kasihan kepadaku, Engkau ampunkanlah semua dosaku, tetapi jika Engkau murka kepadaku, tidaklah Engkau terima amal kebaikanku.''
Syeih as-Syadzili رضي الله عنه. berkata dalam do’anya: Ya robbi,semoga amal jelekku engkau jadikan seperti amal jeleknya orang yang engkau cintai, dan amal kebaikanku jangan engkau jadikan seperti kebaikannya orang yang engkau benci.
Sumber ; https://telegram.me/kitabhikam
Komentar
Posting Komentar