يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ ( الماۤئدة : ٩٥) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa y
![]() |
Vladimir Putin dan Benjamin Netanyahu - File Nonalignedmedia.com |
Dengan santai Putin menjawab, "Anda (Israel) seharusnya tidak terjebak pada kebencian masa lalu."
Mari kita analisis, disini saya justru melihat yang memiliki akar kebencian berbasis sejarah sebenarnya adalah Israel.
Apa Israel lupa bahwa Iran di masa Shah Pahlevi adalah sahabat karib Israel di Timur Tengah. Iran sebelum era Wilayatul faqih termasuk negara Timur Tengah pertama yang mengakui eksistensi Israel, bahkan sudah memberi pengakuan de-facto dan membuka Kedubes di Jerusalem sejak tahun 1950. So, apa saat itu Iran bukan Persia? Apa Shah Pahlevi bukan Persia? Dan apakah baru sejak kemenangan revolusi Islam 1979 Iran baru menjadi Persia?
Sebaliknya, fakta justru membuktikan bahwa para motor penggerak revolusi di tanah Persia yang menjungkalkan Shah Pahlevi dari kekuasaan, sekaligus memutus segala hubungan dengan Zionisme adalah para Sayyid keturunan 'Arab di tanah Persia, disaat justru banyak negara-negara 'Arab saat itu berdamai dengan Israel lewat perjanjian Camp David dll.
Israel juga tidak boleh melupakan fakta bahwa salah satu negara Timur Tengah yang memiliki komunitas Yahudi terbesar sampai saat ini adalah Iran. Walau secara prosentase jumlah ras Yahudi sangat kecil (0.01%), pemerintah Iran tidak pernah mengusir dan menunjukkan kebencian rasis seperti menutup Sinagog apalagi melakukan genosida seperti kebencian anti-semitic Adolf Hitler pada kaum Yahudi.
Ya, sekali lagi karena kebencian mereka didasari pada sikap Anti-Zionisme, bukan Anti-Yahudi! Sayang sekali banyak umat Islam hari ini yang tidak bisa membedakan antara Judaisme sebagai keyakinan dan Zionisme sebagai ideologi yang mencatut identitas keyahudian (yang muncul belakangan). Sama seperti Islam yang dicatut oleh Takfirisme, Wahabisme, ISIS-isme dll.
Mungkin sekali-kali yang muslim perlu belajar pada George Galloway politisi Inggris Anti-Zionisme yang meskipun 'kafir' tapi ia cukup cerdas membedakan Zionisme dan Judaisme, dimana ia mengutuk Zionisme bukan identitas keyahudian. Bagaimanapun rasisme tak punya tempat di tengah umat manusia, apalagi dalam Islam.
Ironisnya, logika kebencian nir-nalar dengan membawa-bawa identitas SARA sebuah bangsa semacam itu bisa keluar dari sosok selevel Perdana Menteri. Ya, terkadang seorang rasis merasa takut 'di-rasis-i' oleh orang lain karena ia menganggap orang lain serasis dirinya, sehingga ia merasa 'terzalimi' oleh rasa paranoid yang ada pada dirinya sendiri.
Yang lebih lucunya, logika semacam ini diadopsi sebagian muslim pengidap wabah takfiri ketika memvonis Iran sebagai negara majusi. Mereka mengkafirkan Iran dengan modal sejarah bahwa bumi Persia sebelum kedatangan Islam adalah majusi dan dengan itu mereka melestarikan kebencian dan pengkafiran.
Mereka lupa bahwa Islam sudah masuk ke Persia sebelum Islam masuk ke Nusantara. Jika mereka masih belum move-on dari menyebut bangsa Persia sebagai majusi, lalu apa mereka juga mau mengidentikkan bangsa Indonesia dengan Budha-Hindu atau bahkan Animisme, Dinamisme dll?
Mungkin sudah semestinya jawaban Putin pada Netanyahu diberikan juga untuk orang-orang semacam ini, "Jangan terjebak pada masa lalu, karena bila kita bongkar-bongkar masa lalu maka bumi 'Arab adalah jahiliyah dan para Raja idolamu itu hanyalah tukang angon onta di masa Nabi." Sumber : Ahmed Zain Oul Mottaqin]
Komentar
Posting Komentar