Forummuslim.org — Kenekatan Turki menembak jatuh pesawat tempur Su-24 Rusia menimbulkan reaksi keras dari Mayor Jenderal Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Purnawirawan Paul Vallely."Saya pikir NATO, bila mereka memiliki beberapa opsi, mereka harus mengeluarkan Turki dari keanggotaan NATO karena negara itu tidak bisa diajak bekerja sama memerangi ISIS. Mereka tidak mau bekerja sama dengan segala pasukan di dalam Suriah. Yang mereka inginkan adalah Assad lengser dari jabatannya dan digantikan oleh yang lain," ujarnya, seperti dilansir RT (27/11/2015).
Vellely mengatakan bahwa aksi Turki ini secara sepihak ini juga bisa ditenggarai sebagai proyek NATO. Padahal, menurut dia, Turki sedang berupaya memantapkan posisinya sebagai 'kekuatan dominan' di kawasan. Ia juga menuduh Turki tengah mengejar kepentingannya sendiri.
Ia juga menyebut bahwa keberadaan Turki merupakan ancaman bagi NATO, karena ia menilai Turki hanya akan mau bersikap kooperatif jika merasa akan mendapatkan keuntungan lebih jika bekerja sama dengan NATO dibandingkan dengan mereka melakukannya sendiri.
"Turki akan melakukan lebih banyak provokasi lagi di masa mendatang," ujarnya memprediksi. Vellely menambahkan, meski satu pesawat tempurnya ditembak jatuh, kekuatan Rusia tidak akan terpengaruh sama sekali.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengatakan bahwa pihaknya tidak akan meminta maaf kepada Rusia, apapun yang terjadi. Namun pernyataannya ini berbanding terbalik dengan pernyataan militer Turki, yang mengaku tidak mengetahui bahwa yang ditembak adalah pesawat Rusia dan siap bekerja sama dalam bentuk apapun.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap hal ini sebagai tikaman dari belakang. Sebagai reaksinya, Rusia pun menyebar sistem pertahanan udara S-400 di wilayah Suriah.
S-400 merupakan upgrade dari S-300 Growler dan kini menjadi sistem tercanggih Rusia untuk pertahanan rudal anti-pesawat. (liputanislam)
Vellely mengatakan bahwa aksi Turki ini secara sepihak ini juga bisa ditenggarai sebagai proyek NATO. Padahal, menurut dia, Turki sedang berupaya memantapkan posisinya sebagai 'kekuatan dominan' di kawasan. Ia juga menuduh Turki tengah mengejar kepentingannya sendiri.
Ia juga menyebut bahwa keberadaan Turki merupakan ancaman bagi NATO, karena ia menilai Turki hanya akan mau bersikap kooperatif jika merasa akan mendapatkan keuntungan lebih jika bekerja sama dengan NATO dibandingkan dengan mereka melakukannya sendiri.
"Turki akan melakukan lebih banyak provokasi lagi di masa mendatang," ujarnya memprediksi. Vellely menambahkan, meski satu pesawat tempurnya ditembak jatuh, kekuatan Rusia tidak akan terpengaruh sama sekali.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengatakan bahwa pihaknya tidak akan meminta maaf kepada Rusia, apapun yang terjadi. Namun pernyataannya ini berbanding terbalik dengan pernyataan militer Turki, yang mengaku tidak mengetahui bahwa yang ditembak adalah pesawat Rusia dan siap bekerja sama dalam bentuk apapun.
Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menganggap hal ini sebagai tikaman dari belakang. Sebagai reaksinya, Rusia pun menyebar sistem pertahanan udara S-400 di wilayah Suriah.
S-400 merupakan upgrade dari S-300 Growler dan kini menjadi sistem tercanggih Rusia untuk pertahanan rudal anti-pesawat. (liputanislam)
Komentar
Posting Komentar