Pagi yang biru
beterbangan burung camar di angkasa,
melanglang jauh membelah mendung
mencari setitik asa
di atas alam raya.
Ku tatap ujung langit dari puncak tebing,
kaki berdarah bertumpu tajamnya kerikil,
betapa menggelora keinginan di jiwa,
memperdaya mimpi merajut harapan.
Ini kehidupan
ini perjuangan,
diselingi tangis dan tawa,
di selimuti kabut dan kegersangan
silih berganti
menjadi sejarah dan kenangan.
Akankah hendak ku buatkan prasasti,
tak perlu bukan…?
===========
Muhammad Saroji, 06 Oktober 2011
Komentar
Posting Komentar