غيّبْ نَظَرَالخلقِ اِليْكَ بِنَظَرِاللهِ اِليْكَ، وَغِبْ عَنْ اِقْبالهِمْ عَلَيْكَ بِشُهودِ اِقْبالِهِ عَلَيْكَ
“ Hilangkan pandangan makhluk kepadamu, karena puas dengan penglihatan الله kepadamu, dan hilangkan perhatian (menghadapnya) makhluk kepadamu, karena yakin bahwa الله menghadapimu."
Sebagai murid jangan terpengruh dengan penglihatan , perhatian dan pujian orang lain, karena الله selalu melihat dan memperhatikan kamu. Sebagai gambaran: sebagai seorang murid ketika kita dilihat dan diawasi oleh guru kita, tentu kita lupa dan tidak memperhatikan kalau kita sedang dilihat dan diawasi oleh orang lain. Begitu juga ketika guru kita berada dihadapan kita, tentu kita tidak akan memperdulikan orang lain yang menghadap kita. Apalagi yang melihat, mengawasi dan menghadapi kita itu الله, tentunya semua makhluk tidak ada artinya.
Syeih Sahl bin Abdulloh At-Tustary berkata kepada kawan-kawannya: Seseorang tidak akan dapat mencapai hakikat kewalian sehingga menghilangkan pandangan orang dari fikirannya, sehingga tidak melihat apa-apa didunia ini, yang ada hanya ia dan Tuhan yang menciptakannya, sebab tidak ada seorangpun (makhluk) yang dapat menguntungkan tau merugikannya, dan menghilangkan perasaan diri dan hawa nafsunya sehingga tidak menghiraukan orang, dan tidak segan atau takut kepada mereka, apa saja yang akan terjadi.
Syei Al-Harits Al-Muhasiby رضي الله عنه Ketika ditanya tentang tanda orang yang ikhlas, yaitu: yang tidak menghiraukan dinilai apa saja oleh sesama manusia, asalkan ia sudah benar hubungannya dengan الله dan tidak ada orang yang mengetahui walau sekecil debu dari amal kebaikannya, dan tidak takut jika ada orang yang mengetahui perbuatannya yang tidak baik. Sebab jika ia takut diketahui kejelekannya, berarti ia ingin dipuji atau besar dalam pandangan orang, dan itu tidak termasuk kelakuan atau akhlak orang yang benar-benar ikhlas.
Sumber : https://telegram.me/kitabhikam
Komentar
Posting Komentar