Forummuslim.org - Tragedi jatuhnya crane yang menimpa jamaah haji asal
Indonesia telah berlalu enam bulan, namun hingga kini, santunan uang
yang dijanjikan oleh Kerajaan Arab Saudi belum juga cair. Karenanya,
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang bertemu dengan Menteri
Urusan Haji Saudi Arabia Bandar bin Muhammad Hajjar, menanyakan
kejelasan terkait realisasi santunan bagi ahli waris.
Dikutip dari Liputanislam.com ,(14/3/2016), pertemuan Menteri Lukman
dengan Menteri Bandar berlangsung hari Minggu, kemarin, di Jeddah.
Menjawab pertanyaan soal itu, Menteri Urusan Haji Saudi Arabia Bandar
bin Muhammad Hajjar mengatakan bahwa pihaknya sedang memproses
pembayaran santunan. Sampai kini, proses itu sedang ditangani dua
kementerian Saudi Arabia yakni Kementerian Keuangan dan Kementerian
Luar Negeri.
Menteri Lukman berharap proses pembayaran santunan dapat segera
dituntaskan agar para ahli waris korban tak kecewa.
"Kementerian Agama melalui Kantor Urusan Haji Indonesia di KJRI Jeddah
akan selalu memonitor perkembangan proses pembayaran santunan,"
ujarnya.
Dalam peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram pada Jumat, 11
September 2015, sedikitnya 61 orang jamaah haji Indonesia menjadi
korban. Sebagian besar mereka mengalami luka berat, sedangkan 12 di
antaranya meninggal dunia. Indonesia adalah negara yang paling cepat
merilis data korban secara akurat.
Saat itu Pemerintah Saudi Arabia menjanjikan santunan bagi seluruh
korban peristiwa itu. Masing-masing korban tewas dan cacat permanen
akan mendapatkan uang senilai 1 juta riyal dan keluarga atau ahli
warisnya diundang berhaji pada penyelenggaraan tahun berikutnya. Untuk
korban yang menderita cacat permanen, juga akan diberikan santunan
dengan jumlah yang sama. Sementara untuk korban luka, diberikan
santunan senilai 500.000 riyal.
Sekedar informasi, kondisi keuangan Saudi kini berada dalam masalah
kronis karena peperangan dengan Negara Yaman yang berlarut-larut.
Untuk itu, Saudi terpaksa mencari pinjaman untuk menutupi finansialnya
yang mengalami defisit. Seperti yang dilaporkanThe Independent
(10/3/2016), Saudi berusaha mencari pinjaman dalam jangka 5 tahun dan
meminta opsi untuk meningkatkan jumlah pinjaman dari batas awal yang
ditetapkan.
Pada tahun 2015 saja, Saudi mengalami defisit hingga £ 100 miliar.
Karenanya, Saudi pun harus menjual aset-asetnya di luar negeri dan
menerbitkan obligasi domestik untuk mengurangi defisit.
Indonesia telah berlalu enam bulan, namun hingga kini, santunan uang
yang dijanjikan oleh Kerajaan Arab Saudi belum juga cair. Karenanya,
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang bertemu dengan Menteri
Urusan Haji Saudi Arabia Bandar bin Muhammad Hajjar, menanyakan
kejelasan terkait realisasi santunan bagi ahli waris.
Dikutip dari Liputanislam.com ,(14/3/2016), pertemuan Menteri Lukman
dengan Menteri Bandar berlangsung hari Minggu, kemarin, di Jeddah.
Menjawab pertanyaan soal itu, Menteri Urusan Haji Saudi Arabia Bandar
bin Muhammad Hajjar mengatakan bahwa pihaknya sedang memproses
pembayaran santunan. Sampai kini, proses itu sedang ditangani dua
kementerian Saudi Arabia yakni Kementerian Keuangan dan Kementerian
Luar Negeri.
Menteri Lukman berharap proses pembayaran santunan dapat segera
dituntaskan agar para ahli waris korban tak kecewa.
"Kementerian Agama melalui Kantor Urusan Haji Indonesia di KJRI Jeddah
akan selalu memonitor perkembangan proses pembayaran santunan,"
ujarnya.
Dalam peristiwa jatuhnya crane di Masjidil Haram pada Jumat, 11
September 2015, sedikitnya 61 orang jamaah haji Indonesia menjadi
korban. Sebagian besar mereka mengalami luka berat, sedangkan 12 di
antaranya meninggal dunia. Indonesia adalah negara yang paling cepat
merilis data korban secara akurat.
Saat itu Pemerintah Saudi Arabia menjanjikan santunan bagi seluruh
korban peristiwa itu. Masing-masing korban tewas dan cacat permanen
akan mendapatkan uang senilai 1 juta riyal dan keluarga atau ahli
warisnya diundang berhaji pada penyelenggaraan tahun berikutnya. Untuk
korban yang menderita cacat permanen, juga akan diberikan santunan
dengan jumlah yang sama. Sementara untuk korban luka, diberikan
santunan senilai 500.000 riyal.
Sekedar informasi, kondisi keuangan Saudi kini berada dalam masalah
kronis karena peperangan dengan Negara Yaman yang berlarut-larut.
Untuk itu, Saudi terpaksa mencari pinjaman untuk menutupi finansialnya
yang mengalami defisit. Seperti yang dilaporkanThe Independent
(10/3/2016), Saudi berusaha mencari pinjaman dalam jangka 5 tahun dan
meminta opsi untuk meningkatkan jumlah pinjaman dari batas awal yang
ditetapkan.
Pada tahun 2015 saja, Saudi mengalami defisit hingga £ 100 miliar.
Karenanya, Saudi pun harus menjual aset-asetnya di luar negeri dan
menerbitkan obligasi domestik untuk mengurangi defisit.
Komentar
Posting Komentar