Langsung ke konten utama

Kiai Sahal: Penjaga Nurani NU

KH Sahal Mahfudh

Oleh: Rumadi Ahmad

Kabar duka datang Jumat dini hari (24/1/14). “Innalillahi wainnailaihi raji’un, KH Sahal Mahfudh kapundut”. Membaca SMS itu, aliran darah saya seperti terhenti. Saya hanya bisa membaca surat fatihah untuk beliau.

Kepergian Kiai Sahal–– demikian beliau biasa dipanggil— adalah kehilangan besar, bukan saja bagi warga NU, melainkan juga bangsa. Hingga mengembuskan nafas terakhir, Kiai Sahal adalah pemimpin tertinggi NU, rais aam, dan ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI).


Kiai Sahal adalah kiai par excellent. Kekiaiannya benar-benar otentik, tidak dibentuk media, tapi oleh ilmu dan amalnya. Kesetiaannya pada pesantren dengan seluruh tradisinya tidak menjadikan dirinya teralienasi dari pergaulan sosial. Keahliannya dalam bidang fikih juga tidak menjadikan dirinya terkungkung pada persoalan halal dan haram, tapi justru menjadikan fikih sebagai etika sosial dan jendela untuk melihat realitas kehidupan.


Inilah yang mengantarkannya mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari UIN Jakarta pada 2003. Hampir sepanjang hidupnya diabdikan dan berkhidmat untuk NU. Dia menghidupi dan menjaga NU, bukan hidup dari NU. Sejak muda Kiai Sahal sudah menjadi rais syuriah PC NU Pati, PW NU Jawa Tengah sampai kemudian menjadi rais aam PB NU sejak 1999.


Keterpilihan Kiai Sahal sebagai rais am dalam tiga kali Muktamar NU, sejak Muktamar di Lirboyo Kediri (1999), Muktamar di Solo (2004), dan Muktamar di Makassar (2010), menunjukkan bahwa keulamaannya di lingkungan NU sudah paripurna. Meskipun harus bolak-balik Pati-Jakarta hingga usia senja, sepanjang bulan Ramadan, Kiai Sahal selalu bersama santri-santrinya di pesantren membaca sejumlah kitab kuning.


Kiai Sahal merupakan sedikit dari kiai NU yang rajin menulis. Hampir seluruh karyanya terkait hukum Islam, baik fikih maupun usul fikih. Kalau toh ada tema-tema lain, perspektif yang dia gunakan tetap fikih.


Tidak sedikit juga makalah-makalah yang ditulis dalam berbagai pertemuan yang sebagian besar bertema fikih sosial. Beberapa karya antara lain Thariqatal-Hushul ila Ghayahal-Ushul (2000), Al-Bayan al-Mulamma’ ‘an Alfdz al-Lumd (1999), Al-Faraid al-Ajibah (1959), Nuansa Fiqih Sosial (1994), Pesantren Mencari Makna (1999), dan sebagainya.


Menahan Arus Politisasi NU


Salah satu tugas terpenting Kiai Sahal selama menjadi rais aam PBNU adalah menjaga khitah 1926 NU pada saat di mana terjadi euforia politik luar biasa di Indonesia, termasuk warga NU. Arus politik itu sangat potensial merusak prinsip khitah NU. Di sinilah Kiai Sahal harus memberi bingkai bagaimana agar NU tidak tergerus arus politik, namun pada saat yang sama aspirasi NU dapat disalurkan.


Dari sinilah Kiai Sahal kemudian merumuskan tiga peran politik yaitu politik praktis yang berorientasi pada perebutan kekuasaan, politik kerakyatan yang lebih berorientasi untuk pembelaan nasib rakyat dari ketertindasan dan ketidakadilan, serta politik kenegaraan yang lebih berorientasi pada upaya menjaga keutuhan dan kedaulatan negara.


Peran NU adalah pada level politik kerakyatan dan kenegaraan, bukan politik praktis. Dengan mengambil peran itu, politik NU akan lebih strategis dan tidak disibukkan dengan gesekan-gesekan antara merebut dan mempertahankan kekuasaan. Politik praktis biarlah dilakukan partai politik. Ini tidak berarti NU harus mengasingkan diri dari persoalan kekuasaan.


Tugas NU terkait kekuasaan politik adalah memastikan terpeliharanya prinsip-prinsip moral yang diperjuangkan NU. Dengan meletakkan politik NU pada level kerakyatan dan kenegaraan, khitah NU sebagai organisasi sosial keagamaan akan terjaga. Namun, menjaga NU dari politik praktis bukan perkara mudah.


Dalam wawancara dengan Majalah Tempo pada September 2008, dengan nada putus asa, Kiai Sahal mengatakan: “Praktik khitah di NU sekarang sedang macet”. Ungkapan tersebut tentu saja beralasan karena kala itu banyak pengurus-pengurus NU dalam berbagai tingkatan menggunakan NU untuk alat untuk merebut kekuasaan, mulai dari presiden, gubernur, sampai bupati/wali kota.


Kiai Sahal tidak setuju dengan perilaku politik itu. Baginya, pengurus NU yang hendak merebut kekuasaan politik harus mundur dari kepengurusan NU. Namun, khitah yang digariskan Kiai Sahal ini tidak ditaati pengurus-pengurus NU sendiri. Kiai Sahal tidak berdaya menghadapi syahwat politik pengurus NU.


Kiai Sahal hanya bisa merintih dan diam, sikap yang biasa dilakukan bila marah atau tidak setuju. Sikapnya itu akhirnya dituangkan dalam “kontrak jam’iyah” (semacam kontrak politik) pada Muktamar Ke-31 NU di Asrama Haji Donohudan Boyolali.


Kontrak yang harus ditandatangani calon ketua umum tanfidziyah berisi 5 hal: 1) Ketua umum PB NU akan taat sepenuhnya kepada AD/ART NU, khitah NU, rais aam syuriah, dan keputusan syuriah; 2) Melaksanakan hasil-hasil Muktamar Ke-31 NU; 3) Tidak akan secara langsung mengatasnamakan NU, kecuali bersama rais aam dan berdasarkan rapat PB NU; 4) Tidak akan terlibat dalam kegiatan politik praktis apa pun; 5) Tidak akan mencalonkan diri untuk jabatan politik praktis, baik legislatif maupun eksekutif.


Meski tidak berjalan efektif, Kiai Sahal sudah berusaha sekuat tenaga untuk menahan arus politisasi NU. Menjaga arus politisasi NU ini akan selalu menjadi agenda penting NU dari waktu ke waktu.


Melawan Arus Formalisasi Islam


Hal penting lain yang digariskan Kiai Sahal adalah upaya melawan arus formalisasi Islam. Dalam pidato pembukaan Munas dan Mubes NU pada 27-30 Juli 2006 di Surabaya, Kiai Sahal mengemukakan, salah satu corak keagamaan yang khas bagi NU yaitu kemampuannya menerapkan ajaran teks keagamaan yang bersifat sakral dalam konteks budaya yang bersifat profan.


NU, menurut Kiai Sahal, dapat membuktikan bahwa universalitas Islam dapat diterapkan tanpa harus menyingkirkan budaya lokal. NU juga sejak awal mengusung ajaran Islam tanpa melalui jalan formalistik, lebih-lebih dengan cara membenturkannya dengan realitas secara formal. NU berpegang teguh pada tujuan (ghayah), tapi lentur dalam hal cara (wasilah). Inilah yang memungkinkan NU menjadi organisasi yang lentur.


Dalam pidato itu, Kiai Sahal juga mengemukakan, NU berkeyakinan bahwa syariat Islam dapat diimplementasikan tanpa harus menunggu atau melalui institusi formal. NU lebih mengidealkan substansi nilai-nilai syariah terimplementasi di dalam masyarakat ketimbang mengidealisasikan institusi. Kehadiran institusi formal bukan suatu jaminan untuk terwujudnya nilai-nilai syariah di dalam masyarakat.


Apalagi NU sudah berkesimpulan bahwa NKRI dengan dasar Pancasila sudah merupakan bentuk final bagi bangsa Indonesia. Pidato Kiai Sahal tersebut penegasan soal kesetiaan menjaga keutuhan bangsa di satu sisi dan penegasan bahwa keislaman yang dikembangkan NU bukanlah Islam egois yang hanya mementingkan dirinya sendiri.


Pada level ini Kiai Sahal berdiri bersama-sama dengan tokoh NU lain seperti KH Abdurrahman Wahid, KH Mustofa Bisri, dan sebagainya dalam memastikan tegaknya Islam melalui jalur kultural yaitu Islam yang lebih mementingkan substansi daripada simbol.


Cara pandang seperti inilah yang menjadikan NU dipercaya sebagai teman baik dan melindungi aneka keragaman bangsa ini. Karena itu, tidak berlebihan kalau sepanjang hayat Kiai Sahal mengabdikan dirinya sebagai penjaga nurani NU agar NU bermanfaat bagi bangsa.


Sebagai penjaga nurani, Kiai Sahal memang bukan tipe kiai yang suka teriak-teriak agar pendapatnya diikuti atau berkonfrontasi dengan orang yang berseberangan dengannya. Dia punya cara sendiri untuk menyampaikan kesetujuan atau ketidaksetujuan. Wafatnya Kiai Sahal semoga tidak mengubur nurani yang selama ini dia jaga. [FM]


Sumber : KORAN SINDO, 27 Januari 2014
Rumadi Ahmad ; Peneliti Senior the WAHID Institute, Dosen FSH UIN Jakarta

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

KENAPA SUAMI BISA SELINGKUH??

Ilustrasi Keluarga Oleh :  Mufrodah Odah Pernah menonton drama Korea berjudul LOVE, MARRIAGE AND DIVORCE? Drama ini mengisahkan tiga perempuan yang diselingkuhi oleh suami mereka. Jadi, aku rasa drama ini cukup menjawab, kenapa seorang suami bisa berselingkuh.  Kita bahas satu persatu ya. 🫰 PEREMPUAN PERTAMA: Boo Hye Ryung, 30 th. Penyiar radio Cantik, muda, modis, karir cemerlang. Itulah Boo Hye Ryung. Namun, sang suami yang bekerja sebagai pengacara, tetap berselingkuh dengan seorang janda yang usianya jauh lebih tua hingga janda itu hamil.  Suami Boo Hye Rung bilang jika dia selingkuh karena istrinya tidak pandai dalam urusan rumah tangga (tidak menyiapkan dan memasakkan makanan), juga karena istrinya tidak ingin segera punya anak alias ingin fokus di karir dulu. Juga, karena kadang istrinya lebih mendominasi.  Kata kunci: cantik, modis, muda, karir cemerlang, tapi tidak pandai mengurus urusan rumah tangga. 🫰 PEREMPUAN KEDUA: Lee Si Eun, 50 th.  Penulis program radio Ibu dari dua

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

Tafsir Kemenag : Tafsir Al-Qur'an Surat Al-An'am Ayat 155

وَهٰذَا كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ مُبٰرَكٌ فَاتَّبِعُوْهُ وَاتَّقُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَۙ  ( الانعام : ١٥٥)   Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat. ( QS. Al-An'am ayat 155 ). Ayat ini menjelaskan peranan Al-Qur'an bagi manusia. Dan ini adalah Kitab Al-Qur'an yang Kami turunkan melalui Malaikat Jibril dengan penuh berkah, yakni segala macam kebaikan, baik lahir maupun batin, yang sangat berguna bagi kehidupan manusia di dunia maupun di akhirat. Ikutilah apa yang ada di dalamnya, amalkanlah isinya, dan bertakwalah, jagalah dirimu dari api neraka, waspadalah, dan taatilah ketentuan yang ada di dalam kitab itu. Itu semua agar kamu mendapat rahmat kasih sayang dari Allah. Orang yang diberi kasih sayang dari Allah akan mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Ayat ini kembali menerangkan sifat-sifat dan kedudukan Al-Qur'an yang mencakup segala macam petunjuk dan hukum syariat yang di

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Kenapa Mimbar Rasulullah SAW Berada Di Kiri Arsyi ?

Rasulullah Saw bersabda, "Ketahuilah bahwa mimbarnya Nabi Ibrahim AS berada disebelah kanan Arsy dan mimbarku disebelah kiri Arsy-Nya Allah Swt". Maka para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, engkau lebih utama dari Nabi Ibrahim. Kenapa engkau ditempatkan disebelah kiri Arsy, sedangkan Nabi Ibrahim disebelah kanannya Arsy?". Rasulullah menjawab, "Jalan ke Surga berada disebelah kanan Arsy, sedangkan jalan menuju Neraka disebelah kiri Arsy. Aku berada disebelah kiri, supaya aku dapat melihat umatku yang akan dimasukkan ke Neraka dan kemudian aku berikan syafa'at kepadanya". Ketika aku berada dimimbarku, aku mendengar jeritan umatku, berteriak-teriak seraya berkata,"Pahalaku sedikit dan dosaku banyak!". Rasulullah Saw berkata kepada Malaikat,"Jangan masukkan dia ke Neraka". Malaikat menjawab, "Aku adalah Malaikat yang melaksanakan apa saja yang diperintahkan Allah Swt kepadaku". Maka Rasulullah turun dari mimba