Repost FB By Dina Y. Sulaeman
Tulisan ini [bagian terakhir, sudah ya, habis ini beneran saya off FB sampai lebaran] akan membahas mengenai anggota Imperium. Yang dimaksud Imperium adalah korporasi-korporasi raksasa dunia + politisi elit dunia yang memiliki kekuasaan untuk mengatur dunia melalui kekuatan ekonomi-politik raksasa yang mereka miliki. Nah, mereka ini saling terkoneksi dan bertemu secara teratur setahun sekali di sebuah konferensi yang disebut Bilderberg.
Sebentar, sebelum muncul tuduhan ini bakal menjadi tulisan ala teori konspirasi, saya pastikan informasi yang saya tuliskan bersumber dari media-media sekuler (the Guardian, BBC, artikelnya Pepe Escobar, dll) yang semata-mata mengait-ngaitkan berbagai fakta dengan cara rasional. Btw, konspirasi itu sebenarnya sesuatu yang ‘wajar’. Konspirasi adalah kesepakatan di balik layar, dan hampir semua tahu, para politisi pasti melakukan sangat banyak konspirasi. Bahkan di olahraga pun kadang ada konspirasinya (misalnya mengatur skor). Yang salah adalah kalau ujug-ujug menuduh konspirasi tanpa argumen yang jelas, hanya mencocok-cocokkan.
Jurnalis Pepe Escobar, menulis, “Jadi apa yang dibicarakan 150 orang elit, 2/3-nya dari Eropa Barat, sisanya dari AS? Dapat diprediksi, yang dilakukan para menteri keuangan dan CEO dari mega-korporasi itu adalah ‘memelihara sistem dunia’ atau ‘turbo-financial capitalism’, dan perlunya mengubah beberapa hal kecil, sehingga sebenarnya tidak ada perubahan sama sekali [dalam sistem dunia].”
Konferensi Bilderberg rutin dilakukan sejak 1954, namun cikal bakalnya tahun 1910. Ketika itu, Sen. Aldrich, A.P. Andrews (asisten Menteri Keuangan AS), Paul Warburg dari Kuhn, Loeb & Co., Frank A. Vanderlip, (bos National City Bank of New York), Henry P. Davison dan Benjamin Strong dari J. P. Morgan Company, Charles D. Norton (bos National Bank of New York) bertemu diam-diam di Jekyll Island, dan dua tahun kemudian, dibentuklah The Federal Reserve, bank sentral AS, namun sebenarnya bukan dikuasai pemerintah AS, melainkan swasta.
Tuan rumah Konferensi Bilderberg pertama tahun 1954 adalah Pangeran Bernard dari Belanda. Yang hadir antara lain Prescott Bush (yang kelak dua anaknya, Bush Sr dan Bush Jr. akan menjadi presiden AS). Meskipun pertemuan Bilderberg awalnya dirahasiakan, kemudian ada penulis-penulis yang meneliti dan menuliskannya (misalnya: Jurnalis Inggris, Jon Ronson, atau BC Forbes yang menulis tentang The Fed, dan Westbrook Pegler). Di zaman internet saat ini, para pemburu berita Bilderberg semakin agresif, mereka bahkan membuntuti konferensi itu kemana-mana. Mereka mendapatkan list-nya, tapi mereka pun juga gigih memotret, sehingga akhirnya ketahuan ada orang-orang yang juga hadir tapi namanya tidak ada dalam list.[baca cerita serunya di sini, di antaranya ketahuan bahwa tokoh oposisi Suriah Bassma Kodmani juga hadir]
Pertemuan Bilderberg digelar di tempat mewah, dengan sekuriti yang sangat ketat, bahkan kadang hotel yang jadi tempat acara juga ditutup dengan kain. Karena tidak ada dokumen resmi mengenai apa yang dibicarakan ketika orang-orang penting dunia itu bertemu, yang bisa dilakukan adalah meneliti sejarah, apa saja kejadian besar yang terjadi setelah Konferensi Bilderberg berlangsung, serta membandingkan dengan bocoran dari isi konferensi yang berhasil dikorek para jurnalis/pengamat. Misalnya, Federal Reserve berdiri. Berdirinya Uni Eropa. Bill Clinton dan Tony Blair hadir di konferensi Bilderberg sebelum akhirnya mereka jadi Presiden AS dan PM Inggris. Berakhirnya Perang Dingin. Turunnya Margaret Thatcher dari kursi PM Inggris. Perang Irak. “Kesepakatan” 2008 bahwa Obama yang maju jadi capres, Hillary mundur, dan kemudian diangkat jadi Menlu [baca ceritanya di sini]. Invasi ke Libya. Dll. Ini adalah di antara peristiwa-peristiwa besar yang diduga kuat hasil konferensi itu.
Pertemuan Bilderberg tahun 2016 dilakukan 9-12 Juni di balik pintu dan pagar yang dijaga ketat, di Hotel Taschenbergpalais Kempinski (Dresden).
Pepe Escobar mendapatkan bocoran dari seorang diplomat Eropa, bahwa isu penting yang dibahas dalam konferensi 2016 adalah seputar upaya penjegalan dengan segala cara terhadap Donald Trump. “Rekam jejak Bilderberg adalah menjadi wahana lobby utama bagi Big Oil dan mega perbankan, sehingga sudah dipastikan bahwa kandidat Bilderberg dalam pilpres AS adalah Hillary Clinton,” tulis Escobar.
Trump dipandang sebagai ancaman karena jumlah ‘precariat’ di AS meningkat –yaitu kalangan menengah ke bawah yang sangat khawatir dengan nasib ekonomi mereka yang terancam globalisasi; mereka diprediksi lebih menyukai kebijakan rasis-nasionalis Trump.
Isu penting lainnya adalah Brexit (referendum apakah Inggris tetap/keluar dari UE), bagaimana agar Transatlantic Trade and Investment Partnership (TTIP) diterima oleh publik Eropa, serta rencana membuat internet ID (sehingga semua pengguna internet di dunia ini bisa diidentifikasi).
Namun tetap saja, semua ini hanya analisis dan prediksi, karena semua partisipan Bilderberg mengikuti aturan ketat Chatam House Rule: boleh menggunakan informasi yang didapat, tapi tidak boleh membocorkan siapa penyuplai informasi yang didapat dalam pertemuan itu.
BBC (2003) pernah melaporkan konferensi ini, dengan kalimat berikut, “Secara resmi, [konferensi] ini didesripsikan sebagai pertemuan privat. Namun, dengan tamu-tamu bos perusahaan-perusahaan Eropa dan AS, pemimpin politik, dan intelektual, [konferensi] ini adalah salah satu organisasi yang paling berpengaruh di planet ini.”
Foto: tirai yang menutupi lokasi konferensi Bilderberg 2011 dan Bassma Kodmani yang ketauan hadir di Bilderberg 2012 (dan diketahui pernah hadir di 2008).
Komentar
Posting Komentar