1. Akhlak adalah software jiwa, ketika seseorang memiliki jiwa yang baik seperti sabar, ikhlas, tawadhu', qona'ah, menghargai orang lain dan karakter2 jiwa yang baik lainnya maka orang itu memiliki akhlak yang baik, begitu sebaliknya ketika jiwa seseorang itu buruk dengan karakter2 moral yang buruk maka orang tersebut memiliki akhlak yang buruk, jadi akhlak adalah moral.. 2. Adab adalah refleksi dari akhlak, artinya adab adalah pengejawantahan dari moral, misalnya ketika seseorang memiliki akhlak yang baik lalu dia mempraktekannya sehingga terjadi kegiatan yang baik, maka kegiatan yang baik ini namanya adab. Misalnya seorang murid yang bertemu gurunya, lalu murid tersebut mencium tangan guru itu, maka tindakan mencium tangan guru ini namanya adab, sedangkan keinginan untuk mencium tangan guru yang timbul dari hati karena ihtirom guru ini namanya akhlak, Sedangkan etika itu bahasa indonesia dari adab.. Adab ini sifatnya berkembang, terbentuk dari faktor agama dan adat masyaraka
Negeri Indonesia dikaruniai Allah swt. banyak anugerah, salah satunya lautan yang mengelilingi Nusantara ini. Selain menyimpan banyak potensi kekayaan alam, laut ternyata juga sarat makna.
Pada lautan, kita dapat belajar untuk yakin akan jati diri dan harga diri bangsa. Demikian disampaikan Rais 'Aam Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Ali Yahya, pada Pengajian Akbar "Solo Bersholawat" di Koridor Jalan Jendral Sudirman Solo, Sabtu (16/5) lalu.
"Ketika kita melihat laut, jangan hanya pandang keindahan gelombang dan ombaknya, atau hanya merasakan asinnya. Tapi perhatikan dan pelajarilah filosofi laut," tuturnya.
Habib Luthfi menjelaskan, apabila diperhatikan, laut ini memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, berbagai jenis air yang masuk ke laut melalui sungai, tak mengubah laut. "Semisal sungai di Jawa ini, semua masuk ke laut, sungai tersebut membawa banyak kandungan baik limbah dan sebagainya. Tapi ketika masuk ke laut, laut dapat menepisnya, kandungan-kandungan tersebut tidak langsung ke tengah," ujar ulama asal Pekalongan itu.
Kedua, berapa pun debit air yang mengalir masuk ke laut, tak mampu mengubah keasinan laut. "Laut punya harga diri. Kalau bangsa ini seperti laut, maka tantangan apapun termasuk ekonomi global juga tidak akan membuat bangsa ini goyah," tegas Habib Luthfi.
Ketiga, meski laut asin, tapi tak turut mempengaruhi para penghuninya. "Ikan tidak terkontaminasi laut, begitu juga laut tidak terpengaruh ikan. Satu sama lain berjalan seiring, tanpa ada pemaksaan kepentingan," kata dia.
Pada kesempatan tersebut, Habib Luthfi juga berpesan agar kita bangga dengan hasil produk yang dihasilkan dari Bumi Pertiwi ini. (Sumber : NU Online)
Pada lautan, kita dapat belajar untuk yakin akan jati diri dan harga diri bangsa. Demikian disampaikan Rais 'Aam Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Ali Yahya, pada Pengajian Akbar "Solo Bersholawat" di Koridor Jalan Jendral Sudirman Solo, Sabtu (16/5) lalu.
"Ketika kita melihat laut, jangan hanya pandang keindahan gelombang dan ombaknya, atau hanya merasakan asinnya. Tapi perhatikan dan pelajarilah filosofi laut," tuturnya.
Habib Luthfi menjelaskan, apabila diperhatikan, laut ini memiliki beberapa keistimewaan. Pertama, berbagai jenis air yang masuk ke laut melalui sungai, tak mengubah laut. "Semisal sungai di Jawa ini, semua masuk ke laut, sungai tersebut membawa banyak kandungan baik limbah dan sebagainya. Tapi ketika masuk ke laut, laut dapat menepisnya, kandungan-kandungan tersebut tidak langsung ke tengah," ujar ulama asal Pekalongan itu.
Kedua, berapa pun debit air yang mengalir masuk ke laut, tak mampu mengubah keasinan laut. "Laut punya harga diri. Kalau bangsa ini seperti laut, maka tantangan apapun termasuk ekonomi global juga tidak akan membuat bangsa ini goyah," tegas Habib Luthfi.
Ketiga, meski laut asin, tapi tak turut mempengaruhi para penghuninya. "Ikan tidak terkontaminasi laut, begitu juga laut tidak terpengaruh ikan. Satu sama lain berjalan seiring, tanpa ada pemaksaan kepentingan," kata dia.
Pada kesempatan tersebut, Habib Luthfi juga berpesan agar kita bangga dengan hasil produk yang dihasilkan dari Bumi Pertiwi ini. (Sumber : NU Online)
Komentar
Posting Komentar