Muhammad Saroji - File Pribadi |
Senja saga di tepian bandara,
ketika angin semilir membelai wajah kekasih dalam bayangan,
duh,
duh,
lautan rindu menyuarakan gelombang,
menikam Mahapatih terbujur di hamparan gersang,
menjadi ketakutan,
menjadi kematian.
Suara gagak mengingatkan pengembaraan,
menyeberang negeri membelah lautan,
mengibarkan panji, bahwa ini tidak pernah putus asa,
pun tak pernah patah hati,
tapi gagak makin jauh,
hilang di tepian langit merah saga
menjemput kekasihya,
yang setia menunggu,
menikam Mahapatih terbujur di hamparan gersang,
menjadi ketakutan,
menjadi kematian.
Suara gagak mengingatkan pengembaraan,
menyeberang negeri membelah lautan,
mengibarkan panji, bahwa ini tidak pernah putus asa,
pun tak pernah patah hati,
tapi gagak makin jauh,
hilang di tepian langit merah saga
menjemput kekasihya,
yang setia menunggu,
di penantian yang panjang.
Senja saga di tepian bandara,
ketika angin dingin berhembus makin perlahan,
wajah kekasih biarlah tinggal samar bayangan,
mengiringi kelelahan di hamparan peraduan
di malam-malam yang panjang…
---
22 April 2011 05:14
By Muhammad Saroji
© Copyright - All rights reserved
Senja saga di tepian bandara,
ketika angin dingin berhembus makin perlahan,
wajah kekasih biarlah tinggal samar bayangan,
mengiringi kelelahan di hamparan peraduan
di malam-malam yang panjang…
---
22 April 2011 05:14
By Muhammad Saroji
© Copyright - All rights reserved
Komentar
Posting Komentar