Pria penembak Duta Besar Rusia untuk Turki telah teridentifikasi bernama Mevlut Mert Altintas, seorang anggota Polisi Kota Ankara berusia 22 tahun.
Dia menembak Andrey Karlov (66) hingga tewas dengan beberapa kali tembakan di bagian dada. Saat itu Karlov sedang menghadiri pembukaan pameran fotografi di Ibu Kota Turki, Ankara, Senin (19/12/2016). Karlov sempat berpidato sebelum ditembak oleh Altintas yang berada tepat di belakangnya.
Dikutip NU Online dari Daily Mail, Altintas berteriak histeris sambil mengangkat tangan kiri dan mengacungkan jari telunjuk usai melumpuhkan Karlov.
“Allahu Akbar! (God is Great). We die in Aleppo, you die here! (Allahu Akbar! Kami mati di Aleppo, kamu mati di sini),” teriak Altintas dilansir Daily Mail, Senin (19/12).
"Allahu Akbar! Jangan lupakan Aleppo, jangan lupakan Syiria! Hanya kematian yang dapat menyingkirkanku dari sini. Semua orang ambil bagian dalam penindasan ini harus membayarnya," teriaknya lagi.
Kantor berita setempat, seperti dilansir Reuters, Selasa (20/12) menyatakan, penyerang langsung dilumpuhkan oleh pihak keamanan. Pasukan khusus Turki saat itu telah mengepung gedung tempat peristiwa terjadi.
Daily Mail menyebut, Altintas berhasil dilumpuhkan dalam waktu 15 menit setelah melancarkan aksinya. Ia tewas setelah baku tembak dengan petugas Kepolisian Turki. Tiga orang lainnya dikabarkan juga terluka akibat kejadian ini. Seorang saksi mengatakan suara tembakan muncul selama beberapa waktu setelah serangan.
Sebelumnya, Jurnalis Surat Kabar Hurriyet seperti dikutip Reuters mengatakan, penyerang meneriakkan slogan-slogan Islam saat melakukan aksinya.
Pada sebuah foto yang viral di Twitter, terlihat gambar seorang pria memakai setelan resmi tengah memegang pistol. Ia berdiri dekat dengan podium di galeri yang banyak tergantung gambar di dindingnya. Terlihat juga empat orang, termasuk Dubes Rusia, tergeletak di lantai.
Serangan terhadap Karlov disebut-sebut muncul terkait konflik Suriah di Turki. Hubungan Rusia dan Turki telah lama penuh konflik karena kedua negara itu mendukung sisi yang berlawanan.
Wali Kota Ankara menegaskan, penembakan Karlov dilakukan untuk merusak hubungan Turki-Rusia. Ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir, menyusul pasukan Suriah yang didukung Rusia tengah berusaha menguasai bagian timur Kota Aleppo. Hal tersebut memicu aliran pengungsi.
Tak begitu jelas siapa yang melakukan serangan, namun ISIS diketahui telah aktif di Turki dan beberapa kali mengakui telah melakukan sejumlah serangan bom. (Nu.or.id)
Komentar
Posting Komentar