Forummuslim.org - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan
keprihatinannya atas berkembangnya kelompok Wahabi di Indonesia, yang
dinilainya mengancam identitas kebangsaan dan keberadaan NKRI.
Diantaranya, kelompok tersebut mengharamkan pengibaran bendera merah
putih.
"Indonesia sudah darurat wahabi, sementara kalau yang lain masih dalam
kategori bahaya, seperti bahaya liberal, bahaya sekuler, bahaya
syiah," katanya ketika memberikan sambutan pada acara pembubaran
Panitia Muktamar ke-33 NU di Jakarta, Jum'at (30/10).
Kelompok wahabi, kata kiai Said, berusaha mengembangkan sayapnya di
perkotaan sampai daerah terpencil. Di daerah pertambangan yang
berlokasi di daerah-daerah terpencil atau bahkan di tengah hutan,
banyak masjid dikelola oleh kelompok wahabi.
Di sisi lain, kelompok tersebut juga masuk ke kampus-kampus. Bahkan
menurut laporan yang disampaikan kepadanya, sebuah perguruan tinggi
negeri bergengsi di Jabar, dipimpin oleh orang wahabi, sampai-sampai
ketika jaringan anak muda NU ingin mengundang Menristek Dikti, pihak
kampus tidak mau mengizinkannya, akhirnya Menristek diundang, tetapi
tidak dalam kapasitasnya sebagai menteri.
Demikian pula, dari pengalaman pribadinya saat berceramah di ITS
Surabaya, ada segelintir mahasiswa yang kemudian keluar.
Dengan berbagai persoalan dan tantangan yang dihadapi, ia tetap yakin
NU akan semakin jaya. Ia mengisahkan, saat Gus Dur menjadi presiden,
sangat sulit mencari orang NU yang bisa menduduki posisi-posisi
strategis. Hanya dalam beberapa tahun, NU telah mampu melahirkan
banyak sekali kader NU yang mumpuni di berbagai bidang.
"Jika dulu kompetensinya hanya dalam bidang agama, sekarang sudah
tersebar di berbagai bidang keilmuan," katanya yang kemudian menunjuk
salah satu kader NU lulusan ekonomi dari sebuah universitas di
Inggris.
Ketua Panitia Muktamar H Imam Aziz dalam sambutannya menyatakan,
muktamar sudah dipersiapkan sedemikian rupa, tetapi ternyata beberapa
persoalan di lapangan tidak sesuai dengan skenario, terutama
menyangkut registrasi. Menurutnya, ini adalah sebuah pelajaran
berharga yang bisa dimanfaatkan untuk muktamar lima tahun mendatang.
"Sistem database yang digunakan untuk muktamar bisa dimanfaatkan untuk
database NU," katanya.
Mengenai laporan keuangan, ia mengungkapkan, terdapat minus lebih dari
dua milyar, tetapi sudah ditutup oleh kepengurusan PBNU periode ini.
Pembubaran panitia diakhiri dengan salam-salaman sebagai simbol
permintaan maaf atas segala salah dan khilaf saat bersama-sama
terlibat dalam satu tim untuk mensukseskan muktamar ke-33 NU.
(nu.or.id)
Komentar
Posting Komentar