Langsung ke konten utama

Kewalian dan Gus Durian



Oleh: Mohamad Sobary

 

Inikah yang disebut impian menjadi kenyataan? Di masa hidupnya, Gus Dur sudah disebut wali oleh sementara kalangan kaum nahdliyin.

 

Tapi yang disebut "sementara" ini jumlahnya berjuta-juta orang dan yang berjuta-juta ini pengaruh sosial-politiknya tidak kecil. Kita tahu media nasional sangat terpengaruh. Ini boleh jadi karena mereka percaya Gus Dur memang wali sehingga media menyiarkannya bukan sekadar di kalangan kaum nahdliyin, melainkan di seluruh Indonesia. Media nasional "menyanyikan" lagu kewalian Gus Dur.

 

Kemudian media daerah mengikutinya. Ada orang-orang media yang mungkin skeptis, bahkan tak percaya Gus Dur wali, tapi mereka menyiarkannya juga karena fenomena kewalian itu jelas "laku" sekali dijual. Ada momen-momen penting pada tahun 1990-an dulu ketika ibaratnya Gus Dur terbatuk-batuk atau dehem-dehem pun menjadi berita penting dan diulas panjang lebar di media.

 

Dalam tiap kali muktamar NU Gus Dur menjadi pusat perhatian seluruh media. Kita ingat beliau disebut news maker. Berita apa pun, kalau Gus Dur sumbernya, dianggap penting. Dalam tiap muktamar itu, ketika Gus Dur berdiri dari kursinya dan sekadar mau ke belakang pun para insan pers yang duduk berkelompok di suatu tempat dengan sigap segera berdiri untuk dahulu-mendahului agar bisa mengajukan suatu pertanyaan penting.

 

Padahal bisa jadi saat itu Gus Dur betulbetul hanya ke belakang dan tak mungkin memberikan suatu wawancara. Gus Dur seorang wali resminya wali Allah diterima luas pula di kalangan media yang bukan komunitas kaum nahdliyin. Apalagi kalau di dalam media itu ada warga kaum nahdliyin yang menjadi wartawan.

 

Otomatis dia atau mereka akan tampil paling gigih untuk tiap kali mengulas dalam berita atau esai mereka tentang kewalian Gus Dur. Meski begitu, banyak di antara kawan-kawan Gus Dur sendiri, terutama dari kalangan Muhammadiyah atau punya tetesan darah Masyumi, sangat tak percaya pada apa yang mereka anggap "tahayul" belaka atau lelucon tak menarik itu. Almarhum Utomo Dananjaya salah satucontohnya.

 

Almarhum Muslim Abdurahman juga menganggapnya lelucon belaka. Lalu Gus Dur pun wafat pada tanggal 30 Desember tahun 2010. Jutaan umat NU, ditambah Muhammadiyah, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, dan komunitaskomunitas lain, tumplekblek di Jombang, mengantarkannya ke tempat pemakaman dan menunjukkan dengan tulus penghormatan terakhir mereka kepada beliau.

 

Pada saat itulah secara mengejutkan kedudukan beliau sebagai wali ke-10 dikukuhkan. Tentu saja tak seorang pun menjadi panitia pengukuhan itu. Kita hanya tahu mobil demi mobil, beribu-ribu banyaknya, ditempeli tulisan Gus Dur wali ke-10. Kita tidak tahu psikologi kaum nahdliyin.

 

Kita belum tahu bagaimana sebetulnya penghormatan kaum nahdliyin kepada Gus Dur. Dan pada hari pemakaman beliau itulah kita tahu betapa tulus sikap hormat mereka kepada beliau. Saya sendiri, di tengah kerumunan itu, merasa ada kejutan besar yang mengguncang jiwa; menjadi sebuah kesimpulan bahwa Gus Dur yang sudah dimahkotai kewalian di masa hidupnya kini mahkotanya itu dikukuhkan dengan resepsi besar-besaran di saat kematiannya.

 

Dengan merinding saya menafsirkan, tampaknya kewaliannya bukan lelucon, melainkan anugerah "duniaakhirat" yang tak perlu dipertanyakan, tak perlu diragukan. Di masa duka itu, tak mungkin ada rekayasa. Siapa orangnya yang siap dengan sebuah rekayasa untuk sebuah kematian yang datang mendadak. Siapa yang, diantaraorang-orang yang hidup dalam dunia rohani itu, siap membuat kebohongan dalam masa duka mendalam seperti itu?

 

Tak ada komando mewalikan Gus Dur. Jika hal itu ada, tampaknya dari langit datangnya. Pada hari itu, kewalian duniawinya dikukuhkan menjadi kewalian dunia-akhirat. Kita dibuat mengerti, beliau bukan sekadar pahlawan nasional. Kepahlawanan bukan apa-apa dibandingkan dengan kewalian. Ada wartawan sebuah televisi yang begitu mentah pendapatnya ketika siarannya membahas isu politik bahwa Gus Dur diusulkan menjadi pahlawan nasional.

 

Dia membandingkan Gus Dur dengan Pak Harto. Dia bilang Pak Harto belum dijadikan pahlawan, padahal berjasa, sedangkan Gus Dur, yang dilengserkan, malah dicalonkan sebagai pahlawan. Dia sama sekali tak tahu persoalan. Gus Dur dicalonkan sebagai pahlawan nasional atas kapasitas pribadinya dan tidak ada hubungan dengan kepresidenan. Sebagai pribadi Gus Dur sangat besar.

 

Orang bilang Gus Dur itu larger than life. Jadi, kalau toh beliau dijadikan pahlawan nasional, apa gunanya kepahlawanan dibandingkan, sekali lagi, kewalian tadi? Dawam Rahardjo, yang hampir tak pernah akur dengan Gus Dur, pada akhirnya, entah mengapa, percaya betul Gus Dur itu wali.

 

Mungkin beliau melihat dengan hati, sedangkan dua teman yang disebut di atas menganggap kewalian Gus Dur sebagai lelucon, mungkin, lebih karena mereka melihatnya dengan pikiran rasional. Tapi pengakuan atau penolakan sementara kalangan kelihatannya tak begitu penting dibandingkan gegap gempitanya penerimaan komunitas kaum nahdliyin yang begitu besar.

 

Selebihnya, saya kira bangsa kita memang membutuhkan sekali sesuatu yang dapat dijadikan sejenis "pujaan" hati seperti kewalian tadi. Fenomena ziarah kubur ke makam wali-wali membuktikan itu. "Menggilanya" kunjungan ke makan Gus Dur, yang hingga kini tetap membanjir, jelas membuktikan bahwa bangsa kita ini haus akan rohani.

 

Ini untuk menenteramkan hati yang dirusak oleh ekonomi kapitalistik yang serakah dan kejam, dan oleh politik, dengan segenap watak korup di kalangan pejabat partai maupun birokrasi yang membuat hancur kepercayaan kita atas apa yang mulia, agung, dan luhur di dalam hidup ini. Ketika masih hidup, Gus Dur mengobati jiwa masyarakat dengan berbagai sikap dan pandangan politik yang mengayomi.

 

Sesudah wafat, beliau masih juga tampil dengan kewaliannya dan menyiram kehausan maupun kekeringan rohani bangsa kita. Saya kira ini penting menjadi perhatian kaum muda yang tergabung di dalam "Gus Durian". Mereka pengagum dan pengikut Gus Dur yang setia, bukan dengan kesetiaan buta, bukan dengan sikap taklid, tapi dengan rasio yang sehat wal-afiat. Tiap saat mereka berkumpul dan mengingat kembali kemuliaan Gus Dur.

 

Di Wisma Makara, Depok, belum lama ini mereka menyelenggarakan simposium. Apa yang penting di sana? Dalam forum kebudayaan, saya usulkan agar Gus Dur tidak dijadikan mitos. Dipuji baik sekali. Tapi dipuja apalagi dipujapuja buruknya bukan main. Jadi jangan lakukan itu.

 

Sebaliknya, gagasan bahwa Islam merupakan rahmat bagi semesta alam hendaknya dirumuskan sebagai suatu teori dan pemikiran kebudayaan, yang akan mengukuhkan gagasan itu pada tingkat tindakan-tindakan, bukan berhenti sebagai hafalan teologis yang bertakhta di alam kesadaran yang tak tersentuh. Kaum muda Gus Durian banyak yang hebat dan memiliki kapasitas akademik yang tinggi. Niscaya mereka bisa mewujudkan proses teoretisasi tadi.

 

Mungkin hal itu tidak mudah, tapi itu jawaban yang kita butuhkan sekaligus untuk menghindarkan diri dari pemitosan kewalian Gus Dur. Kita tahu, menjadi wali mungkin beliau senang. Tapi menjadi dongeng dalam mitologi bagi dirinya sendiri mungkin tidak? [FM]

 

KORAN SINDO,  05 Januari 2015

Mohamad Sobary   Esais, Anggota Pengurus Masyarakat Bangga Produk Indonesia, untuk Advokasi, Mediasi, dan Promosi


Artikel Terkait

Komentar

Artikel Populer

Prahara Aleppo

French Foreign Minister Bernard Kouchner takes off a Jewish skull-cap, or Kippa, at the end of a visit to the Yad Vashem Holocaust Memorial in Jerusalem, Tuesday, Sept. 11, 2007. Kouchner is on an official visit to Israel and the Palestinian Territories. (AP Photo/Kevin Frayer) Eskalasi konflik di Aleppo beberapa hari terakhir diwarnai propaganda anti-rezim Suriah yang sangat masif, baik oleh media Barat, maupun oleh media-media “jihad” di Indonesia. Dan inilah mengapa kita (orang Indonesia) harus peduli: karena para propagandis Wahabi/takfiri seperti biasa, mengangkat isu “Syiah membantai Sunni” (lalu menyamakan saudara-saudara Syiah dengan PKI, karena itu harus dihancurkan, lalu diakhiri dengan “silahkan kirim sumbangan dana ke no rekening berikut ini”). Perilaku para propagandis perang itu sangat membahayakan kita (mereka berupaya mengimpor konflik Timteng ke Indonesia), dan untuk itulah penting bagi kita untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di Suriah. Tulisan i

Sholawat-Sholawat Pembuka Hijab

Dalam Islam sangat banyak para ulama-ulama sholihin yang bermimpi Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dan mendapatkan petunjuk atau isyarat untuk melakukan atau mengucapkan kalimat-kalimat tertentu (seperti dzikir, sholawat, doa dll ). Bahkan sebagian di antara mereka menerima redaksi sholawat langsung dari Rasulullah dengan ditalqin kata demi kata oleh Beliau saw. Maka jadilah sebuah susunan dzikir atau sholawat yg memiliki fadhilah/asror yg tak terhingga.  Dalam berbagai riwayat hadits dikatakan bahwa siapa pun yang bermimpi Nabi saw maka mimpi itu adalah sebuah kebenaran/kenyataan, dan sosok dalam mimpinya tersebut adalah benar-benar Nabi Muhammad saw. Karena setan tidak diizinkan oleh Alloh untuk menyerupai Nabi Muhammad saw. Beliau juga bersabda, "Barangsiapa yg melihatku dalam mimpi maka ia pasti melihatku dalam keadaan terjaga" ----------------------------- 1. SHOLAWAT JIBRIL ------------------------------ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰى مُحَمَّدٍ SHOLLALLOOH 'ALAA MUHAMMA

Amalan Pada Malam Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha

Nabi Muhammad ﷺ bersabda: عن عبادة بن الصامت رضي الله عنه أن رسول ﷺ قال: “من أحيا ليلة الفطر وليلة الأضحى لم يمت قلبه يوم تموت القلوب” رواه الطبراني في الكبير والأوسط. Dari Ubadah Ibn Shomit r.a. Sungguh Rosulullah ﷺ bersabda: "Barangsiapa menghidupkan malam Idul Fitri dan malam Idul Adlha, hatinya tidak akan mati, di hari matinya hati." ( HR.Thobaroni ) عن أبي أمامه رضي الله عنه عن النبي ﷺ قال : “من قام ليلتي العيدين محتسباً لم يمت قلبه يوم تموت القلوب”. وفي رواية “من أحيا” رواه ابن ماجه Dari Abi Umamah r.a, dari Nabi ﷺ, bersabda: Barangsiapa beribadah di dua malam Hari Raya dengan hanya mengharap ALLAH, maka hatinya tidak akan mati pada hari matinya hati. ( HR. Ibnu Majah ) Bagaimana cara menghidupkan dua Hari Raya itu? Telah disebutkan oleh Syaikh Abdul Hamid Al Qudsi, dengan mengamalkan beberapa amalan: 1. Syaikh Al Hafni berkata: Ukuran minimal menghidupkan malam bisa dengan Sholat Isya’ berjama’ah dan meniatkan diri untuk jama’ah Sholat Shubuh pada besoknya. Atau mempe

Daun Pepaya Jepang, Aman Untuk Pakan Kambing di @kapurinjing

3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup - Himayah atau Pemimpin Ulama di Tanah Banten

Forum Muslim - Banten merupakan provinsi Seribu Kyai Sejuta Santri. Tak heran jika nama Banten terkenal diseluruh Nusantara bahkan dunia Internasional. Sebab Ulama yang sangat masyhur bernama Syekh Nawawi AlBantani adalah asli kelahiran di Serang - Banten. Provinsi yang dikenal dengan seni debusnya ini disebut sebut memiliki paku atau penjaga yang sangat liar biasa. Berikut akan kami kupas 3 Ulama Paku Banten paling keramat yang masih hidup. 1. Abuya Syar'i Ciomas Banten Selain sebagai kyai terpandang, masyarakat ciomas juga meyakini Abuya Syar'i sebagai himayah atau penopang bumi banten. Ulama yang satu ini sangat jarang dikenali masyarakat Indonesia, bahkan orang banten sendiri masih banyak yang tak mengenalinya. Dikarnakan Beliau memang jarang sekali terlihat publik, kesehariannya hanya berdia di rumah dan menerima tamu yg datang sowan ke rumahnya untuk meminta doa dan barokah dari Beliau. Banyak santri - santrinya yang menyaksikan secara langsung karomah beliau. Beliau jug

ALASAN ALI MENUNDA QISHASH PEMBUNUH UTSMAN

Oleh :  Ahmad Syahrin Thoriq   1. Sebenarnya sebagian besar shahabat yang terlibat konflik dengan Ali khususnya, Zubeir dan Thalhah telah meraih kesepakatan dengannya dan mengetahui bahwa Ali akan menegakkan hukum qishash atas para pemberontak yang telah membunuh Utsman.  Namun akhirnya para shahabat tersebut berselisih pada sikap yang harus diambil selanjutnya. Sebagian besar dari mereka menginginkan agar segera diambil tindakan secepatnya. Sedangkan Ali memilih menunda hingga waktu yang dianggap tepat dan sesuai prosedur. 2. Sebab Ali menunda keputusan untuk menegakkan Qishash adalah karena beberapa pertimbangan, diantaranya : Pertama, para pelaku pembunuh Ustman adalah sekelompok orang dalam jumlah yang besar. Mereka kemudian berlindung di suku masing-masing atau mencari pengaruh agar selamat dari hukuman. Memanggil mereka untuk diadili sangat tidak mungkin. Jalan satu-satunya adalah dengan kekuatan. Dan Ali menilai memerangi mereka dalam kondisi negara sedang tidak stabil sudah pas

KH.MUNFASIR, Padarincang, Serang, Banten

Akhlaq seorang kyai yang takut memakai uang yang belum jelas  Kyai Laduni yang pantang meminta kepada makhluk Pesantren Beliau yang tanpa nama terletak di kaki bukit padarincang. Dulunya beliau seorang dosen IAIN di kota cirebon. Saat mendapatkan hidayah beliau hijrah kembali ke padarincang, beliau menjual seluruh harta bendanya untuk dibelikan sebidang sawah & membangun sepetak gubuk ijuk, dan sisa selebihnya beliau sumbangkan. Beliau pernah bercerita disaat krisis moneter, dimana keadaan sangatlah paceklik. Sampai sampai pada saat itu, -katanya- untuk makan satu biji telor saja harus dibagi 7. Pernah tiba tiba datanglah seseorang meminta doa padanya. Saat itu Beliau merasa tidak pantas mendoakan orang tersebut. Tapi orang tersebut tetap memaksa beliau yang pada akhirnya beliaupun mendoakan Alfatihah kepada orang tersebut. Saat berkehendak untuk pamit pulang, orang tersebut memberikan sebuah amplop yang berisi segepok uang. Sebulan kemudian orang tersebut kembali datang untuk memi

Kisah Siti Ummu Ayman RA Meminum Air Kencing Nabi Muhammad SAW

Di kitab Asy Syifa disebutkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW punya pembantu rumah tangga perempuan bernama Siti Ummu Ayman RA. Dia biasanya membantu pekerjaan istri Kanjeng Nabi dan nginap di rumah Kanjeng Nabi. Dia bercerita satu pengalaman uniknya saat jadi pembantu Kanjeng Nabi. Kanjeng Nabi Muhammad itu punya kendi yang berfungsi sebagai pispot yang ditaruh di bawah ranjang. Saat di malam hari yang dingin, lalu ingin buang air kecil, Kanjeng Nabi buang air kecil di situ. Satu saat, kendi pispot tersebut hilang entah ke mana. Maka Kanjeng Nabi menanyakan kemana hilangnya kendi pispot itu pada Ummu Ayman. Ummu Ayman pun bercerita, satu malam, Ummu Ayman tiba-tiba terbangun karena kehausan. Dia mencari wadah air ke sana kemari. Lalu dia nemu satu kendi air di bawah ranjang Kanjeng Nabi SAW yang berisi air. Entah air apa itu, diminumlah isi kendi itu. Pokoknya minum dulu. Ternyata yang diambil adalah kendi pispot Kanjeng Nabi. Dan yang diminum adalah air seni Kanjeng Nabi yang ada dal

Abuya Syar'i Ciomas Banten

''Abuya Syar'i Ciomas(banten)" Abuya Syar'i Adalah Seorang Ulama Yg Sangat Sepuh. Menurut beliau sekarang beliau telah berrusia lebih dari 140 tahun. Sungguh sangat sepuh untuk ukuran manusia pada umumnya. Abuya Sar'i adalah salah satu murid dari syekh. Nawawi al bantani yg masih hidup. Beliau satu angkatan dengan kyai Hasyim asy'ary pendiri Nahdatul ulama. Dan juga beliau adalah pemilik asli dari golok ciomas yg terkenal itu. Beliau adalah ulama yg sangat sederhana dan bersahaja. Tapi walaupun begitu tapi ada saja tamu yg berkunjung ke kediamannya di ciomas banten. Beliau juga di yakini salah satu paku banten zaman sekarang. Beliau adalah kyai yg mempunyai banyak karomah. Salah satunya adalah menginjak usia 140 tahun tapi beliau masih sehat dan kuat fisiknya. Itulah sepenggal kisah dari salah satu ulama banten yg sangat berpengaruh dan juga kharismatik. Semoga beliau senantiasa diberi umur panjang dan sehat selalu Aaamiiin... (FM/ FB )

Mengelola Blog Wordpress dan Blogspot Melalui Ponsel

Di jaman gatget yang serba canggih ini, sekarang dasboard wordpress.com dan blogspot.com semakin mudah dikelola melalui ponsel. Namun pada settingan tertentu memang harus dilakukan melalui komputer seperti untuk mengedit themes atau template. Dan bagi kita yang sudah terbiasa "mobile" atau berada di lapangan maka kita bisa menerbitkan artikel kita ke blog wordpress.com melalui email yang ada di ponsel kita, so kita nggak usah kawatir.