Ilustrasi |
ماَالعاَرِفُ مَن اذاَ اَشارَ وجدَ الحَق َّ اقرَبَ اليهِ مِنْ اِشارَتِهِ ، بلِ العارفُ مَن لاَ اِشارَة َ لهُ لِفَناءـهِ في وُجُوده وانطِواَءـهِ في شهوُدهِ
"Tidak disebut orang arif itu, orang yang bila ia memberi isyaroh sesuatu ia merasa bahwa الله lebih dekat dari isyaroh-Nya, tetapi orang arif itu ialah yang merasa tidak mempunyai isyaroh, karena merasa lenyap diri dalam wujud الله, dan diliputi oleh pandangan [syuhud] kepada الله."
Hikmah yang lalu menerangkan keadaan orang awam yang dihijab oleh cahaya dunia dan syaitan sehingga mereka tidak jadi untuk berbuat taat kepada الله . Hikmah 87 ini pula menerangkan keadaan orang yang berjalan pada jalan الله dan sudah mengalami hakikat-hakikat,tetapi cahaya hakikat masih menjadi hijab antara dirinya dengan الله, Pengalaman tentang hakikat menurut istilah tasawuf disebut isyaroh tauhid. Isyarat-isyarat tersebut apabila diterima oleh hati maka hati akan mendapat pengertian tentang الله. Isyarat-isyarat demikian membuatnya merasa dekat dengan الله . Orang yang merasa dekat dengan الله, tetapi masih melihat kepada isyarat-isyarat tersebut masih belum mencapai makam arifbillah. Orang arifbillah sudah melepas isyarat-isyarat dan sampai kepada الله yang tidak boleh diisyaratkan lagi. Maqom ini dinamakan fana-fillah atau lebur kewujudan diri dalam Wujud Mutlak dan penglihatan mata hati tertumpu kepada الله semata-mata, yaitu dalam keadaan:
Tiada sesuatu sebanding dengan-Nya.
Tidak ada nama yang mampu menceritakan tentang Dzat-Nya. Tidak ada sifat yang mampu menggambarka n tentang Dzat -Nya. Tidak ada isyarat yang mampu memperkenalkan Dzat -Nya. Itulah الله yang tidak ada sesuatu apa pun menyerupai-Nya. Maha Suci الله dari apa yang disifatkan.
Yakni, siapa yang masih mempunyai pandangan kepada sesuatu selain الله, maka belum sempurna sebagai seorang [yang mengenal kepada الله]. Tetapi seorang arif yang sesungguhnya, ialah yang merasakan kepalsuan sesuatu selain الله, sehingga pandangannya tiada lain kecuali kepada الله.
Seorang 'arif ditanya tentang apakah fana' itu? Beliau menjawab, "Fana' ialah Muncul/terlihatnya sifat keagungan dan kemegahan الله pada hamba-Nya, sehingga hamba tersebut jadi lupa akan dunia, lupa akhirat, lupa derajat, lupa makom, hal,dzikir. lupa akalnya, lupa dirinya sendiri, lupa fana'nya sebab tenggelam dalam takdhim kepada الله تعالى."
Sumber : https://telegram.me/kitabhikam
Komentar
Posting Komentar