Forummuslim.org - - Akhir-akhir ini publik tersihir dengan pernyataan
Erdogan yang "dengan penuh keberanian" berkata siap mengundurkan diri
jika Pemerintahannya terbukti berbisnis minyak dengan ISIS.
Kita menganggap apa yang dilakukan Erdogan itu sangat berani bahkan
layak disebut nekad. Untuk perang urat syaraf sepertinya manjur, tapi
bagaimana jika pernyataan itu dihadapkan dengan fakta-fakta lapangan,
apa janjinya itu benar-benar akan ia tepati?
By the way, bukan itu persoalan yang penting. Urusan siapa yang
memimpin Turki itu hak rakyat Turki. Yang penting mari kita analisa
seberapa rasional pernyataan nekad Erdogan tersebut. Mari kita lihat
fakta-fakta lapangan yang sepertinya sulit ditandingi oleh retorika
Erdogan.
Militer Rusia sudah sejak lama merilis via Satelit tempat-tempat
penyulingan minyak ISIS dan rute pengangkutan minyak dari Suriah ke
Turki, bukan satu rute tapi tiga rute sekaligus.
Vladimir Putin telah mengekspos secara tegas sumber pendanaan ISIS di
tengah pertemuan negara-negara G-20 dan menyatakan 40 negara terlibat
dalam membiayai ISIS, termasuk beberapa anggota G-20 sendiri (Turki
termasuk dalam G-20). Bahkan anggota senior FSA (yang notabene kaki
tangan Turki) telah mengaku menerima gambar dari kontrak yang
ditandatangani oleh Turki untuk membeli sumber daya minyak Irak dan
Suriah dari ISIS.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Informasi Suriah Omran
al-Zoub yang telah mengekspos bukti bahwa minyak-minyak jarahan dari
Suriah dikirimkan ISIS kepada perusahaan BMZ Ltd yang pemiliknya
adalah putra dari Recep Tayyip Erdogan yaitu Bilal Erdogan. Bahkan hal
ini sudah dibenarkan oleh anggota Parlemen Turki dari Cumhuriyet Halk
Partisi (Partai Rakyat Republikan) yang menambahkan "Hanya saja,
selama ayahnya masih berkuasa, maka ia (Bilal) akan kebal dari
tuntutan hukum apapun".
Tidak hanya itu, Juru bicara Kementerian Pertahanan Iraq Naseer Nuri
dengan tegas mengancam bahwa ia tidak akan ragu-ragu melaporkan Turki
ke Dewan Keamanan PBB dan lembaga-lembaga Internasional jika Turki
terbukti menadah minyak jarahan ISIS dari negaranya, dan mereka telah
memegang beberapa bukti dengan segenap rinciannya.
Seperti yang telah diungkap oleh Al-Araby Al Jadeed, minyak mentah
curian ISIS dilabel sebagai minyak mentah yang berasal dari daerah
Kurdi. ISIS menjual minyak curian milik Suriah dan Irak dengan harga
yang sangat murah kepada penyelundup atau jaringan mafia Turki dan
Kurdi, yang kemudian melabeli minyak tersebut seolah-olah berasal dari
Pemerintah Daerah Kurdi.
Eldar Kasayev dari Dewan Pakar Industri Minyak Rusia mengatakan bahwa
ISIS menjual minyak ke Turki di kisaran harga 15-25 dolar per barel,
harga yang jauh lebih murah dibanding patokan harga Brent yang
diperdagangkan pada angka 45-50 dolar per barel.
Deputi Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov telah membeberkan
bukti-bukti bahwa Ankara adalah konsumen utama minyak yang "dicuri
dari pemiliknya yang sah, Suriah dan Iraq" dan mengatakan bahwa
Presiden Recep Tayyip Erdogan dan keluarganya terlibat dalam "bisnis
kriminal" tersebut.
Bukti-bukti bukan hanya berdatangan dari luar negeri. Bahkan baru-baru
ini Eren Erdem Petinggi Partai Rakyat Republikan Turki menyatakan
telah menemukan bukti-bukti perdagangan minyak curian ISIS dengan
menantu Erdogan Berat Albayrak, dan siap mengeksposnya di hadapan
publik minggu depan.
Melihat semua fakta ini rasanya bisa dipastikan sudah putus urat malu
Erdogan yang pada KTT Perubahan Iklim di Paris kemarin menyatakan akan
mundur jika terbukti bahwa negaranya melakukan perdagangan minyak
dengan teroris. Umpama seorang perampok yang tertangkap basah mencuri
lalu tanpa malu berkata "Saya bukan pencuri" sementara tangannya penuh
memegang barang rampokan.
Menanggapi pembelaan diri "pas-pasan" Erdogan ini, Kementerian
Pertahanan Rusia menantang balik Erdogan dengan berkata "Jika mereka
(Turki) menganggap bahwa bukti-bukti ini (perdagangan minyak ilegal
ISIS) adalah palsu, maka biarkan Pemerintah Turki membuat area
(penyulingan minyak) ini terbuka bagi para Jurnalis."
Retorika sepertinya tak berarti di hadapan fakta-fakta lapangan. Turki
masih takut mengakui hubungan 'simbiosis mutualisme'nya dengan ISIS
bahkan menyebutnya sebagai fitnah, namun anehnya mereka begitu
"kepanasan" ketika melihat Jet-jet Sukhoi dan Bomber-bomber strategis
Tupolev Rusia berkali-kali mengebom ladang minyak, penyulingan dan
lebih dari 1.000 Truk tangki minyak hasil jarahan ISIS dari Suriah
yang bergerak menuju Turki.
Tidak aneh jika Deputi Menteri Pertahanan Rusia Anatoly Antonov
baru-baru ini berkata, "Tidak ada satupun para pejabat tinggi Turki,
tidak juga Erdogan tentunya, akan mengundurkan diri atau mengakui
apapun, bahkan jika wajah-wajah mereka dilumuri minyak curian
sekalipun." (Ahmad Zainul Muttaqin)
Komentar
Posting Komentar