Langsung ke konten utama

Posisi NU Dan Keseimbangan Sosial-Politik

Nadirsyah Hosen


Oleh : Nadirsyah Hosen

Senar gitar itu kalau terlalu kencang akan mudah putus. Tetapi kalau terlalu kendor, suaranya akan sumbang. Maka, diperlukan sikap yang moderat, plus bacaan yang mumpuni atas konteks sosial politik yang dinamis. Itulah posisi yang selalu diambil Nahdlatul Ulama (NU) sepanjang sejarahnya.

Pemilihan presiden telah menyisakan ruang di mana politik identitas bisa berekspresi atas nama "reformasi" atau "transformasi". Dalam menghadapi isu ini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) harus rela "tidak populer" di masyarakat, atau bahkan warga Nahdliyin sendiri. PBNU merasa penting untuk melakukan langkah zigzag model dakwah, agar suasana kebatinan masyarakat yang menginginkan persatuan tetap terjaga. Inilah cara PBNU menjaga Indonesia. 

Ekspresi dan perwujudan sikap moderat NU tidak berarti harus selalu sama dan tetap, namun bisa dengan lentur menghadapi perubahan zaman. Dijaga dengan pergumulan para kiai akan kaidah fikih, dibarengi interaksi yang intens dan terus menerus dengan masyarakat, membuat pilihan sikap NU sering gagal dipahami para pengamat.

Ambil contoh perkembangan sosial politik pasca pengumuman kabinet. Benar bahwa tidak satu pun representasi PBNU yang dimasukkan dalam kabinet. Nama-nama yang diminta dari PBNU oleh Presiden Joko Widodo sama sekali tidak digubris. Bahkan KH Ma'ruf Amin, selaku Wakil Presiden, tidak dimintai pandangan dalam penyusunan kabinet.

Secara halus, saat penyusunan dan pemanggilan calon menteri, beliau malah diminta Presiden pergi ke Jepang—sesuatu yang sebenarnya bisa diwakilkan oleh pejabat negara lainnya.

Pemanggilan para calon menteri, tanpa kehadiran Wakil Presiden, mempertontonkan secara nyata ke depan publik fatsun politik yang telah dilanggar. Seolah ini adalah Kabinet Jokowi, bukan Kabinet Jokowi-Ma'ruf.

Ketika posisi Menteri Agama diberikan kepada selain NU, ternyata juga tidak ada penjelasan maupun komunikasi kepada para kiai NU yang sudah habis-habisan mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam pilpres. Kontribusi mereka sama sekali tidak direken oleh Jokowi dan elite politik di sekitar beliau.

Para kiai terkejut dan tidak menyangka Jokowi bisa setega itu. Dalam pertemuan terbatas bersama 9 Kiai Khos Jawa Timur, Kiai Ma'ruf Amin tidak dapat memberi penjelasan yang meyakinkan akan sikap politik Jokowi seperti di atas—mungkin karena beliau pun heran dengan manuver Jokowi yang serasa "habis manis sepah dibuang".

Selama ini para kiai bukan saja habis-habisan mendukung pasangan 01 di pilpres, tapi juga terus menjaga NKRI dari paham radikal. Maka, sudah sepatutnya Presiden berkonsultasi dengan para kiai, bukan malah, by design, membuat para kiai merasa seperti mendorong mobil mogok, yang setelah mesinnya hidup, mobil segera berlalu tanpa salam, apalagi mengajak turut serta.

Tapi, benarkah Kiai NU mutung atau ngambek? Tidak. Para kiai selalu mengambil posisi "tidak terlalu bergembira atas apa yang diraih, dan tidak terlalu sedih atas apa yang lepas." Inilah sikap zuhud keagamaan yang juga terwujud dalam politik. Yang dipikirkan oleh para kiai sebenarnya, paling tidak, ada dua hal utama.

Pertama, selama ini pemerintah terkesan membiarkan gerakan radikal, itulah sebabnya para kiai NU, termasuk kepanjangan tangan mereka seperti Gerakan Pemuda Ansor, hadir di depan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketika negara sudah menyatakan hadir untuk melawan gerakan radikal, maka Banser kembali ke kandang, akademisi NU kembali ke kampus, dan para kiai kembali fokus ke pesantren. NU memberi kesempatan untuk pemerintah berdiri di depan melawan gerakan radikal.

Kedua, PBNU kembali fokus kepada urusan pemberdayaan umat, termasuk di dalamnya menyeimbangkan kekuatan gerakan sosial politik di luar pemerintahan. Dalam demokrasi keseimbangan ini penting.

Ibarat kata, jikalau ada badai menerpa kapal, di saat para penumpang berlari semua ke arah depan, maka agar kapal tidak oleng, PBNU malah berlari ke arah belakang demi menjaga keseimbangan.

Menolak mafsadah (kejelekan) lebih diutamakan ketimbang mengambil keuntungan. Begitu kaidah fikih menginspirasi PBNU. Di saat kursi kekuasaan dibagi begitu saja, hingga lawan politik seperti Prabowo diberi posisi terhormat, PBNU mengambil posisi menolak efek negatif pemerintahan tanpa keseimbangan pendapat. Dominasi kekuasaan yang berlebihan tidak baik untuk demokrasi.

Jika ada dua pilihan yang buruk, ambil yang paling kecil keburukannya. Ketika Front Pembela Islam (FPI) yang selama ini menyalurkan aspirasi politiknya ke Prabowo, tiba-tiba ditinggal oleh Prabowo yang masuk kabinet, PBNU mengambil risiko yang paling kecil keburukannya, dengan mengulurkan salam persahabatan kepada Habib Rizieq Shihab, imam besar FPI, untuk sama-sama kembali fokus mengurusi umat.

Keburukan yang lebih besar yang tengah diantisipasi itu adalah ketika aspirasi kelompok 212, yang ditinggal Prabowo, menjadi bola liar yang bisa merugikan umat dan bangsa. PBNU memilih bahaya yang lebih ringan. Bagaimanapun FPI adalah saudara kita semua.

Kalau Presiden Jokowi saja bisa merangkul Pak Prabowo dalam kabinet, tentu tidak masalah kalau PBNU juga bisa menerima FPI. Sesama anak bangsa hidup rukun itu hal yang baik-baik saja.

Namun, sikap NU tetap kukuh soal penghormatan terhadap negara hukum. Menolak ideologi khilafah atau komunis yang hendak mengganti Pancasila, serta menolak ujaran kebencian dan berita hoks. Pernah KH Hasyim Muzadi (Allah yarham) suatu saat dawuh: "kalau terlalu jauh dengan pemerintah, sulit untuk amar ma'ruf. Terlalu dekat, sulit untuk nahi munkar."

Berbagai sikap PBNU belakangan ini seolah mengajak kita memandang Kiai Ma'ruf Amin dan Prabowo yang berada di dalam pemerintah untuk amar ma'ruf. Sementara, dengan kacamata yang sama, kita bisa memandang PBNU (dan FPI serta LSM misalnya) yang di luar pemerintah untuk menjalankan nahi munkar. Semuanya elok dan baik-baik saja.

Keseimbangan sosial politik menjadi tercipta. Misalnya ketimpangan sosial, korupsi, ketidakadilan hukum, dan lemahnya literasi menjadi persoalan kita bersama, yang membutuhkan kerjasama semua elemen anak bangsa.

Tapi, apakah NU akan meninggalkan posisinya menjaga NKRI? Kaidah lain mengatakan "sesuatu yang tidak bisa diambil semuanya, jangan ditinggalkan seluruhnya". PBNU tidak meninggalkan perjuangan menjaga NKRI, namun arah perjuangannya kembali ke basic, yaitu memberdayakan umat di tengah musim pancaroba politik. Ingat ya, kita harus memberdayakan, bukan memperdayakan. Soalnya, gara-gara hanya beda satu huruf, tapi efeknya bisa panjang, lho! (FM)

Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )