Langsung ke konten utama

Esensi Ahlus sunnah wal Jamaah

Masjid Nabawi - File Wikipedia.org

Forum Muslim - Membahas Ahlussunah wal-Jamaah hendaknya terlebih dahulu mengetahui Hadis yang menyinggung as-Sunah atau al-Jamâ'ah atau pula Hadis yang menerangkan tentang perpecahan umat. Baiknya kalau kita melihat Hadis berikut ini:

عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِى سُفْيَانَ أَنَّهُ قَامَ فِينَا فَقَالَ أَلاَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ-صلى الله عليه وسلم- قَامَ فِينَا فَقَالَ « أَلاَ إِنَّ مَنْ قَبْلَكُمْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ افْتَرَقُوا عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِى النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِى الْجَنَّةِ وَهِىَ الْجَمَاعَةُ ».

Dari Muawiyah bin Abi Sufyan Radhiyallâhu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda, "Sesungguhnya orang sebelum kamu dari pengikut Ahli Kitab terpecah belah menjadi 72 golongan. Dan umat Islam ini akan terpecah-belah menjadi 73 golongan, 72 golongan akan masuk ke neraka, dan satu golongan yang akan masuk surga, golongan ini adalah al-Jamâ'ah." (HR. Abu Daud dan Ahmad)

Dalam Hadis perpecahan umat di atas, tidak terdapat kejelasan siapakah al-jamâ'ah itu. Keterangan yang benar-benar jelas yang bisa diambil dari Hadis ini hanyalah, al-jamâ'ah adalah golongan yang mendapatkan jaminan untuk masuk surga. Karena ketidakjelasan inilah akhirnya berimplikasi pada maraknya klaim-mengklaim dan justifikasi parsial dari berbagai kelompok.

Semua golongan (sekte) yang ada di Indonesia -bahkan dunia- menyatakan bahwa dirinyalah yang termasuk dalam kategori al-jamâ'ah sebagaimana diterangkan Hadis di atas. Masing-masing mereka menyatakan sebagai golongan yang ditahbiskan oleh Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam sebagai golongan penghuni surga atau dalam istilah lain disebut dengan Firqah an-Nâjiyah (golongan yang selamat). Oleh karena itu, kita mencoba menerka dan meraba siapakah atau apakah yang layak menyandang al-jamâ'ah sebagaimana tertera dalam Hadis di atas.

Dalam kitab Firqah an-Nâjiyah misalnya, Muhammad bin Zinu mengatakan bahwa yang layak menyandang golongan selamat atau al-jamâ'ah adalah golongannya (Wahabi). Sedangkan golongan selain Wahabi salah kaprah dan tidak akan selamat dan pantas kalau disebut sebagai penghuni neraka. Golongan lain juga menyatakan hal sama akan hal ini.

Kalangan Ahlussunnah wal-Jamaah (pengikut mazhab Imam al-Asy'ari dan Imam al-Maturidi) juga tidak ketinggalan dalam hal ini. Golongan ini juga mengatakan bahwa dirinya adalah golongan yang pas untuk mewakili al-jamâ'ah dalam Hadis di atas. Tapi klaimnya ini bukan tanpa dasar. Banyak dalil yang melandasi pendapat disamping.

Menurut mayoritas ulama, golongan yang pantas dikategorikan sebagai al-jamâ'ah (sesuai dalam Hadis) adalah Ahlu-Sunah wal Jamaah yang tak lain adalah para pengikut mazhab Imam al-Asy'ari dan Imam al-Maturidi. Hal ini sesuai pendapat al-Imam al-Hâfizh az-Zabidi dalam karyanya, Ithâf as-Sâdât al-Muttaqîn. Beliau mengatakan bahwa, ketika kata 'al-jamâ'ah' diucapkan secara mutlak, maka bisa dipastikan itu adalah golongan al-Asy'ariyah dan al-Maturidiyah.

Pendapat yang lain mengatakan, kata 'al-jamâ'ah' dalam Hadis di atas mengacu pada pengertian golongan yang memang dikenal sebagai 'al-jamâ'ah'. Pengertian demikian sesuai dengan realita pada golongan al-Asy'ari dan al-Maturidi. Karena semua kaum muslimin, baik yang awam maupun yang alim, dari berbagai aliran dan golongan, menamakan pengikut al-Asy'ari dan al-Maturidi dengan nama Ahlussunnah wal-Jamaah.

Selain itu ijma' (kesepakaatan) ulama juga menyematkan al-Jamaah terhadap golongan yang menjadikan ijma' sebagai hujjah dan dalîl dalam beragama. Sikap mengikuti ijma' tersebut, merupakan realita dalam mazhab al-Asy'ariyah dan al-Maturidiyah. Karena dalam menetapkan hukum-hukum agama, para ulama dan mujtahid yang mengikuti mazhab Imam al-Asy'ari dan Imam al-Maturidi selalu menggunakan al-Qur'an, Sunnah, ijma' dan qiyâs secara sempurna. Pengakuan bahwa mazhab Imam al-Asy'ari dan Imam al-Maturidi adalah Ahlu-Sunah wal Jamaah juga dikemukakan oleh mayoritas ulama yang mengikuti mazhab Imam Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali.

Imam Abdul Qâhir al-Baghdâdî mengatakan, bahwa golongan yang terakhir (yang nomor tujuh puluh tiga) ialah Ahlussunnah wal-Jamaah. Beliau berlandasan, bahwa hanya golongan inilah yang memperhatikan keabsahan dan keountetikan Hadis dan tidak menyelewengkannya.

Pendapat ini semakin kuat ketika peninjauan al-Jamaah dari sudut keilmuan dan intelektualitas. Pasalnya dari sekian sekte dan sempalan hanya pengikut Ahlu-Sunah wal-Jamaah yang telah menelorkan para pakar fikih, para rawi Hadis, qurrâ' dan para ulama kalam (teologi).

Para cendekiawan semuanya satu kata dalam satu kesepakatan akan esanya Sang Pencipta, sifat-Nya, hikmah-Nya, nama-nama-Nya, juga mengutus para Nabi, siksaan dan ancaman, dan segala hal yang berkaitan dengan pokok-pokok agama.

Memang sering terjadi perbedaan di antara mereka. Akan tetapi perbedaan ini hanya berkisar dalam lingkup halal-haram di dalam ranah hukum yang bukan prinsip (furû'). Dalam perbedaan ini, tidak ada vonis-memvonis sesat, fasik lebih-lebih kafir diantara mereka. Inilah yang memenuhi syarat sebagai golongan yang selamat (al-jamaah, Red).

Apabila seseorang meyakini hal-hal di atas dan tidak tersisipi oleh virus bid'ah yang digencarkan Khawârij, Rawâfidh (Syi'ah), Qadariyah dan golongan lain yang berpondasikan hawa nafsu, maka sudah bisa dipastikan ia termasuk dalam golongan yang selamat yang tak lain adalah Ahlu-Sunah wal Jamaah.

Mayoritas ulama mengikuti faham golongan al-Asy'riyah dan al-Maturidiyah ini. Bahkan para mujtahid juga berideologikan Ahlu-Sunah wal Jamaah. Diantaranya ialah Imam Malik, Imam as-Syafi'i, Imam Abu Hanifah, Imam Adzra'i, Imam Sufyan ats-Tsauri dan para pengikut mereka.

Para pengikut Ahlussunnah wal-Jamaah mendoakan orang-orang mukmin yang mengikuti titah langkah para Sahabat Radhiyallâhu 'anhum. Dan mereka termasuk orang beruntung yang diberi hidayah oleh Allah Subhânahu wata'âlâuntuk mengikuti semua perilaku Sahabat Radhiyallâhu 'anhum, mencintai mereka sekaligus mengetahui keutamaannya. Mereka meyakini bahwa Sahabat Radhiyallâhu 'anhum itu adalah umat terdepan dalam keimanan, keislaman, keilmuan, pengamalan dan pengusaan hikmah.[dari berbagai suber]
Referensi:
·         Firqah an-Nâjiyah, Muhammad bin Zinu
·         Ithâf as-Sâdât al-Muttaqîn, al-Imam al-Hâfizh az-Zabidi

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing