يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَقْتُلُوا الصَّيْدَ وَاَنْتُمْ حُرُمٌ ۗوَمَنْ قَتَلَهٗ مِنْكُمْ مُّتَعَمِّدًا فَجَزَۤاءٌ مِّثْلُ مَا قَتَلَ مِنَ النَّعَمِ يَحْكُمُ بِهٖ ذَوَا عَدْلٍ مِّنْكُمْ هَدْيًاۢ بٰلِغَ الْكَعْبَةِ اَوْ كَفَّارَةٌ طَعَامُ مَسٰكِيْنَ اَوْ عَدْلُ ذٰلِكَ صِيَامًا لِّيَذُوْقَ وَبَالَ اَمْرِهٖ ۗعَفَا اللّٰهُ عَمَّا سَلَفَ ۗوَمَنْ عَادَ فَيَنْتَقِمُ اللّٰهُ مِنْهُ ۗوَاللّٰهُ عَزِيْزٌ ذُو انْتِقَامٍ ( الماۤئدة : ٩٥) Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka'bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa y

ذٰلِكَ بِاَنَّهُمْ قَالُوْا لَنْ تَمَسَّنَا النَّارُ اِلَّآ اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍ ۖ وَّغَرَّهُمْ فِيْ دِيْنِهِمْ مَّا كَانُوْا يَفْتَرُوْنَ ( اٰل عمران : ٢٤)
Hal itu adalah karena mereka mengaku: "Kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali beberapa hari yang dapat dihitung". Mereka diperdayakan dalam agama mereka oleh apa yang selalu mereka ada-adakan. (QS. Ali 'Imran ayat 24)
Mereka berani melakukan hal itu adalah karena mereka berkata dengan penuh keyakinan, "Api neraka tidak akan menyentuh kami kecuali beberapa hari saja yang selanjutnya akan diganti oleh orang Islam." Mereka, kaum Yahudi, telah terpedaya oleh keyakinan mereka dalam memahami ajaran agama mereka, oleh apa yang se-cara sengaja mereka ada-adakan sendiri dengan menyimpangkan ajaran yang sebenarnya.
Ayat ini menerangkan alasan atau sebab yang mendorong orang Yahudi menentang dan berpaling dari kebenaran. Mereka mempunyai paham yang sudah melekat dalam iktikad mereka bahwa mereka tidak akan diazab api neraka kecuali beberapa hari tertentu saja.
Anggapan yang sudah melekat kuat ini meresap dalam jiwa mereka, dan akhirnya membentuk sikap mental mereka. Sehingga mereka menganggap enteng hukuman yang akan menimpa mereka. Ini disebabkan oleh karena mereka merasa ada hubungan darah dengan para nabi, dan menganggap bahwa mereka akan selamat dari siksa api neraka asal mereka tetap beragama Yahudi. Jadi menurut paham mereka hubungan keturunan dengan nabi, serta tetap tercatat sebagai penganut agama Yahudi sudah menjamin untuk dapat masuk surga.
Barang siapa yang menganggap enteng ancaman Allah, karena percaya bahwa azab itu tidak akan turun menimpanya, berarti mereka telah meremehkan perintah Allah serta larangan-Nya.
Demikianlah keadaan suatu umat, ketika mereka mulai meninggalkan agamanya, mereka sudah tidak segan lagi untuk melakukan kejahatan. Gejala membelakangi agama sedemikian ini tampak pada orang-orang Yahudi, Nasrani dan juga di kalangan orang Muslim.
Orang Yahudi mengira bahwa mereka jika masuk neraka hanya diazab dalam "beberapa hari yang dapat dihitung" ialah 40 hari; sejumlah hari yang mereka gunakan untuk menyembah anak sapi. Sebenarnya tidak ada keterangan yang dapat dipercaya untuk menegaskan kapan hari yang dimaksud, kecuali anggapan kosong dari orang Yahudi.
Segala kebohongan yang telah mereka adakan telah menipu mereka dalam agama, misalnya ucapan mereka, "Kami adalah anak-anak Tuhan dan kekasih-Nya" dan kata-kata mereka, "Sesungguhnya nenek moyang kami para nabi yang akan memberikan syafaat kepada kami" dan "Sesungguhnya Allah telah berjanji kepada Yakub tidak akan mengazab anak-anak keturunannya, kecuali hanya dalam tempo yang pendek." (FM)
Komentar
Posting Komentar