إِنَّمَا حَجَبَ اْلحَقَّ عَنْكَ شِدَّةَُ قُرْبِهِ مِنْكَ.
“ Sesungguhnya yang menghijab (menghalangi) engkau daripada melihat الله, itu karena sangat dekatnya الله kepadamu."
Bisa dimaklumi, bahwa panca indera manusia itu sangatlah terbatas, contohnya mata untuk bisa melihat, haruslah tepat pada ukurannya, terlalu jauh tidak akan kelihatan begitu juga terlalu dekat, juga tidak akan kelihatan. Seperti kalau kita baca tulisan yang kita dekatkan dan menempel pada mata tentu tidak akan bisa terbaca.
Begitu juga الله, kita tidak bisa melihat الله, karena terlalu dekatnya الله, الله meliputi kita dengan cara yang sangat sempurna.
الله berfirman : “Dan Aku lebih dekat (kepada mayyit) dari pada kamu semua, akan tetapi kamu semua tidak tahu”
Hikmah ini tidak bisa difahami dengan sempurna kecuali orang-orang yang mata hatinya sudah terbuka terang, yang bisa melihat pendhohiran الله pada makhluknya.
إنَّمَا احْتَجَبَ لِشِدَّة ِظُهُرِهِ وَخَفِيَ عَنِ الاَبْصَارِ لِعَظِيمِ نُورِهِ
“ sesungguhnya terhijabnya الله dari penglihatanmu itu karena sangat jelas dan terangNya, dan samarnya الله dari penglihatanmu itu karena terlu besarnya sinar dan cahaya nurNya."
Sebagaimana keterangan hikmah sebelumnya, tentang keterbatasan/kelemahan panca indera manusia yang tidak bisa melihat karena terlalu dekat, begitu juga tidak akan bisa melihat terlalu terang. Pada hakikatnya semua benda itu bisa terlihat karena adanya cahaya/ nur, tanpa cahaya takkan bisa terlihat, begitu juga terlalu terangnya cahaya, matapun tidak akan kuat melihat karena terlalu sialau. Seperti contoh matahari, yang cahayanya paling terang dari cahay yang lain yang bisa dilihat mata, sebab dari kuatnya sinar mata hari, mata kita tidak mampu menembus/ melihat dzatnya matahari itu sendiri, sehingga kita bisa tahu matahari hanya lewat sinarnya saja, dan mata tidak kuat/ bisa melihat hakikatnya matahari itu. Artinya: matahari itu tidak terhijab oleh dzatnya sendiri tapi cahayanyalah yang menghijab matahari itu.
Begitu juga الله, itu tidak terhijab oleh dzatNya, tapi terhijab oleh makhluknya, sebab terlalu jelas, terang dan besar NurNya.
Jadi yang menghijab sesuatu itu bukan dzatnya, tapi kelemahan kita yang menjadikan hijab itu sendiri.
Jadi hakikat/ dzat itu tidak akan bisa dicapai dengan panca indera, tapi bisa dicapai dengan matahati yang terang.
Maka apabila engkau melihat dengan mata hatimu, tidak akan menemukan sesuatu yang terlukis pada benda-benda (makhluk) itu selain dari padaNya.
Sumber : https://telegram.me/kitabhikam
Komentar
Posting Komentar