Dari kata "kafir" muncul kata cover yang maknanya adalah penutup.
Sebagian ahli bahasa memaknakan kafir sebagai orang yang menutup
masuknya nilai-nilai kebaikan.
Di dalam Al-Qur'an, kita menjumpai kata "kufur" yang maknanya kurang
lebih adalah sikap mengabaikan nilai-nilai kebaikan.
Kata kafir digunakan untuk menunjukkan tindakan aktif menutup masuknya
nilai-nilai kebaikan. Kata kafir juga digunakan untuk menjelaskan
aktivitas menghambat usaha penyebaran kebaikan. Maka dari itu, kaum
Quraisy yang menolak keberadaan Nabi Muhammad disebut sebagai kafir,
karena mereka aktif menolak dakwah kebaikan yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad.
Sedangkan kata "kufur" digunakan untuk menunjukkan sikap mengabaikan
nilai kebaikan dari sebuah pemberian. Biasanya kata kufur selalu
dikaitkan dengan kata nikmat.
Maka dari itu, di dalam Al-Qur'an, kata "kufur" selalu dilawankan
dengan kata "syukur" yang maknanya adalah memaksimalkan potensi
kebaikan dari nikmat.
Orang yang kafir tentu saja tidak mau mengakui Nabi Muhammad sebagai
pembawa nilai-nilai kebaikan, meskipun ia meyakini keberadaan Tuhan.
Seorang muslim tentu saja mengakui Nabi Muhammad sebagai pembawa
nilai-nilai kebaikan, akan tetapi belum tentu juga ia terlepas dari
sifat kufur terhadap pemberian (nikmat) Allah. (A.K. Djohan)
Sebagian ahli bahasa memaknakan kafir sebagai orang yang menutup
masuknya nilai-nilai kebaikan.
Di dalam Al-Qur'an, kita menjumpai kata "kufur" yang maknanya kurang
lebih adalah sikap mengabaikan nilai-nilai kebaikan.
Kata kafir digunakan untuk menunjukkan tindakan aktif menutup masuknya
nilai-nilai kebaikan. Kata kafir juga digunakan untuk menjelaskan
aktivitas menghambat usaha penyebaran kebaikan. Maka dari itu, kaum
Quraisy yang menolak keberadaan Nabi Muhammad disebut sebagai kafir,
karena mereka aktif menolak dakwah kebaikan yang disampaikan oleh Nabi
Muhammad.
Sedangkan kata "kufur" digunakan untuk menunjukkan sikap mengabaikan
nilai kebaikan dari sebuah pemberian. Biasanya kata kufur selalu
dikaitkan dengan kata nikmat.
Maka dari itu, di dalam Al-Qur'an, kata "kufur" selalu dilawankan
dengan kata "syukur" yang maknanya adalah memaksimalkan potensi
kebaikan dari nikmat.
Orang yang kafir tentu saja tidak mau mengakui Nabi Muhammad sebagai
pembawa nilai-nilai kebaikan, meskipun ia meyakini keberadaan Tuhan.
Seorang muslim tentu saja mengakui Nabi Muhammad sebagai pembawa
nilai-nilai kebaikan, akan tetapi belum tentu juga ia terlepas dari
sifat kufur terhadap pemberian (nikmat) Allah. (A.K. Djohan)
Komentar
Posting Komentar