Suatu hari, tahun 2001, saya bekerja serabutan di proyek di kampung
sebelah, dekat jaraknya kalau naik motor, tapi lumayan jauh bila harus
ditempuh dengan berjalan kaki, sekitar 1 jam.
Hmm.......saya hanya memiliki sepeda mini yang amat "butut", satu-satunya, karena sepeda jengki warisan mertuaku sudah dijual sama istriku ke tukang rongsokan.
Pagi berangkat jam 06.30, menuju proyek diiringi salam doa istriku dan
"da.......da......." anak-anaku yang masih kecil. Saya selalu teringat wejangan ayah mertuaku agar selalu "hati-hati" dalam setiap i'tikad, perkataan, dan perbuatan, dan wejangan itu Insya Allah menjadi harta pusaka yang harus saya tunaikan.
Entahlah.......,
hari itu saya pulang dari proyek dalam keadaan letih, saya-pun mengayuh sepeda mini "butut"-ku pelan-pelan dan di pinggir sekali,
maklum, roda sepeda sudah halus, dan rem sudah blong, namanya orang kecil, pakai sepeda mini, jadi harus tahu diri. Ketika itu datang truk dari depan, dan saya-pun makin ke pinggir. Namun tiba-tiba ada sepeda motor RX-King menyalip dari belakang saya, kencang sekali, dan stang motor RX-King itu pun menyeret stang sepeda saya. Duh malang sekali, saya terbanting dan terseret bergulingan. saya pun mencoba bangun, terduduk, alhamdulillah masih sadar, ketika itu orang berkerumun hendak memapah saya, saya katakan, mboten usah pak, mboten nopo-nopo.
Rupanya sang pengemudi RX-King tahu diri dan hendak membawaku ke
klinik, tapi saya tolak permintaanya karena saya memang tidak apa-apa.
Dan dia pun memberikan uang kepadaku RP 50 ribu sebagai tanda
permintaan maaf.
Salah satu yang membuatku malu, dalam kejadian itu robek celanaku dari bawah hingga ke pangkal paha.
Sesampainya di rumah, ku buang baju dan celanaku. Dan kuberikan uang yang 50 ribu itu kepada istriku untuk membayar hutang jajannya
anak-anak..
=====================
17 Maret 2013 pukul 23:41
sebelah, dekat jaraknya kalau naik motor, tapi lumayan jauh bila harus
ditempuh dengan berjalan kaki, sekitar 1 jam.
Hmm.......saya hanya memiliki sepeda mini yang amat "butut", satu-satunya, karena sepeda jengki warisan mertuaku sudah dijual sama istriku ke tukang rongsokan.
Pagi berangkat jam 06.30, menuju proyek diiringi salam doa istriku dan
"da.......da......." anak-anaku yang masih kecil. Saya selalu teringat wejangan ayah mertuaku agar selalu "hati-hati" dalam setiap i'tikad, perkataan, dan perbuatan, dan wejangan itu Insya Allah menjadi harta pusaka yang harus saya tunaikan.
Entahlah.......,
hari itu saya pulang dari proyek dalam keadaan letih, saya-pun mengayuh sepeda mini "butut"-ku pelan-pelan dan di pinggir sekali,
maklum, roda sepeda sudah halus, dan rem sudah blong, namanya orang kecil, pakai sepeda mini, jadi harus tahu diri. Ketika itu datang truk dari depan, dan saya-pun makin ke pinggir. Namun tiba-tiba ada sepeda motor RX-King menyalip dari belakang saya, kencang sekali, dan stang motor RX-King itu pun menyeret stang sepeda saya. Duh malang sekali, saya terbanting dan terseret bergulingan. saya pun mencoba bangun, terduduk, alhamdulillah masih sadar, ketika itu orang berkerumun hendak memapah saya, saya katakan, mboten usah pak, mboten nopo-nopo.
Rupanya sang pengemudi RX-King tahu diri dan hendak membawaku ke
klinik, tapi saya tolak permintaanya karena saya memang tidak apa-apa.
Dan dia pun memberikan uang kepadaku RP 50 ribu sebagai tanda
permintaan maaf.
Salah satu yang membuatku malu, dalam kejadian itu robek celanaku dari bawah hingga ke pangkal paha.
Sesampainya di rumah, ku buang baju dan celanaku. Dan kuberikan uang yang 50 ribu itu kepada istriku untuk membayar hutang jajannya
anak-anak..
=====================
17 Maret 2013 pukul 23:41
Komentar
Posting Komentar