Langsung ke konten utama

Bisakah Karnaval Kebudayaan Menjadi Obat "Hipertensi Sosial"?


by Asyari Usman

Forum Muslim -- Pasti banyak yang terkagum-kagum menyaksikan parade kebudayaan dan busana yang digelar di halaman Istana Merdeka, di hari 17 Agustus, kemarin. Dalam rangkaian acara peringatan HUT ke-72 RI. Kostum-kostum tradisional dari berbagai suku itu, sangat memukau. Fantastis. Kostum-kostum itu diperagakan oleh pria-pria genteng dan wanita-wanita cantik. Sangat hebat.

Tak hanya itu. Parade diikuti pula dengan penampilan baru para peserta acara, mulai dari Presiden sampai para undangan biasa. Terlihat sebagian besar undangan memakai busana adat dari berbagai daerah di Indoesia. Para pembawa acara siaran langsung stasiun-stasiun TV nasional memberikan pujian yang tak putus-putus. Mereka takjub. Belum pernah ada selama ini.


Dari sisi teatrikal, pantas diberikan acungan jempol untuk panitia nasional. Sesuatu yang segar. Fresh idea, fresh atmosphere. Menyenangkan bagi orang-orang yang suka suasana keadatan. Tidak lagi hanya melihat orang yang berjas-berdasi seperti selama ini.

Busana-busana adat yang telah diperkaya oleh kreasi inovatif itu, pastilah mahal harganya. Mahal biaya pembuatan dan pemeragaannya.

Untuk apa semua ini ditampilkan? Agar rakyat Indonesia yang menonton siaran televisi kemarin menerima pesan tentang keberagaman. Sebab, para penguasa, politisi, dan pakar sosial berpendapat bahwa "hipertensi sosial" yang berlangsung akhir-akhir ini merupakan gumpalan dari ketidakpahaman tentang keberagaman, tentang kebinekaan.

Ini harus diobati, kata penguasa. Dan, acara 17 Agustus adalah salah satu momen yang terbaik, menurut mereka.

Tentu perkara biaya tidak masalah untuk acara yang bertujuan merajut dan merekat persaudaraan kebangsaan. Untuk memperkenalkan keberagaman bangsa Indonesia. Sehingga dengan karnaval pakaian adat ini, rakyat Indonesia akan semakin luas wawasannya. Kemudian mencintai keberagamannya.

Tetapi, mari kita lihat apakah karnaval atau parade semacam ini dapat berfungsi sebagai obat untuk "hipertensi sosial" atau bahkan "pendarahan sosial" (social bleeding) yang sedang melanda bangsa?

Kalau introduksi dan sosialisasi elemen-elemen adat itu dimaksudkan utuk merajut hubungan antarkomunal di Indonesia, maka karnaval kebudayaan tidak akan banyak berperan. Sebab, yang dirasakan absen di tengah masyarakat bukanlah suasana festival yang akan mengumpulkan banyak orang dari berbagai suku atau adat. Yang absen itu adalah keadilan. Dalam segala sisi.

Sebaliknya, terlalu akut ketidakadilan ekonomi. Ketidakadilan sosial. Ketidakadilan legal. Dan ketidakadilan perlakuan. Orang lain mungkin akan menyebutnya kesenjangan ekonomi, sosial, dan public service (pelayanan umum), terutama kesehatan dan pendidikan.

Inilah yang menumpuk di tengah masyarakat. Inilah yang memicu diskonten (rasa tak senang) yang mereka tunjukkan. Inilah yang memicu pergesekan.

Ada segmen masyarakat yang sangat tangguh dari segala sisi berkat kemampuan mereka untuk menyiapkan SDM di lingkungan kelompknya. Mereka mampu karena memiliki kekayaan yang melimpah; yang boleh jadi diperoleh melaui cara yang bersih maupun cara yang kotor. Sedangkan di ujung lain, ada segmen yang sangat lemah.

Kondisi seperti ini adalah bahan bakar ketegangan sosial. Sedikit saja gesekan akan muncul percikan.

Kemudian kita seolah melihat pergesekan itu tergiring ke wilayah SARA. Tak lama kemudian memang berada di wilayah SARA. Semuanya tersentak ketakutan, membayangkan konflik sosial yang dapat berkecamuk sewaktu-waktu. Semua orang memikirkan terapinya. Para dokter sosial menyimpulkan bahwa hipertensi ini terjadi karena masyarakat kurang rajin melakukan senam "interaksi kultural".

Karena itu diajaklah masyarakat untuk melakukan karnaval kebudayaan seperti yang dipentaskan di Istana Merdeka itu. Padahal, secara sederhana saja kita bisa melihat bahwa yang menjadi sumber masalah adalah kontaminasi dalam proses pembangunan yang melahirkan "front yang kuat ekonomi" dan "front yang lemah ekonomi". Kita sendiri yang membangun dua front ini.

Di satu sisi kita membangun "pencakar langit", di sisi lain kita membangun "pencakar bumi". Yang satu semakin tinggi, yang satu lagi semakin terpuruk.

Para penguasa terkagum-kagum dengan pencakar langit, karena memang merekalah yang tampak dalam pandangan. Sedangkan pencakar bumi terkubur semakin dalam.

Tetapi, para penguasa lupa bahwa "pencakar bumi" yang semakin tenggelam di bawah permukaan itu akan berproses menjadi "geothermal sosial-politik" yang kemudian akan membentuk kepundan vulkanik. Jadi, kita sedang menciptakan "gunung berapi" yang suatu hari akan meletus menjadi bencana besar.

Para penguasa bersikukuh bahwa interaksi kultural bisa menjembatani jurang sosial itu. Tak salah kalau mau dicoba. Silakan buat karnaval atau festival kebudayaan di mana-mana. Namun, harap diingat bahwa hari ini masyarakat bercurhat soal lapangan kerja, soal harga-harga yang semakin menekan daya beli. Mereka bercerita soal tarif listrik yang semakin mahal. Tentang keterjangkauan harga rumah. Bahkan soal seragam sekolah anak-anak mereka. Para pebisnis kecil berkeluh soal biaya produksi yang semakin tinggi.

Para sarjana mengalami jalan buntu begitu keluar dari kampus-kampus. Lapangan pekerjaan yang semakin sulit. Kualifikasi yang tidak memadai. Penyediaan pelatihan yang tidak masif dan tidak efektif.

Hari ini mereka membicarakan para koruptor yang bisa mencuri uang negara dengan hukuman yang ringan atau bahkan tak pernah dihukum sama sekali.

Jadi, saling kenal budaya dan adat-istiadat bukanlah masalah yang urgen di Indonesia ini. Masyarakat sudah sangat paham tentang keberagaman. Yang diperlukan adalah pengendalian agar "pencakar langit" tidak semakin tinggi, dan "pencakar bumi" tidak terbenam semakin dalam.

Anda harus membuat rekayasa sosial dengan formula-formula yang mampu memperkecil dominasi satu kelompok ke atas kelompok lain. Yakinlah, Indonesia bisa menyingkirkan kesenjangan sosial, ekonomi, legal, dan pelayanan umum meskipun tidak ada karnaval atau festival yang bertujuan untuk menumbuhkan cultural awareness (kesadaran budaya).
(Penulis adalah wartawan senior)



Dicopas dari status Facebook Mardanus Dody

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing