Langsung ke konten utama

Mengapa Muadzin Tutup Telinga saat Kumandangkan Adzan?

Ilustrasi Muadzin


Forum Muslim - Muadzin adalah orang yang menyerukan adzan. Definisi ini singkat namun cukup dapat dimengerti oleh kebanyakan orang terutama kaum Muslimin. Dalam menunaikan tugasnya seorang muadzin dituntut untuk berseru dengan volume suara yang tinggi. Tujuannya adalah agar seruan adzannya dapat menjangkau tempat yang sejauh-jauhnya dan dapat didengar oleh orang sebanyak-banyaknya bahkan dapat dikenali oleh orang yang telinganya terkendala akibat ketulian.

Untuk itu ada kiat tertentu agar tujuan tersebut dapat tercapai, yakni seorang muadzin hendaknya menutup kedua telinganya dengan kedua jari telunjuknya. Cara ini sebagaimana dicontohkan oleh Sahabat Bilal bin Rabah radliallahu 'anh setiap kali mengumandangkan adzan di depan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebagaimana terekam dalam sebuah hadits yang disampaikan dari Abi Juhaifah sebagai berikut:

رأيت بلال يؤذن ويدور ويتبع فاه هاهنا وهاهنا وإصبعاه في أذنيه

Artinya: "Aku melihat Bilal mengumandangkan adzan dan ia memutarkan dan mengikutkan mulutnya ke kesana-kemari, sedangkan kedua jarinya berada di kedua telinganya" (HR at-Tirmidzi). 

Seruan adzan agar dapat menjangkau tempat yang sejauh-jauhnya dalam arti seluas-luasnya dan dapat didengar oleh orang sebanyak-banyaknya seorang muadzin hendaknya menutup kedua telinganya dengan kedua jari telunjuk dan memutarkan atau menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri agar suaranya tidak mengarah ke satu arah lurus ke depan tetapi juga ke samping kanan dan kiri. 

Besarnya sudut putaran secukupnya saja supaya muadzin tetap dalam posisi menghadap kiblat di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, yang hukumnya sunnah. Ketika lafal adzan sampai pada حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ muadzin hendaknya memutarkan kepalanya ke kanan yang tentu saja diikuti mulutnya sehingga suara mengarah ke sisi kanan dari tempat ia mengumandangkan adzan. 

Lalu ketika lafal adzan sampai pada حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ ia hendaknya memutarkan kepalanya ke kiri yang tentu saja diikuti mulutnya sehingga suara mengarah ke sisi kiri. Dengan begitu arah suaranya lebih merata yang memungkinkan didengar oleh orang sebanyak-banyak karena dapat menjangkau tempat seluas-luasnya. 

Keterangan tersebut sejalan dengan penjelasan Syekh Nawawi Banten (nama lengkap Muhammad bin Umar Nawawi al-Jawi) sebagai berikut: 

وجعل مسبحتيه أي أنملتهما بصماخيه لأنه أجمع للصوت ويعرف به الأذان لصمم أو بعد 

Artinya: "Dan hendaknya muadzin meletakkan kedua jari telunjuknya pada kedua lubang telinganya. Karena hal itu lebih mengumpulkan suara dan juga dapat dikenali oleh orang tuli atau orang yang berada di kejauhan." (lihat Nihayatu al-Zain fi Irsyadi al-Mubtadiin, Dar al-Kutub al-'Ilmiyyah: Beirut, Cetakan I, tahun 2002, hal. 95). 

Jadi, tujuan muadzin menutup kedua telinga dengan kedua jari telunjuknya adalah agar seluruh suaranya terkonsentrasi dan keluar dari mulut saja dan tidak ada yang keluar dari telinga karena mulut dan telinga sesungguhnya terhubung satu sama lain. Dengan demikian suaranya dapat menjangkau tempat yang seluas-luasnya dan dapat didengar oleh orang sebanyak-banyaknya. 

Cara mengumandangkan adzan seperti disebutkan di atas tetap berlaku hingga sekarang dan seterusnya. Hukumnya tetap sunnah meskipun manusia telah mampu menciptakan sarana teknologi berupa loud speaker untuk memperbesar volume suara tanpa harus menutup telinga dengan kedua jari telunjuk sebagaimana dipraktikkan Sahabat Bilal bin Rabbah pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Bahkan tanpa memutar kepala pun, suara adzan bisa terdengar merata ke segala arah, termasuk ke timur, dengan mengoperasikan beberapa alat seperti "Horn TOA Speaker" yang diarahkan ke segala penjuru. 

Gus Baha dalam sebuah tayangan videonya di YouTube mengatakan hukum tidak berubah hanya karena adanya perkembangan ilmu (dan teknologi – pen). Artinya kemajuan ilmu dan teknologi tidak mengubah ketentuan-ketentuan hukum yang sudah berlaku sejak zaman Rasulullah. Tetapi jika ilmu dan teknologi itu bisa mendukung hukum, maka pemanfaatannya diperbolehkan sebagaimana alat loud speaker digunakan untuk mengumandangkan adzan, dan ilmu falak serta teleskop rukyat untuk melihat hilal baru.

Dengan suaranya yang keras dan dapat didengar oleh banyak orang tersebut, seorang muadzin di akhirat akan menjadi orang sangat menonjol. Rasulullah mengatakan leher para muadzin paling panjang sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Mu'awiyah radhialahu a'nhu sebagai berikut:

 المؤذنون أطول الناس أعناقا يوم القيامة 

Artinya: "Muadzin adalah orang yang paling panjang lehernya di hari Kiamat." (HR Muslim)


Dalam Syarah Muslim, Imam Nawawi (nama lengkap Abu Zakaria Muhyuddin bin Syaraf an-Nawawi ad-Dimasyqi) menjelaskan maksud frase أطول الناس أعناقا (paling panjang lehernya) dalam hadits di atas sebagai berikut:

معناه أكثر الناس تشوفاً إلى رحمة الله تعالى؛ لأن المتشوف يطيل عنقه إلى ما يتطلع إليه، فمعناه كثيرة ما يرونه من الثواب

Artinya: "Maknanya adalah orang yang paling banyak melongok (mengharap) kepada rahmat Allah ta'ala karena sesungguhnya orang yang melongok (mutasyawwif) akan memanjangkan lehernya terhadap apa yang ia ketahui. Maksudnya, seorang muadzin akan menjadi sosok yang menonjol di akhirat karena banyaknya pahala yang diterimanya dari Allah subhanahu wata'ala" (lihat Shahih Muslim bi Syarhi an-Nawawi, Muassisah al-Qurthubah, 1994, Juz 4, Cetakan 2, hal. 121-122).

Demikianlah alasan mengapa muadzin menggunakan kedua jari telunjuknya untuk menutup telinganya hingga suaranya terdengar keras dan menyebar. Penggunaan pengeras suara sangat mendukung upaya tersebut dan memungkinkan banyak orang dapat mendengarnya, lalu berduyun-duyun datang ke masjid atau mushala untuk menyembah Allah melaksanakan shalat fardu sehari lima kali. 

Maka bisa dimengerti kelak di akhirat seorang muadzin akan menjadi sosok yang menonjol karena besar jasa-jasanya sewaktu di dunia, yakni memberitahukan kepada kaum Muslimin bahwa waktu shalat telah tiba sekaligus berseru agar mereka segera melaksanakannya di masjid, di mushala atau di manapun yang memungkinkan. 

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.  (NU Online)

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Panduan Puasa Ramadhan menurut Ayat Qur’an dan Hadits

Kewajiban berpuasa dalam Al Qur’an “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa” [Al Baqarah:183] Pada bulan Ramadhan, setiap Muslim wajib berpuasa kecuali orang yang sakit, dalam perjalanan, haidh, atau pun belum balligh: “Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kep