Langsung ke konten utama

Tafsir Al-Baqarah Ayat 8



وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah : 8)

o0o

A. Wa Minan-nas (ومن الناس)

Setelah menceritakan dua golongan yaitu orang beriman (pada ayat 2, 3 dan 4 dari Surat Al-Baqarah) lalu tentang orang kafir (pada ayat 5 dan 6 surat Al-Baqarah), maka mulai ayat 8 sampai ayat 20 Surat Al-Baqarah) Allah SWT menceritakan tentang kelompok yang ketiga yaitu orang-orang munafik.

Keberadaan orang-orang munafik di masa kenabian sebenarnya tidak ada ketika masih menjalani masa kehidupan di Mekkah pada 13 tahun pertama. Kemunculan orang-orang munafik baru dirasakan setelah Nabi SAW dan para shahabat muhajirin pada datang berhijrah ke Madinah.

Dan para pengamat sejarah mendata bahwa hampir tidak ada dari kalangan muhajirin yang datang dari Mekkah ini yang kemudian jadi orang-orang munafik.

Salah satunya adalah apa yang disebutkan Ibnu Katsir, bahwa mereka semua tidak ada satupun yang merupakan pendapat (muhajirin) dari Mekkah. Semua orang munafik di masa kenabian itu adalah orang-orang Madinah, baik dari suku Aus atau pun Khazraj.

Ternyata fenomena keberadaan kalangan munafikin di Madinah ini menjadi sebuah babak baru kehidupan di Madinah. Nabi SAW kali ini mendapat lawan yang lebih unik ketimbang lawan-lawannya di Mekkah pada masa sebelumnya.

Kalau orang-orang musyrikin di Mekkah saat itu memberikan perlawanan secara frontal dan jantan, sehingga mudah membaca arah dan strategi mereka, maka perlawanan yang dilakukan oleh kalangan munafikin di Madinah ini justru sangat unik dan sedikit memusingkan.

Sebab mereka mengaku memeluk Islam dan seperti teman yang tidak perlu diwaspadai, namun begitu lengah, dia akan melakukan serangan dari balik badannya secara mematikan.

B. Man Yaqulu Amanna (من يقول آمنا)

Amanna yang dimaksud dalam ayat ini adalah iman dalam arti mengakui atau membenarkan keberadaan. Atau disebut juga dengan istilah tashdiq (التصديق).

Istilah tashdiq ini kita juga temukan di dalam banyak ayat Al-Quran di antaranya :

إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak. (QS. Al-Hadid : 18)

Dan syarat iman yang paling awal memang pada tashdiq atau mengakui kebenaran atau menerima keberadaan, setidaknya lewat lisan dan pengakuan atau ikrar. 

Pengakuan orang munafik tentang keberadaan Allah dan kenabian Muhammad SAW juga kita temukan di dalam ayat yang lain, misalnya di ayat pertama surat Al-Munafiqun : 

إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ

Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (QS. Al-Munafiqun : 1)

C. Billahi wal Yaumil Akhir ( بالله و اليوم الآخر)

Lafadz ini menyebutkan pengakuan orang munafik yang di lidahnya mereka berkata bahwa kami beriman kepada Allah dan hari akhir. Namun pengkauan mreka itu langsung dibantah Allah bahwa mereka itu bukan orang yang beriman.

Mengapa juga disebutkan iman kepada hari akhir? Tidakkah cukup bila menyebut sudah beriman kepada Allah saja? Kenapa harus pula menyebutkan beriman kepada hari akhir?

Ada banyak analisa, namun salah satunya yang cenderung lebih logis adalah bahwa ayat ini terkait dengan karakteristika kekafiran orang di Mekka dibandingkan dengan orang kafir di Madinah.

Orang kafir Mekkah sering disebut dengan musyrikin, mereka itu beriman dan mempercayai keberdaan Allah SWT. Namun mereka tidak bisa memahami konsep adanya hari akhir yaitu kiamat, hari kebangkitan, hisab, hari pembalasan, surga, neraka dan seterusnya. 

Maklum saja, karena keberadaan nabi terakhir di negeri mereka memang sudah terlalu lama jaraknya, sehingga kalau urusan keimanan kepada hari akhir itu sudah lenyap tak berbekas di negeri mereka, kita bisa memahami konteksnya. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail adalah dua nabi yang disebut-sebut dalam sejarah sebagai nabi yang pernah datang ke Mekkah. 

Para sejarawan di hari ini memperkirakan bahwa Nabi Ibrahim itu hidup sekitar tahun 1997 sebelum Masehi. Berarti jarak waktu yang terbentang hingga kehidupan bangsa Arab di masa kelahiran Nabi Muhammad SAW tahun 571 Masehi cukup jauh. Kira-kira 26 abad lamanya. 

Wajar bila mereka masih kenal Allah, Baitullah dan Ibrahim, tetapi mereka sudah kehilangan jejak terhadap keyakinan samawi, baik itu kitab suci, kenabian, malaikat dan juga konsep hari akhir. 

Keadaannya jauh berbeda dengan karakteristika kekafiran orang-orang di Madinah sewaktu Nabi SAW hijrah. Mereka kebanyakannya sudah banyak bergaul dengan para pendatang Yahudi sejak lama, sehingga konsep keimanan kepada malaikat, kenabian, kitab suci, syariah, hari akhir dan lainnya, bukan hal yang asing lagi bagi Arab Madinah di masa itu. 

Oleh karena itulah ketika menyatakan beriman, orang-orang munafikin yang mana mereka merupakan penduduk Madinah, sudah dengan lengkap menyebutkan point-point utama keimanan, yaitu beriman kepada Allah dan kepada hari akhir. 

D. Wa Ma Hum Bimu`minin (وما هم بمؤمنين)

Lafadz ini menegaskan bahwa status orang munafik itu jelas, yaitu mereka bukan orang-orang beriman. Kalau Al-Quran sudah menyebutkan status ketidak-berimanan mereka, tentu tidak boleh lagi kita menyanggahnya, bukan?

Namun kemudian muncul pertanyaan menggelitik, yaitu kalau orang munafik itu disebut tidak beriman, lantas bagaimana dengan kita yang sering terpapar dengan perbuatan orang munafik? 

Bukankah ada hadits yang menyebutkan tiga ciri orang munafik, yaitu bila berkata dusta, bila berjanji mengingkari dan bila dipercaya khianat, dan rasa-rasanya tidak ada dari kita terhindar dari tiga perbuatan itu. Lantas apakah kita dan siapa pun orang yang pernah sekali saja melakukan hal-hal itu langsung berubah jadi kafir dan tidak beriman dengan menggunakan ayat 8 surat Al-Baqarah ini?

Jawabannya tentu saja tidak. Sebab para ulama sejak masa lalu sudah membedakan antara nifak kufri dan nifak amali. 

Dua Macam Kemunafikan

Para ulama seperti Al-Imam An-Nawawi (w. 676 H), Ibnu Hajar Al-Asqalani (w. 852 H), bahkan juga termasuk Al-Imam At-Tirmizy (w. 279 H) membedakan munafik menjadi dua macam, yaitu munafik aqidah dan munafik amal. 

1. Munafik Aqidah

Munafik aqidah maksudnya adalah orang-orang yang secara aqidah sebenarnya bukan muslim tapi kafir, hanya saja mereka itu berpura-pura masuk Islam demi kemaslahatan mereka.

Mereka inilah yang sering dibahas di dalam ayat-ayat Al-Quran dan dikatakan dengan tegas bahwa mereka itu tidak beriman. Banyak kelicikan mereka yang dipreteli satu per satu di sekian banyak ayat Al-Quran. 

Tentang ketidak-berimanan mereka, ada banyak ditegaskan di dalam Al-Quran, misalnya ayat kedelapan dari surat Al-Baqarah ini, Allah SWT secara tegas menyebutkan bahwa mereka tidak beriman : 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (QS. Al-Baqarah : 8)

Namun yang unik karena secara lahiriyah mereka mengaku telah masuk Islam dan membaca dua kalimat syahadat, maka formalitas hukum Islam tetap memposisikan mereka sebagaimana seorang muslim.

Ini menjadi unik dan menarik, karena meskipun secara tegas mereke disebut bukan orang beriman, namun dalam praktek kehidupan sehari-hari mereka tidak diperlakukan sebagai orang kafir.

Jelas berbeda ketika Allah SWT menyebut dengan tegas kekafiran Abu Lahab misalnya. Tegas dan jelas ditunjuk hidungnya langsung dan bahkan nama Abu Lahab itu diabadikan di dalam Al-Quran sebagai orang kafir yang akan disiksa di neraka nantinya.

Sedangkan orang-orang munafikin di Madinah di masa kenabian, kita tidak pernah punya list nama-nama mereka, kecuali satu dua orang saja.

Salah satunya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul : Dia berasal dari suku Khazraj dan awalnya digadang-gadang untuk menjadi pemimpin di Madinah, sebelum kedatangan Nabi SAW. Pura-pura masuk Islam setelah kemenangan Rasulullah SAW dan para shahabat di Perang Badar pada tahun kedua hijriyah. 

Namun selain tokoh yang satu ini, kita sama sekali tidak menemukan deratan nama-nama mereka, entah itu di dalam Al-Quran atau pun di dalam hadits-hadits nabawi. Maka kalau kita membaca Al-Quran dan mengkhususkan diri pada ayat-ayat yang terkait dengan kemunafikan, kita memang telah diperlihatan sikap dan perilaku mereka, namun siapa sajakah tokoh-tokoh dalam lakon kemunafikan itu, justru kitab-kitab tafsir banyak yang juga tidak memuat nama-nama mereka. 

2. Munafik Amal

Mereka ini pada dasarnya beriman dan memeluk agama Islam. Hanya saja sebagaimana manusia pada umumnya, kadan ada saja beberapa amal dan perbuatan mereka yang kurang terpuji. Misalnya bila berbicara kadang suka tercampur dengan dusta, atau bila berjanji kadang suka tidak tepat alias mangkir. Kadang kala bila diberi amanah atau kepercayaan, kurang bertanggung-jawab dan sedikit rada berkhianat. 

Perbuatan semacam ini jelas tidak terpuji dan tidak layak bila dilakukan oleh mereka yang beragama Islam. Nabi SAW tegas sekali melarang perbuatan-perbuatan macam itu, sehingga kita mengenal hadits beliau berikut ini :

آيَةُ المُنافِقِ ثَلاَثٌ: إذا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذا وعَدَ أخْلَفَ، وإذا اؤْتُمِنَ خانَ

Ciri-ciri orang munafik itu ada tiga : Apabila berkata dia berdusta, apabila berjanji dia mangkir dan apabila diberi amanah dia berkhianat. (HR. Bukhari)

أرْبَعٌ مَن كُنَّ فِيهِ كانَ مُنافِقًا خالِصًا، ومَن كانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنهُنَّ كانَتْ فِيهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفاقِ حَتّى يَدَعَها: إذا اؤْتُمِنَ خانَ، وإذا حَدَّثَ كَذَبَ، وإذا عاهَدَ غَدَرَ، وإذا خاصَمَ فَجَرَ

Ada 4 perkara dimana siapa saja yang pada dirinya terdapat perkara itu, jadilah dia munafik yang murni, namun bila hanya terdapat salah satunya, maka dia terpapar ciri-ciri munafik hingga dia meninggalkan (perkara itu) : Apabila dipercaya dia berkhianat, apabila berkata dia berdusta, bila berjanji dia ingkari dan bila berseteru dia culas. (HR. Bukhari)

Al-Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa banyak sekali orang-orang Islam yang beriman dan membenarkan kenabian Muhammad yang sulit terhindar dari perbuatan-perbuatan di atas. 

Oleh karena itu kalau pun dikatakan mereka itu terpapar berciri munafik, sebenarnya bukan munafik dalam arti perbuatan mereka itu menggugurkan keislaman. Tapi babnya hanya sekedar diserupakan saja. Kalau melakukan perbuatan seperti itu, hat-hati jangan sampai jadi mirip dengan orang munafik. [1]

Apa yang dikutip oleh dari perkataan An-Nawawi kemudian dibenarkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani, sehingga beliau menyebutkan dua jenis nifak, yaitu nifak kafir dan nifak amal. 

والنِّفاقُ لُغَةً مُخالَفَةُ الباطِنِ لِلظّاهِرِ فَإنْ كانَ فِي اعْتِقادِ الإيمانِ فَهُوَ نِفاقُ الكُفْرِ وإلّا فَهُوَ نِفاقُ العَمَلِ 

Nifak itu secara bahasa adalah berebedanya antara batin dan zhahir. Bila nifak ini terdapat dalam masalah i'tiqad keimanan, maka disebut nifak kafir, sedangkan bila tidak sampai urusan itiqad keimanan, maka disebut dengan nifak amal. [2]

Sehingga demi untuk menghindari perbuatan itu, seringkali dinasehati dan diingatkan agar jangan melakukannya, sebab kalau tidak segera berhenti dari perbuatan tidak terpuji itu, dikhawatirkan perilaku tidak terpuji ini ada kemiripan dan kesamaan dengan apa yang dilakukan oleh orang munafik yang asli (munafik aqidah). 

Status mereka tentu saja tetap sebagai orang beriman. Dan jelas sekali ketika Al-Quran berbicara banyak tentang ulah orang-orang munafik, tentu maksudnya bukan mereka yang munafik secara amali ini. 

Mengingat bahwa mereka yang terpapar dengan kemunafikan secara amali ini tetap meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, percaya pada 6 rukun iman dan 5 rukun Islam serta menjalankan semua kewajiban agama, secara murni, sadar dan konsekuen. 

Tapi siapa sih dari kita yang bisa secara 100% terhindar dari dusta, khianat atau pun khianat? Siapa diantara kita yang steril dari sikap culas ketika berseteru? Tidak ada orang Islam di dunia ini yang secara mulus selamat dari sikap-sikap tidak terpuji itu. 

Selama kita manusia yang lemah dan punya batas kesabaran, bahkan juga dibekali dengan hawa nafsu hewani, maka hal-hal kecil sedemikian itu tidak lah menggugurkan keimanan kita. 

Status kita tetap muslim asli dan bukan orang yang kafir atau keluar dari agama Islam. Maka ayat-ayat Al-Quran yang bicara tentang berbagai macam ulah orang munafik tidak layak disematkan kepada kita yang muslim. Jangan sampai ayat-ayat Al-Quran diperalat atau dijadikan bubuk mesiu agar sesama umat Islam saling tuduh munafik. 

[1] Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, jilid 1 hal. 89-90

[2] Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari, jilid 1 hal. 89

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi