Malik bin Dinar berkata,
مُذْ عَرَفْتُ النَّاسَ لَمْ أَفرَحْ بِمَدحِهِم، وَلَمْ أَكرَهْ ذَمَّهُم؛ لأَنَّ حَامِدَهُم مُفرِطٌ، وَذَامَّهُم مُفرِطٌ
Ketika saya benar-benar mengenal manusia, maka saya tidak lagi bahagia bila mereka memuji dan saya juga tidak marah jika mereka menghujat.
Karena jika memuji, manusia (seringkali) berlebihan, dan jika menghujat juga berlebihan.
(Siyar A'lam an-Nubala',
V/362)
ما يجْتَمع الْإِخْلَاص فِي الْقلب ومحبة الْمَدْح وَالثنَاء والطمع فِيمَا عِنْد النَّاس إِلَّا كَمَا يجْتَمع المَاء وَالنَّار والضب والحوت. فَإِذا حدثتك نَفسك بِطَلَب الْإِخْلَاص فَأقبل على الطمع أَولا فاذبحه بسكين الْيَأْس وَأَقْبل على الْمَدْح وَالثنَاء فازهد فيهمَا زهد عشّاق الدُّنْيَا فِي الْآخِرَة فَإِذا استقام لَك ذبح الطمع والزهد فِي الثَّنَاء والمدح سهل عَلَيْك الْإِخْلَاص
Keikhlasan dan rasa senang untuk dipuji, serta menginginkan yang ada pada manusia, ini tidak akan pernah bersatu di dalam hati. Seperti mustahilnya air dan api berkumpul, atau seperti tidak mungkinnya kadal padang pasir dan ikan di air bersatu.
Jika hatimu membisikkan untuk mengupayakan keikhlasan, maka datangi lebih dulu rasa menginginkan untuk memiliki yang ada pada orang lain, lalu sembelihlah dengan pisau ke putus asaan [artinya, jangan harapkan dan lupakan apapun dari yang dimiliki oleh manusia].
Kemudian setelah itu, datangilah rasa ingin dipuji dan disanjung, lalu jauhilah kedua hal itu seperti menjauhnya pencinta dunia terhadap akhirat.
Jika kamu berhasil, menyembelih keinginan memiliki yang dimiliki manusia, dan menjauhi rasa ingin pujian dan sanjungan, maka ikhlas akan menjadi mudah bagimu.(Al-Fawa'id, hlm.149).
Abu Dzar raberkata, Ada yang bertanya kepada Rosul Saw,
أَرَأَيْتَ الرَّجُلَ يَعْمَلُ الْعَمَلَ مِنَ الْخَيْرِ وَيَحْمَدُهُ النَّاسُ عَلَيْهِ قَالَ « تِلْكَ عَاجِلُ بُشْرَى الْمُؤْمِنِ »
Bagaimana pendapat Anda dengan orang yang melakukan suatu kebaikan, lalu setelah itu dia mendapatkan pujian orang-orang.
Nabi Saw mengatakan, Itu adalah berita gembira yang disegerakan untuk orang beriman. HR.Muslim (2642)
Imam Nawawi ra menerangkan,
هَذِهِ الْبُشْرَى الْمُعَجَّلَةُ لَهُ بِالْخَيْرِ وَهِيَ دَلِيلٌ عَلَى رِضَاءِ اللَّهِ تَعَالَى عَنْهُ وَمَحَبَّتِهِ لَهُ فَيُحَبِّبُهُ إِلَى الْخَلْقِ
Berita gembira yang disegerakan bagi orang beriman ini merupakan pertanda bahwa ALLAH meridhai dan mencintainya. Hingga ALLAH pun membuat makhluk juga menyukai orang itu. (Syarah Shahih Muslim, XVI/189)
Komentar
Posting Komentar