Langsung ke konten utama

Islam, Kejumudan, dan Keindonesiaan

Ilustrasi


Oleh: Abdul Waid



PENULIS pernah ditanya oleh Irsyad Manji, intelektual muslimat asal Kanada, pada acara bedah bukunya Allah, Liberty and Love: the Courage to Reconcile Faith and Freedom (2011) di LKiS, Surowajan, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, tahun 2012.



Pertanyaannya," mengapa arsitektur masjid-masjid di Indonesia secara keseluruhan menyerupai arsitektur masjid di negara Arab Saudi dan sama sekali tidak mencerminkan budaya Indonesia seperti arsitektur bangunan Jawa, Bali, Sunda, atau Madura? Jangan memaksakan untuk selalu sama dalam segala hal dengan Arab karena bisa mengundang kekerasan.



Terorisme adalah salah satunya". Penulis tidak bisa menjawab pertanyaan Irsyad Manji itu karena memang dalam banyak hal kita selalu mencontoh Arab. Jika ada satu ritual Islam yang mencoba menghilangkan simbol-simbol Arab dan pada saat yang sama menonjolkan simbol- simbol keindonesiaan (non-Arab), hal itu dianggap melanggar pakem.



Bahkan, lebih jauh lagi, bisa dianggap dosa. Contoh kasus terbaru adalah pembacaan ayat suci Alquran dalam acara Isra Mikraj di Istana Negara, Jakarta, oleh seorang qari Muhammad Yaser Arafat dengan menggunakan langgam Jawa. Kejadian ini membuat gusar banyak pihak. Wakil Sekretariat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnaen, misalnya, menyebutnya sebagai hal konyol.



Situasi ini dianggap mempermalukan Indonesia di mata internasional. Bagi mereka yang menolak pembacaan Alquran dengan langgam Jawa, meyakini bahwa kitab Tuhan itu harus dibaca dengan langgam Arab, intonasi Arab, dan dialektika Arab. Di luar itu, dianggap salah.



Benarkah demikian? Atau, masih adakah celah keramahan Islam bagi orangorang non-Arab? Dalam buku The Phonology of Tone and Intonation (2004), Carlos Gussenhoven mengatakan, langgam bicara seseorang dan intonasinya ketika berbicara dan membaca, mustahil bisa diubah. Ia terbentuk oleh pengaruh lingkungan sejak lahir.



Intonasi bicara semua orang di dunia dan langgam baca tidak mungkin bisa sama. Pasalnya, lidah mereka lahir dan terbentuk oleh lingkungan dan budaya yang berbeda-beda. Karena itu, seperti apa pun langgam pembacaan Alquran oleh orang Arab, tidak akan pernah sama persis dengan langgam orang Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Italia, atau pun orang Jawa.



Dari sini tampak jelas bahwa menyeragamkan langgam pembacaan Alquran adalah upaya yang terlalu memaksakan dan sia-sia. Di sisi lain, upaya tersebut akan menguatkan pandangan sebagian pihak bahwa Islam adalah agama eksklusif dan antitoleransi. Bila kita telusuri norma-norma hukum Islam, agama ini sebenarnya telah merespons keanekaragaman budaya dengan kelahiran sebuah kaidah fikih," adat kebiasaan itu dapat ditetapkan sebagai hukumî.



Kaidah yang juga diakui oleh imam paling populer di Asia Tenggara, Abu Abdillah Muhammad bin Idris As-Syafiíi yang kemudian menyimpulkan bahwa adat istiadat, termasuk pembacaan Alquran dengan langgam Jawa, dapat dijadikan sebuah hukum (diterima sebagai kebenaran dalam hukum) selama tidak melanggar ketentuan-ketentuan pokok syariat.



Ketentuan-ketentuan pokok dalam pembacaan Alquran adalah tajwid (ilmu pengetahuan tentang kaidah serta caracara membaca Alquran dengan sebaikbaiknya). Pembacaan Alquran bisa salah jika melanggar ketentuan tajwid. Dari semua ketentuan yang ada dalam tajwid, tidak ada larangan membaca Alquran dengan langgam Jawa, Sunda, Sumatra, atau Madura. Ketentuan tajwid ini pun sebenarnya masih mengundang perdebatan.



Sebab, tajwid dan perangkat-perangkat lainnya dalam Alquran (bukan Alquran-nya) adalah produk budaya. Tahun 62 H, Abul Aswad al-Duali dan Hajjaj bin Yusuf al- Tsaqafi menciptakan titik-titik dalam huruf Arab.



Tahun 180 H, Imam Kholil bin Ahmad al-Faraidi menciptakan tandatanda bacaan huruf Arab dalam Alquran seperti fathah, kasroh, sukun, dhommah, dan lain-Tahun 210 H, Imam Abu Ubaid Qosim bin Salam (wafat 224 H) menciptakan ilmu tajwid. Dengan demikian, tajwid adalah produk budaya dan hasil kreativitas manusia, bukan murni ketentuan pokok dalam wahyu.



Kearifan Lokal



Salah satu cara untuk mengeluarkan agama dari lubang kejumudan adalah meneguhkan agama yang ramah terhadap kearifan lokal. Ingat, radikalisme pemahaman yang melahirkan tindakan ekstrem seperti terorisme berawal dari kejumudan pola pikir yang memaksa semua hal harus sama persis dengan apa yang ada di Arab. Tidak hanya dalam persoalan ritual ibadah, pemaksaan itu juga dikerahkan pada tata kelola pemerintahan, sistem politik, hukum, kepemimpinan, cara berpakaian, manajemen bisnis, dan lain-lain.



Artinya, Arab adalah kiblat yang diyakini sebagai bagian pokok dan penting dalam agama. Kejumudan semacam itu harus segera diakhiri untuk menatap masa depan agama yang lebih cerah. Dalam konteks Indonesia, bentuk penekanan kearifan lokal dalam agama adalah menghadirkan Islam keindonesiaan yang khas.



Mengacu pada konsep almaqosid al-syariíah (tujuan-tujuan ditetapkannya hukum), semua budaya lokal yang ada di Indonesia dapat diterima dalam Islam selama tidak bertentangan dengan menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta. Hanya dengan menekankan kearifan lokal itulah Islam akan dikenal sebagai agama damai dan santun, dan agama yang layak diterapkan di tiap ruang dan waktu.



Mari kita bawa Islam ke Indonesia, tetapi jangan bawa Arab ke Indonesia. Bukankah Walisongo berhasil menyebarkan Islam kali pertama di tanah Jawa karena mengadopsi kearifan lokal? [FM]



Sumber : SUARA MERDEKA, 27 Mei 2015

Abdul Waid, dosen Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

MENGAJARKAN PAMER DAN VIRAL ?

Oleh : Ahmad Syahrin Thoriq   Syaikh Hasan as Sadziliy rahimahullah, seorang ulama pendiri thariqah Asy Syadiliyah yang hidup di abad ketujuh Hijriyah berkata : أعلنوا بطاعتكم إظهاراً لعبوديتكم كما يتظاهر غيرُكم بالمعاصي، وعليكم بالإعلام للناس بما منحكم الله تعالى من العلوم والمعارف. "Umumkan ketaatanmu agar orang-orang tahu akan ibadahmu, sebagaimana orang lain pede mempertunjukkan kemaksiatannya.  Viralkan kepada banyak orang akan ilmu dan pengetahuan yang telah Allah ta'ala anugerahkan kepadamu." [1] Penjelasan : Nasehat beliau dan juga ulama manapun harus disikapi dengan dua cara : Pertama adalah dengan didudukkan sesuai konteksnya. Perkataan sebaik apapun bila tidak dipahami dengan baik akan menjadi rusak.  Jangan sampai ketika kita membahas bab memaafkan, yang dibawa dalil-dalil tentang hukum dan keadilan. Dan saat kita bicara hukum dan keadilan, kita seret ke dalil tentang bab memaafkan. Akhirnya rancu. Dan yang kedua, perkataan siapapun harus diselara

Doa Meminta Jodoh Versi Abu Nawas

Pada suatu hari seseorang datang kepada Abu Nawas, dia bercerita bahwa Dia sedang mencari jodoh, dan dia menyukai sosok wanita yang diidamkannya namun dia merasa malu mengungkapkan perasaanya kepada si wanita tersebut karena takut jawabannya malah penolakan. Untuk memantapkan hatinya maka si pemuda itupun meminta amalan kepada Abu Nawas yang merupakan gurunya. Abu Nawas manggut - manggut lalu mengambil secarik kertas, lalu dituliskanlah do'a mengharap jodoh untuk si pemuda itu. Abu Nawas berkata pada pemuda itu "baca ini dan amalkan setiap malam, bacalah berulang-ulang kali dengan kesungguhan hati maka jodohmu akan datang untuk bersedia menikahimu". Si pemuda merasa senang ia pun membaca secarik kertas yang berisikan do'a harap jodoh , namun dia mengernyitkan dahi kok do'anya serasa ada yang janggal ? isi do'anya begini : "Ya Allah, Tuhan pemilik jodoh, aku meminta padamu agar aku berjodoh dengannya, jika dia sudah berjodoh dengan orang lain pu