۞ لَيْسُوْا سَوَاۤءً ۗ مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اُمَّةٌ قَاۤىِٕمَةٌ يَّتْلُوْنَ اٰيٰتِ اللّٰهِ اٰنَاۤءَ الَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُوْنَ ( اٰل عمران : ١١٣) Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). ( QS. Ali 'Imran ayat 113 ). Pada ayat sebelumnya dijelaskan bahwa Ahli Kitab diliputi rasa kehinaan karena kalah perang, maka dalam ayat ini dijelaskan bahwa mereka itu tidak seluruhnya sama dalam hal ingkar kepada Allah dan jahat terhadap sesama manusia. Di antara Ahli Kitab ada golongan yang jujur, lurus, melaksanakan tuntunan Nabi mereka, beriman kepada Allah dan kerasulan Muhammad. Hal ini dikarenakan mereka membaca ayat-ayat Allah pada sebagian malam hari, dan mereka juga tunduk kepada Allah dengan bersujud, yaitu tunduk dan patuh dan mendirikan salat. Orang Yahudi adalah suatu kaum yang mempunyai sifat-sifat dan perbuatan buruk, antara lain m
اِلَّا الَّذِيْنَ تَابُوْا مِنْۢ بَعْدِ ذٰلِكَ وَاَصْلَحُوْاۗ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ( اٰل عمران : ٨٩)
Kecuali orang-orang yang taubat, sesudah (kafir) itu dan mengadakan perbaikan. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali 'Imran ayat 89).
Mereka akan tetap terlaknat, kecuali orang-orang yang bertobat setelah itu, dengan menghentikan sama sekali perilaku kafirnya, dan melakukan perbaikan, yaitu menghilangkan hal-hal yang bisa merusak akidah dan amal perbuatannya, maka sungguh, Allah akan menerima tobatnya, karena Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya yang mau bertobat dengan tulus, dengan memenuhi tiga kriteria, yaitu menghentikan sama sekali perbuatan dosanya, menyesali perbuatannya, dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.
Orang yang betul-betul bertobat dari perbuatannya dan kembali ke jalan yang benar, dengan meninggalkan kekafirannya, kemudian betul-betul menyesali perbuatannya yang salah dan memperbaiki masa depan dengan mengisinya dengan amal saleh, bersedia memupuk imannya dengan ajaran-ajaran yang benar, serta mau mengubah tingkah lakunya yang jahat yang mengotori jiwanya, bagi mereka masih dibuka pintu tobat yang selebar-lebarnya.
Dalam ayat ini terdapat suatu isyarat bahwa orang yang bertobat, tetapi tidak dibuktikan dengan amal yang baik, maka tobatnya tidak ada artinya menurut pandangan agama. Banyak orang yang menyatakan dirinya bertobat, dengan disertai penyesalan dan istigfar, tetapi kemudian mereka mengulangi perbuatan jahatnya itu. Orang yang semacam itu tobatnya tidak memberi pengaruh sedikit pun di dalam jiwanya, dan tidak sanggup mengobati penyakitnya. Seandainya mereka dapat membuktikan tobatnya dalam bentuk perbuatan nyata, niscaya mereka itu mendapat pengampunan dari Allah, dan mendapat rahmat-Nya. (FM)
Komentar
Posting Komentar