Tiap malam,
Mata ini tidak mau terpejam,
Bulan dan bintang juga seakan berjanjian,
Membiarkan malam berlalu sendiri dalam kepekatan.
Hanya sesekali hembusan angin menggoyangkan dedaunan,
menyeruak masuk jendela kamar,
seakan berbisik : Tidurlah…!!!
Sampai berapa lama kamu terus begadang,
sedangkan sebentar lagi pagi kan datang menjelang.
Entahlah Sampai kapan,
Kenapa hati ini,
Ada apa dengan jiwa ini,
Bayangan wajahmu seakan menari-nari, menghiasi pekatnya malam yang semakin sunyi.
Dalam hati ini melarangku,
tidak harus merinduimu,
Tapi Aku tidak mampu melakukan semua ini,
Kaulah tangisanku,
Kaulah tawaku,
Kaulah harapanku,
Yang sia-sia dihempas angin lalu,
Sedangkan burung-burung begitu riang bernyanyi merdu,
Sedangkan bunga-bunga di tamanpun tak ingin layu,
Sedangkan hujan bagaikan nyanyian kidung rindu,
Bagai rintihan sendu dan pilu.
Semua itu Hanya Kidung rinduku,
Yang akan selalu Berdendang dalam jaga dan tidurku,
Dalam bangun dan mimpiku,
Dalam hati dan sanubariku,
Terus,
Dan terus,
Akan selalu mendendangkan Kidung rinduku padamu.
========================
Tangerang, 27 September 2011
Komentar
Posting Komentar