Langsung ke konten utama

Tafsir Surat Al An'am Ayat 104-105



Al-An'am, ayat 104-105

قَدْ جَاءَكُمْ بَصَائِرُ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ (104) وَكَذَلِكَ نُصَرِّفُ الْآيَاتِ وَلِيَقُولُوا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهُ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ (105)

Sesungguhnya telah datang dari Tuhan kalian bukti-bukti yang terang; maka barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (kalian). Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang musyrik mengatakan, "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab), dan supaya Kami menjelaskan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang mengetahui.

Yang dimaksud dengan istilah basair ialah bukti-bukti dan hujah-hujah yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan semua yang disampaikan oleh Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam

{فَمَنْ أَبْصَرَ فَلِنَفْسِهِ}

maka barang siapa melihat (kebenaran itu), maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri (Al-An'am: 104)

Ayat tersebut semakna dengan ayat lain, yaitu:

{مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا يَضِلُّ عَلَيْهَا}

Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat, maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. (Al-Isra: 15)

Karena itulah dalam surat ini disebutkan:

{وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا}

dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. (Al-An'am: 104)

Setelah disebutkan basair, yakni bukti-bukti dan hujah-hujah, lalu disebutkan:

{وَمَنْ عَمِيَ فَعَلَيْهَا}

dan barang siapa buta (tidak melihat kebenaran itu), maka kemudaratannya kembali kepadanya. (Al-An'am: 104)

Artinya, sesungguhnya akibat buruknya akan menimpa dirinya sendiri; sama halnya dengan yang disebutkan di dalam firman lain:

{فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الأبْصَارُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ}

Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada. (Al-Hajj: 46)

****

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ}

Dan aku (Muhammad) sekali-kali bukanlah pemelihara (kalian). (Al-An'am: 104)

Yakni bukan sebagai pemelihara, bukan pula sebagai pengawas, melainkan semata-mata sebagai penyampai; dan Allah menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya.

****

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَكَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ}

Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami. (Al-An'am: 105)

Yaitu sebagaimana Kami rincikan bukti-bukti itu dalam surat ini yang menerangkan tentang keesaan, dan bahwa Allah itu tidak ada Tuhan selain Dia, maka demikian pula Kami jelaskan semua ayat; Kami tafsirkan dan Kami terangkan pada tiap-tiap tempatnya, mengingat ketidaktahuan orang-orang yang bodoh. Juga agar orang-orang musyrik dan orang-orang kafir yang mendustakan Rasul mengatakan, "Hai Muhammad, engkau telah belajar dari orang-orang Ahli Kitab sebelummu, dan engkau membaca serta mengetahuinya dari mereka."

Demikianlah takwil ayat ini menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Sa'id Ibnu Jubair, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya.

Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami ayahku,telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, dari Amr ibnu Dinar, dari Amr ibnu Kaisan yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna darasta ialah 'engkau membaca, membantah, dan berdebat'. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika menceritakan kedustaan dan keingkaran mereka (orang-orang musyrik), yaitu melalui firman-Nya:

{وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلا إِفْكٌ افْتَرَاهُ وَأَعَانَهُ عَلَيْهِ قَوْمٌ آخَرُونَ فَقَدْ جَاءُوا ظُلْمًا وَزُورًا. وَقَالُوا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ اكْتَتَبَهَا}

Dan orang-orang kafir berkata, "Al-Qur’an ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh Muhammad, dan dia dibantu oleh kaum yang lain "; maka sesungguhnya mereka telah berbuat suatu kezaliman dan dusta yang besar. Dan mereka berkata, "Dongengan-dongengan orang-orang dahulu, dimintanya supaya dituliskan.” (Al-Furqan: 4-5), hingga akhir ayat.

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah berfirman pula, menceritakan tentang dugaan dan kedustaan mereka:

{إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ. فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ. ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ. ثُمَّ نَظَرَ. ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ. ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ. فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلا سِحْرٌ يُؤْثَرُ. إِنْ هَذَا إِلا قَوْلُ الْبَشَرِ}

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan menetapkan (apa yang ditetapkan), maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan? Kemudian dia memikirkan, sesudah itu dia bermasam muka dan merengut; kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri, lalu dia berkata, "(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.” (Al-Muddassir: 18-25)

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

{وَلِنُبَيِّنَهُ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ}

dan supaya Kami menjelaskan Al-Qur’an itu kepada orang-orang yang mengetahui. (Al-An'am: 105)

Artinya, agar Kami menerangkan Al-Qur'an itu kepada kaum yang mengetahui kebenaran, lalu mereka mengikutinya, dan Kami terangkan Al-Qur'an itu kepada mereka agar mereka mengetahui mana yang batil, lalu mereka menjauhinya. Hanya kebijaksanaan Allah-lah yang menetapkan kesesatan mereka, karena Dia telah menyampaikan penjelasan kepada mereka. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:

{يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا}

Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. (Al-Baqarah: 26), hingga akhir ayat.

Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat-ayat yang lain, yaitu:

{لِيَجْعَلَ مَا يُلْقِي الشَّيْطَانُ فِتْنَةً لِلَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَفِي شِقَاقٍ بَعِيدٍ }

agar Dia menjadikan apa yang dimasukkan oleh setan itu, sebagai cobaan bagi orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan yang kasar hatinya. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu benar-benar dalam permusuhan yang sangat. (Al-Hajj: 53)

{وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلا مَلائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ وَلِيَقُولَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ وَالْكَافِرُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلا كَذَلِكَ يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلا هُوَ}

Dan tiada Kami jadikan penjaga neraka itu melainkan dari malaikat; dan tidaklah Kami menjadikan bilangan mereka itu melainkan untuk jadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab menjadi yakin, dan supaya orang-orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al-Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit, dan orang-oraiig kafir (mengatakan), "Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perum­pamaan?” Demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri. (Al-Muddassir: 31)

{وَنُنزلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلا خَسَارًا}

Dan Kami turunkan Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, dan Al-Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (Al-Isra: 82)

{قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى أُولَئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَكَانٍ بَعِيدٍ}

Katakanlah, "Al-Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedangkan Al-Qur’an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh.” (Fushshilat: 44)

Masih banyak lagi ayat-ayat lain yang menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk buat orang-orang yang bertakwa. Dengan Al-Qur'an itu Dia menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya, dengan Al-Qur'an pula Dia memberi petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Karena itulah dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:

{وَكَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ وَلِيَقُولُوا دَرَسْتَ وَلِنُبَيِّنَهُ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ}

Demikianlah Kami mengulang-ulangi ayat-ayat Kami supaya (orang-orang yang beriman mendapat petunjuk) dan supaya orang-orang yang musyrik mengatakan, "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab), "dan supaya Kami menjelaskan Al-Qur'an itu kepada orang-orang yang mengetahui. (Al-An'am: 105)

Sebagian ulama ada yang membaca firman-Nya, "Darasta" dengan pengertian 'engkau baca dan engkau pelajari'; demikianlah menurut At-Tamimi, dari Ibnu Abbas. Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Mujahid, As-Saddi, Ad-Dahhak, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam serta lain-lainnya yang bukan hanya seorang.

Abdur Razzaq telah mengatakan dari Ma'mar, bahwa Al-Hasan Al-Basri telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan supaya orang-orang musyrik mengatakan, "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab).”(Al-An'am: 105) Bahwa darasta dibaca darasat sehingga artinya menjadi kuno dan telah berlalu atau sudah usang.

Abdur Razzaq telah mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Ibnu Uyaynah, dari Amr ibnu Dinar; ia pernah mendengar tbnuz Zubair mengatakan bahwa sesungguhnya ada anak-anak yang membaca ayat ini dengan bacaan darasat, padahal sesungguhnya bacaan yang sebenarnya adalah darasat.

Syu'bah mengatakan, Abu Ishaq Al-Hamdani telah menceritakan kepada kami bahwa lafaz ini menurut qiraat Ibnu Mas'ud dibaca darasat.

Sa'id ibnu Abu Arubah telah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa ia membacanya darasta dengan makna 'engkau telah membaca dan mempelajarinya'.

Menurut Ma'mar, dari Qatadah, disebutkan darasta dengan makna 'engkau telah membacanya'. Menurut dialek bacaan Ibnu Mas'ud disebutkan darasa. Abu Ubaid Al-Qasim ibnu Salam mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hajjaj, dari Harun yang mengatakan bahwa lafaz ini menurut dialek Ubay ibnu Ka'b dan Ibnu Mas'ud ialah darasa.

Harun mengatakan bahwa mereka bermaksud bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam telah membacanya.

Tetapi pendapat ini garib, karena sesungguhnya telah diriwayatkan dari Ubay ibnu Ka'b hal yang berbeda dengan hal tersebut.

Abu Bakar ibnu Murdawaih mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ahmad ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Lais, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abu Buzzah Al-Makki, telah menceritakan kepada kami Wahb ibnu Zam'ah, dari ayahnya, dari Humaid Al-A"raj, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas, dari Ubay ibnu Ka'b yang menceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam pernah membacakan kepadaku ayat ini dengan bacaan berikut: dan supaya orang-orang musyrik mengatakan, "Kamu telah mempelajari ayat-ayat itu (dari Ahli Kitab).” (Al-An'am: 105)

Diriwayatkan oleh Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya melalui hadis Wahb ibnu Zam'ah. Imam Hakim mengatakan bahwa bacaan yang dimaksud ialah darasta. Kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini sahih, tetapi keduanya (Imam Bukhari dan Imam Muslim yang dijadikan standar bagi predikat sahih suatu hadis) tidak mengetengahkannya. (Androidkit/FM)

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )