Ini tragedi Luar Batang,
tentang perempuan-perempuan tua yang menangis perih,
anak-anak berlarian menjerit ketakutan,
dan bapak-bapak mereka berjibaku menyelamatkan harta benda yang tersisa,
tapi deru mesin penghancur meratakan gubug-gubug mereka,
tanah kelahiran berhamburankan debu,
hancur rata dengan tanah.
Penguasa.........
Katanya kau adalah pengayom rakyat,
abdi negara dan abdi masyarakat,
kenapa kezaliman yang kau kerahkan?
Berikan mereka kedamaian,
atau sedikit kemerdekaan dalam menghabiskan hari tua.
Darah dan air mata tertumpah,
nafas tersengal perih mendadak melihatmu menjadi jalang.
Penguasa,
perempuan-perempuan tua itu bagai karang di tengah lautan,
tegar berdiri meski diterjang gelombang,
tapi ketidakadilanmu menghancurkan mereka bagaikan batu berserakan,
bergelimpangan meratapi kekejaman penguasa.
berbicaralah empat mata,
dari hati ke hati,
tentang anak-anak suci yang hendak mengukir masa depan,
Ah ternyata kau benar-benar banci,
benar-benar bebal,
membiarkan mereka terombang-ambing di atas perahu,
kemanakah nuranimu?
Penguasa,
kelak anak cucumu kan menggugat,
dan menuliskanmu dalam lembaran sejarah,
tidaklah kau
kecuali hanya pengkhianat.
tentang perempuan-perempuan tua yang menangis perih,
anak-anak berlarian menjerit ketakutan,
dan bapak-bapak mereka berjibaku menyelamatkan harta benda yang tersisa,
tapi deru mesin penghancur meratakan gubug-gubug mereka,
tanah kelahiran berhamburankan debu,
hancur rata dengan tanah.
Penguasa.........
Katanya kau adalah pengayom rakyat,
abdi negara dan abdi masyarakat,
kenapa kezaliman yang kau kerahkan?
Berikan mereka kedamaian,
atau sedikit kemerdekaan dalam menghabiskan hari tua.
Darah dan air mata tertumpah,
nafas tersengal perih mendadak melihatmu menjadi jalang.
Penguasa,
perempuan-perempuan tua itu bagai karang di tengah lautan,
tegar berdiri meski diterjang gelombang,
tapi ketidakadilanmu menghancurkan mereka bagaikan batu berserakan,
bergelimpangan meratapi kekejaman penguasa.
berbicaralah empat mata,
dari hati ke hati,
tentang anak-anak suci yang hendak mengukir masa depan,
Ah ternyata kau benar-benar banci,
benar-benar bebal,
membiarkan mereka terombang-ambing di atas perahu,
kemanakah nuranimu?
Penguasa,
kelak anak cucumu kan menggugat,
dan menuliskanmu dalam lembaran sejarah,
tidaklah kau
kecuali hanya pengkhianat.
Komentar
Posting Komentar