Angkatan Udara Rusia seharusnya tetap melanjutkan
usahanya untuk menutup koridor Jarabulus-Afrin di utara Suriah,
walaupun mendapat provokasi dari Turki. Pernyataan ini disampaikan
oleh seorang analis geopolitik yang berbasis di Bangkok, Tony
Cartalucci.
Analis geopolitik Tony Cartalucci memfokuskan perhatian pada fakta
bahwa selama beberapa minggu terakhir pasukan Rusia dan Suriah telah
terus-menerus meraih kemenangan di Suriah, dan berhasil merebut
kembali wilayah-wilayah dari ISIS dan al-Qaeda.
"Tentara Arab Suriah (SAA) bahkan sudah mulai mendekati sungai Efrat
timur dari Aleppo, yang secara efektif akan memotong jalur pasokan
utama ISIS dari wilayah Turki," ungkap Cartalucci dalam artikelnya
terbaru untuk New Eastern Outlook.
Ia menjelaskan bahwa dari sana, tentara Suriah dengan dukungan udara
Rusia akan bergerak ke utara, ke dalam "zona sangat aman" yang telah
direncanakan Washington dan Ankara untuk menguasai Suriah.
Cartalucci juga menunjukkan bahwa "zona aman" itu mencakup area Suriah
utara yang membentang dari Jarabulus ke Afrin dan Al-Dana.
Jika pasukan Suriah berhasil memegang kendali atas zona ini, rencana
Barat untuk mengambil dan menguasai wilayah (dengan prospek untuk
melanjutkan Balkanisasi terhadap wilayah tersebut ) akan berantakan.
Jika ini terjadi, maka proyek perubahan rezim, yang telah diimpikan
oleh Barat sejak awal kerusuhan Suriah, jelas akan tertunda," tambah
Cartalucci sebagaimana diberitakan Sputnik News, Selasa (24/11).
"Akhir permainan sudah dalam genggaman, dan hanya langkah-langkan
penuh keputus-asaan yang bisa diharapkan untuk mencegah Rusia dan
Suriah dari mengamankan perbatasan Suriah nantinya. Provokasi Turki
adalah langkah semacam itu," Cartalucci menekankan.
"Seperti langkah dalam permainan catur, seorang pemain seringkali
memprovokasi lawannya untuk melakukan beberapa gerakan," catat
Cartalucci lebih lanjut.
Menurut analis geopolitik ini, pilihan terbaik bagi Rusia saat ini
adalah melanjutkan kemenangan atas perang, yaitu dengan meneruskan
untuk menguasai koridor Jarabulus-Afrin. Dengan memperkuat daerah ini,
pasukan Rusia dan Suriah akan bisa mencegah NATO menyerang Suriah, dan
pada saat yang sama akan memotong jalur pasokan ISIS dan front
al-Nusra dari Turki. (sumber ARN)
usahanya untuk menutup koridor Jarabulus-Afrin di utara Suriah,
walaupun mendapat provokasi dari Turki. Pernyataan ini disampaikan
oleh seorang analis geopolitik yang berbasis di Bangkok, Tony
Cartalucci.
Analis geopolitik Tony Cartalucci memfokuskan perhatian pada fakta
bahwa selama beberapa minggu terakhir pasukan Rusia dan Suriah telah
terus-menerus meraih kemenangan di Suriah, dan berhasil merebut
kembali wilayah-wilayah dari ISIS dan al-Qaeda.
"Tentara Arab Suriah (SAA) bahkan sudah mulai mendekati sungai Efrat
timur dari Aleppo, yang secara efektif akan memotong jalur pasokan
utama ISIS dari wilayah Turki," ungkap Cartalucci dalam artikelnya
terbaru untuk New Eastern Outlook.
Ia menjelaskan bahwa dari sana, tentara Suriah dengan dukungan udara
Rusia akan bergerak ke utara, ke dalam "zona sangat aman" yang telah
direncanakan Washington dan Ankara untuk menguasai Suriah.
Cartalucci juga menunjukkan bahwa "zona aman" itu mencakup area Suriah
utara yang membentang dari Jarabulus ke Afrin dan Al-Dana.
Jika pasukan Suriah berhasil memegang kendali atas zona ini, rencana
Barat untuk mengambil dan menguasai wilayah (dengan prospek untuk
melanjutkan Balkanisasi terhadap wilayah tersebut ) akan berantakan.
Jika ini terjadi, maka proyek perubahan rezim, yang telah diimpikan
oleh Barat sejak awal kerusuhan Suriah, jelas akan tertunda," tambah
Cartalucci sebagaimana diberitakan Sputnik News, Selasa (24/11).
"Akhir permainan sudah dalam genggaman, dan hanya langkah-langkan
penuh keputus-asaan yang bisa diharapkan untuk mencegah Rusia dan
Suriah dari mengamankan perbatasan Suriah nantinya. Provokasi Turki
adalah langkah semacam itu," Cartalucci menekankan.
"Seperti langkah dalam permainan catur, seorang pemain seringkali
memprovokasi lawannya untuk melakukan beberapa gerakan," catat
Cartalucci lebih lanjut.
Menurut analis geopolitik ini, pilihan terbaik bagi Rusia saat ini
adalah melanjutkan kemenangan atas perang, yaitu dengan meneruskan
untuk menguasai koridor Jarabulus-Afrin. Dengan memperkuat daerah ini,
pasukan Rusia dan Suriah akan bisa mencegah NATO menyerang Suriah, dan
pada saat yang sama akan memotong jalur pasokan ISIS dan front
al-Nusra dari Turki. (sumber ARN)
Komentar
Posting Komentar